Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Senin, 30 April 2012

Met Pen Kualitatif, 7 Populasi dan Sampel

7 POPULASI DAN SAMPEL

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Dalam penelitian kuantitatif:
Populasi  diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari  dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.
Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya.

Dalam penelitian kualitatif:
Tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku secara sinergis.
Situasi sosial tersebut dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang ngobrol, atau di tempat kerja, di kota, desa atau wilayah suatu Negara.
Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actor) yang ada pada tempat (place) tertentu.
Tetapi sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapo juga bias berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.
Seorang peneliti yang mengamati secara mendalam tentang perkembangan tumbuh-tumbuhan tertentu, kinerja mesin, menelusuri rusaknya alam, adalah merupakan proses penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif:
Tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajian tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajarinya.
Sampel pada penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, bukan disebut sampel statistik.
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena, pengambilan sampel  tidak diambil secara random.
Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut.
Hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial (tempat lain) lain, apabila situasi sosial lain tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti.
     
  Bahan Bacaan:
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 215-216.


Met Pen Kualitatif, 6 Teori Dalam Penelitian Kualitatif


6 TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori.

Dalam penelitian kuantitatif:
Teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk menjelaskan masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian.

Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Teori dalam penelitian kuantitatif  bersifat menguji hipotesis.
Jumlah teori yang digunakan disesuaikan dengan jumlah variable yang diteliti

Dalam penelitian kualitatif:
Karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat  sementara, dan akan berkembang setelah peneliti  memasuki  lapangan atau konteks sosial.

Teori dalam penelitian kualitatif  bersifat menemukan teori.
Jumlah teori yang digunakan bersifat holistic, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan.
Peneliti kualitatif akan lebih professional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrument penelitian yang baik.
Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.

Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori  yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrument dan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi.

Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
Peneliti kualitatif harus bersifat  “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagai mana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana  adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oelh partisipan / sumber data.

Oleh karena itu penelitian kualitatif JAUH LEBIH SULIT dari penelitian kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekan teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrument” yang baik.
Untuk menjadi instrument penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai, budaya, keyakinan, hokum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial  tersebut.

Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti  akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahmi apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang diperoleh.
Peneliti kaulitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca.
Landasan teori yang ditulis dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan

Bahan Bacaan:
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 213-214.

     


Met Pen Kualitatif, 5 Judul Penelitan Kualitatif


5.   JUDUL PENELITIAN KUALITATIF

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, karena maslah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, dan bersifat holistik (mentyeluruh), maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam proposal juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah memasuki lapangan.

Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin diganti.

Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah,berarti peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang diteliti, sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi social yang diteliti (situasi social = obyek yang diteliti.

Judul  penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variable yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori.

Bahan Bacaan:
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 211-212.


Berikut ini contoh judul penelitian kualitatif:

1.       Pengembangan Model Kepemimpinan yang efektif, di Era Otonomi Daerah.
2.       Organisasi Pemerintah yang good governance.
3.       Membangun Etos Kerja yang Kondusif.
4.       Pengembangan Kepemimpinan Kahrismatik berbasis Kinerja Pegawai.
5.       Makna menjadi Pemimpin Demokratis bagi Masyarakat.
6.       Pengembangan Perilaku Y berbasis Etika Organisasi.
7.       Makna Etika dan Filsafat Kepemimpinan bagi Mahasiswa.
8.       Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan yang menarik bagi Mahasiswa Fisip Unitriu Malang.
9.       Strategi  Implementasi   Kepemimpinan Visioner bagi mahasiswa asal ………….?
10.        Model  Kepemimpinan Mahasiswa yang berprestasi.
11.        Kepemimpinan Ab-Normal menurut Mahasiswa.
12.        Mengapa para Pemimpin Nasional gagal mensejahterakan bangsa Indonesia.
13.        Tantangan Orientasi Tugas dan Hubungan oleh Super Leader.
14.        Dst.
  


Met Pen Kualitatif, 4 Fokus Penelitian Kualitatif


4 FOKUS PENELITIAN

Dalam Penelitian Kuantitatif.
Salah satu asumsi tentang gejala penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu bersifat tunggal dan parsial;
Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut penelitian kuantitatif dapat menentukan variable-variabel yang akan diteliti.

Dalam Penelitian Kualitatif.
Gejala itu bersifat holistic (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variable penelitian, tetapi keseluruhan situasi social yang diteliti yang meliputi aspek (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 207

Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel.
Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut focus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi social.
Penentuan fokus dlam proposal lebih didasarkan tingkat kebaharuan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan umum.
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 209.

Spradley dalam Sanapiah Faisal (1998) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan fokus yaitu:
1.       Menetapkan fokus berdasarkan pada permasalahan yang disarankan oleh informan;
2.       Menetapkan fokus berdasasarkan domain-domain tertentu organizing domain;
3.       Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek;
4.       Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada;
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 209.



Met Pen, Kualitatif, 3 Contoh Rumusan Masalah Penelitian Kualitatif


3 CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN KUALITATIF

CONTOH RUMUSAN MASALAH TENTANG SUATU PERISTIWA KEPEMIMPINAN
1.       Apakah peristiwa yang terjadi dalam kepemimpinan demokratis atau setting tertentu ?
(rumusan masalah deskriptif)
2.       Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting (kepemimpinan demokratis)  itu ?
(rumusan masalah deskriptif)
3.       Apakah peristiwa itu dimotivasi oleh reward power (adanya hadiah) tertentu ?
(rumusan masalah assosiatif / hubungan yang kan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian)
4.       Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam kepemimpinan kontigensi atau kepemimpinan situasional ?
(rumusan masalah assosiatif)
5.       Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa yang lain ?
(rumusan masalah komparatif)
6.       Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya ?

CONTOH RUMUSAN TENTANG KEMIMPINAN VISIONER
1.       Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna kepemimpinan visioner ?
(masalah deskriptif)
2.       Bagaimana suasana atau situasi kerja  pada organisasi tersebut ?
(masalah deskriptif)
3.       Apa motif / motivasi (X, Y, Z) orang-orang yang ada pada organisasi tersebut ?
(masalah deskriptif)
4.       Bagaimana model penempatan deskripsi jabatan atau pekerjaan pada organisasi tersebut ?
(masalah deskriptif)
5.       Bagaimana model reward power dan motivasi yang dijalankan dalam organisasi tersebut ?
(masalah assosiatif)
6.       Bagaimana pola exspert power dan kompetensi yang dijalankan pada organisasi tersebut ?
(masalah assosiatif)
7.       Apakah kinerja pelayanan prima organisasi tersebut berbeda dengan organisasi yang lain ? 
(maslah komparatif)


CONTOH RUMUSAN MASLAH TENTANG PARTISIPASI
1.       Bagaimanakah gambaran partisipasi rakyat di situasi social atau setting tertentu ?
(rumusan masalah deskriptif)
2.       Apakah makna partisipasi bagi mereka yang berada dalam situasi sosial tersebut ?
(rumusan masalah deskriptif)
3.       Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mensikapi warganya yang sibuk diluar kota ?
(rumusan masalah deskriptif)
4.       Bagaimana pola terbentuknya  gotong royong ?
(rumusan masalah assosiatif reciprocal)
5.       Apakah pola gotong royong antara satu keluarga dengan keluarga lain berbeda ?
(masalah komparatif)
6.       Adakah pola baru yang menyebabkan partisipasi masyarakat menjadi lebih efektif ?


Bahan Bacaan:
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011.