Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Selasa, 26 Maret 2013

Pemimpin Formal dan Non Formal


Renungan:
1.       Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya Dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri, dan orang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul (QS. Al-Isra’ [17], 15).
2.       Barang siapa mengangkat seseorang berdasarkan kesukuan atau fanatisme, sementara disampingnya adal orang lain yang lebih disukai Allah daripadanya, maka ia telah mengkianati Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman” (HR. Imam Al-Hakim).

 
PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL
Pemimpin Formal:
Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, artinya seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin, atas dasar keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang melekat berkaitan dengan posisinya, seperti:
a.      Memiliki dasar legalitasnya diperoleh dari penunjukkan pihak yang berwenang, artinya memiliki legitimasi;
b.      Harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu;
c.       Mendapat dukungan dari organisasi formal ataupun atasannya;
d.      Memperoleh balas jasa / kompensasi baik materiil atau immaterial tertentu;
e.      Kemungkinan mendapat peluang untuk promosi, kenaikan pangkat / jabatan, dapat dimutasikan, diberhentikan, dal lain-lain;
f.        Mendapatkan reward dan punishment;
g.      Memiliki kekuasaan atau wewenang.

Pemimpin informal
Tokoh  masyarakat, pemuka agama, adat, LSM, guru, bisnis, dll.
Artinya seseorang yang ditunjuk memimpin secara tidak formal, karena memiliki kualitas unggul, di mencapai kedudukan sebagai seorang yang mampu memengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok / komunitas tertentu, seperti:
a.      Sebagian tidak / belum memiliki acuan formal atau legitimasi sebagai pemimpin;
b.      Masa kepemimpinannya sangat tergantung pada pengakuan dari kelompok atau komunitasnya;
c.       Tidak di back up dari organisasi secara formal;
d.      Tidak mendapatkan imbalan / kompensasi;
e.      Tidak mendapat promosi, kenaikan pangkat, mutasi, dan tidak memiliki atasan;
f.        Tidak ada reward dan punishment.
Sumber:
Vethzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Pelilaku Organisasi, Rajawali Pers, 2009, h. 3-4.

Tinjauan Teoritis Kepemimpinan


Tinjauan Teoritis Tentang Kepemimpinan Pendekatan Perspektif Islam  

Untuk memahami dasar konseptual dalam perspektif Islam paling tidak digunakan tiga pendekatan yaitu Pendekatan Normatif, Historis dan Teoritik.
a.    Pendekatan Normatif.
1.       Prinsip dan tanggung jawab dalam organisasi.
a.    Di dalam Islam telah digariskan bahwa setiap diri adalah pemimpin (minimal untuk dirinya sendiri) dan untuk kepemimpinan itu ia dituntut untuk  beranggung jawab.
b.   Untuk memahami makna tanggung jawab adalah substansi utama yang harus difahami terlebih dahulu oleh seorang calon pemimpin agar amanah yang diserahkan kepadanya tidak disia-siakan.
2.       Perspektif Etika Tauhid.
a.    Kepemimpinan Islam dikembangkan di atas prinsip-prinsip etika tauhid.
b.   Persyaratan utama seorang pemimpin yang telah digariskan oleh Alloh SWT, dalam firman-Nya dalam QS, Ali Imron (3) ayat 118 , yang artinya saja: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang telah disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sesungguhnya telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
3.       Prinsip Keadilan
a.    Untuk menjaga keseimbangan kepentingan, maka asas keadilan harus benar-benar dijaga agar tidak muncul stigma-stigma ketidakadilanseperti kelompok marginal dal lain-lain.
b.   Alloh SWT, berfirman dala QS. Shaad (38) ayat 26: yang artinya saja ”Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Alloh. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darai jalan Alloh akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakani perhitungan.
4.       Prinsip Kesederhanaan.
Rasululloh, Saw, menegaskan bahwa seorang pemimpin itu harus melayani dan tidak meminta untuk dilayani sebagaimana sabdanya, yang artinya saja ”Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka” (HR. Abu Na’im)
b.    Pendekatan Historis
1.    Al-Qur’an begitu kaya dengan kisah-kisah umat masa lalu sebagai pelajaran dan bahan perenungan bagi umat yang akan datang.
2.    Dengan pendekatan historis, diharapkan akan lahir pemimpin-pemimpin Islam yang memiliki sifat sidiq, fathonah, amanah, dll.
3.    Hadis, Sirah Nabi, memuat pesan-pesan moral yang tak ternilai harganya.
4.    Dan  sejarah yang obyektifakan bertutur dengan jujur tentang betapa rawannya hamba Alloh yang bernama manusia ini, untuk tergelincir ke dalam lautan dosa.
c.     Pendekatan Teoritik
Islam yang telah sempurna, tidak menutup kesempatan mengkomunikasikan  ide-ide dan pemikiran-pemikiran dari luar Islam, selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnal Rasululloh Saw.

Sumber: Veithzal Riva’i dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Pers, Raja Grafindo Persada, 2011. h. 10 -12.

Variabel Kepemimpinan


Variabel kunci dalam teori kepemimpinan

1.       Karakteristik pemimpin
·         Ciri (motivasi, kepribadian, nilai).
·          Keyakinan dan optimism;
·         Ketrampilan dan keahlian;
·         Perilaku;
·         Integritas dan etika;
·         Taktik pengaruh;
·         Sifat pengikut;
2.       Karkteristis pengikut
·         Ciri (kebutuhan, nilai, konsep pribadi).
·         Keyakinan dan optimism.
·         Ketrampilan dan keahlian;
·         Sifat pemimpin;
·         Kepercayaan pada pemimpin;
·         Komitmen dan upaya tugas;
·         Kepuasan terhadp pemimpin dan pekerjaan;
3.       Karakteristik situasi
·         Jenis unit organisasi;
·         Besar unit organisasi;
·         Posisi kekuasaan dan wewenang;
·         Struktur dan kerumitan tugas;
·         Saling ketergantungan tugas;
·         Keadaan lingkungan yang tidak menentu;
·         Ketergantungan eksternal
Sumber:
Sedarmayanti, Reformasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm.121-122.





Teori lahirnya pemimpin


Teori  Lahirnya Pemimpin:

·         Teori Genetik:
Pemimpin lahir karena mewarisi bakat yang diturunkan orang tua dan atau leluhur;
·         Teori Sosial:
Pemimpin bukan diwariskan tetapi diciptakan, pemimpin  bukan warisan, tetapi dibentuk;
·         Teori Ekologi:
Pemimpin diciptakan oleh lingkungan.

Sumber:
Sedarmayanti, Reformasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm.123.