Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Senin, 23 Maret 2015

MK: Keputusan, Tujuan Utama Analisis System



TUJUAN UTAMA ANALISIS SISTEM

Tujuan utama dari analisis sistem ialah mendidik para pengambil keputusan untuk berfikir dengan cara yang teratur menyeluruh, lebih dari sekedar menyusun formula, atau bermain dengan angka-angka dan computer;
Analisis sistem adalah suatu ketrampilan memanfaatkan perangkat computer secara kreatif;
Dengan demikian, analisis sistem tidak hanya percaya pada metode kuantitatif tetapi juga yakin pada  penilaian obyektif manusia tentang masalah-2 dan peluang-2;
Analisis sistem adalah suatu siklus dari sederetan aktivitas berikut:
1.       Merumuskan sasaran-2 (masalah dan peluang);
2.       Merekayasa sistem-2 alternatif untuk mencapai sasaran tersebut;
3.       Mengevaluasi alternative-2 dengan mempertimbangkan efektivitas dan biaya;
4.       Mempertanyakan semua sasaran dengan asumsi-2 nya;
5.       Membuka alternatif-2 baru;
6.       Menetapkan sasaran-2 baru;
7.       Mengulangi langkah-2 di atas sampai penyelesaian yang memuaskan tercapai;

Sumber:
Kadarsah Suryadi, Ali Ramadhani, Sistem Pendukung Keputusan, Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998.



Minggu, 22 Maret 2015

MK: Keputusan, Tentang Masalah Keputusan



TENTANG MASALAH KEPUTUSAN

Seorang konsultan manajemen mengamati terjadinya fenomena penurunan kualitas pendidikan di sebuah Negara;
Dari pengamatan sesaat yang dilakukannya, dia mengemukakan hipotesis bahwa penurunan terjadi oleh buruknya kualitas manajemen pendidikan;
Dengan demikian, seluruh keputusan yang terkait dengan pendidikan sudah seharusnya berangkat dari penyelesaian masalah manajemen pendidikan;
Ketika para pencipta pesawat terbang berusaha menciptakan “kumpulan besi bermesin yang dapat melayang di udara seperti burung”, banyak orang yang mencemooh.
Namun ketika besi bermesin tersebut dapat terbang, orang terperangah, kaget dan menyadari bahwa selalu terdapat kemungkinan atas sebuah impian untuk terwujud dan diwujudkan;
Sumber:
Rizky Dermawan, 2004, Pengambilan Keputusan, Landasan Filosofis dan Aplikasi, Penerbit Alfabeta, Bandung.
  

MK: Keputusan, Tahapan Kepututusan



TAHAPAN KEPUTUSAN

Tahap Pengambilan Keputusan dalam organisasi menurut Mintzberg:
1.       Tahap 1
IDENTIFIKASI
1.       Pengenalan;
2.       Diagnosis;
2.       Tahap 2
1.       Pencarian;
2.       Desain;
3.       Tahap 3
1.       Penilaian;
2.       Analisis;
3.       Penawaran;

Sumber:
Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Edisi 10, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006.

MK: Keputusan, Tahap-2 Pengambilan Keputusan



TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Guna memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat tahap-tahap yang bias mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan;
Adapun tahap-tahap tersebut adalah:
a.       Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gambling, atau mudah untuk dimengerti;
b.      Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali;
c.       Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik;
d.      Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai;
e.      Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya;

Sumber:
Irham Fahmi, Manajemen Pengambilan Keputusan, Teori dan Aplikasi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2013.

MK: Keputusan, Rasionalisasi Keputusan



RASIONALISASI KEPUTUSAN

Definisi rasionalisasi yang paling sering digunakan dalam pengambilan keputusan adalah bahwa hal tersebut merupakan rencana tujuan;
Jika sebuah rencana dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka keputusan dikatakan rasional;
Akan tetapi terdapat banyak komplikasi untuk tes rasionalitas yang sederhana;
Pada awalnya, sulit untuk memisalkan rencana dari tujuan karena tujuan yang nyata mungkin hanya merupakan rencana untuk tujuan di masa depan;
Ide ini umumnya disebut rangkaian atau hierarki rencana tujuan;
Simon menunjukkan bahwa hieraki rencana tujuan merupakan rangkaian yang jarang terhubung dan terintegrasi sepenuhnya;
Hubungan antara aktivitas organisasi dan tujuan akhir kerap kali tidak jelas, atau tujuan akhir tidak sepenuhnya dirumuskan, atau terdapat konflik internal dan kontraksi antara tujuan akhir, atau antara rencana yang dipilih untuk mempertahankan tujuan (Herbert A. Simon, Administrative Behavior, 2d ed,m Macmilan, New York, 1957, hlm.64).
Selain kompilasi yang berhubungan dengan rangkaian rencana tujuan, ada kemungkinan konsep tersebut tidak terpakai;
Pengambilan keputusan yang relevan dengan ekonomi nasional mendukung posisi ini;
Pembuat keputusan yang mencari penyesuaian rasional dalam system ekonomi mungkin menghasilkan hasil akhir yang tidak diinginkan atau yang tidak dapat diantisipasi;
Simon juga memperingatkan bahwa analisis rencana tujuan yang sederhana mungkin menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat;
Salah satu cara untuk mengklarifikasi rasionalitas rencana tujuan adalah menggunakan keterangan tambahan yang tepat dan berkualitas pada berbagai jenis rasionalitas;
Dengan demikian rasionalitas obyektif dapat diterapkan pada keputusan yang memaksimalkan nilai dalam situasi tertentu;
Rasionalisasi subyektif dapat diterapkan pada keputusan yang memaksimalkan hasil dalam kaitannya dengan pengetahuan subyek tertentu;
Rasionalitas dengan sengaja dapat diterapkan pada keputusan di mana penyesuaian rencana untuk tujuan merupakan proses dengan sengaja;
Keputusan dianggap rasional secara organisasi jika dimaksudkan untuk tujuan organisasi; dan keputusan dianggap rasional secara personal jika diarahkan pada tujuan pribadi (Herbert A. Simon, Administrative Behavior, 2d ed,m Macmilan, New York, 1957, hlm.76-77).

Sumber:
Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Edisi 10, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006.