Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Selasa, 28 April 2015

MK, SDM, Model Klerikal MSDM



MODEL KLERIKAL MSDM

Dalam model klerikal (ckerical model) ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah membuat dan menyimpan laporan, data, catatan-2, dan melaksanakan tugas-tugas rutin.
Implikasi model ini terhadap SDM adalah bahwa model ini tidak mendorong adanya peran departemen SDM dalam proses perencanaan strategik.

Sumber:
Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN, Jakarta, hlm., 14.

MK, SDM, Model Model MSDM



MODEL-2 MSDM

1.       Model klerikal;
2.       Model hukum;
3.       Model finansial;
4.       Model manajerial;
5.       Model humanistik;
6.       Model ilmu perilaku.

Sumber:
Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN, Jakarta, hlm., 13-14.

MK, SDM, Apakah SDM itu ?



MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM).
(Human resources management)

Apakah SDM itu ?

SDM dalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.
SDM Juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompetensi karyawan, dan hubungan perburuhan yang mulus.
SDM melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang secara langsung mempengaruhi sumber daya manusia, orang yang bekerja bagi organisasi.
SDM terdiri atas serangkaian keputusan terintegrasi tentang hubungan kepegawaian yang mempengaruhi efektivitas karyawan-karyawan dan organisasi-organisasi.

Sumber:
Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN, Jakarta, hlm., 3.

MK, Keputusan, Generasi Zoomer, Gen Z



ZOOMER

Istilah Zoomer diciptakan oleh Moses Znaimer asal Kanada, seseorang yang dikenal karena pandangannya yang terbalik tentang para Baby Boomer yang modern dan menua;
Menurut pendapatnya seorang Zoomer adalah seorang Baby Boomer yang menolak menjadi tua;
Mereka ingin tetap menghasilkan uang sambil menikmati hidup yang mereka inginkan dalam “free agent nation”(dunia dengan agen lepas);
Para Zoomer menyadari bahwa bekerja tidaklah harus menjadi sesuatu yang memberatkan;
Bekerja bisa menjadi sesuatu yang memuaskan dan bermanfaat, sehingga menjadi sesuatu yang kita ingin terus lakukan sampai selamannya;
Ia melihat pekerjaan sebagai cara untuk terus terhubung dan untuk mendapatkan informasi, dan hal itu membuatnya merasa hidup;
Para Zoomer mencari cara untuk tetap bekerja tapi mereka mau pekerjaan yang sesuai dengan gaya hidup mereka;
Mereka menginginkan opsi untuk bisa bekerja beberapa hari dalam seminggu atau opsi untuk bekerja sebagai karyawan kontrak;

Sumber:
Cheryl Cran, 2014, 101 Tips Mengelola Generasi X, Y, Zoomer, Di Tempat Kerja, PT Gramedia, Jakarta.   

MK, Keputusan, Generasi Y, Gen Y.



GEN Y

Generasi Y lahir pada zaman teknologi dan tumbuh dengan teknologi sebagai bagian hidup mereka;
Mereka adalah generasi yang masa kecilnya penuh dengan segala macam kegiatan, sehingga mereka menjadi sangat bosan ditempat kerja yang tidak menantang, tidak multitasking, atau tidak menghargai kontribusi mereka;
Pandangan Gen Y dibentuk oleh segala tren atau kejadian semasa hidup mereka:
1.       Teknologi semenjak mereka lahir;
2.       Acara realitas di TV;
3.       Perceraian para Zoomer;
4.       Ruang kelas yang multi cultural;
5.       Kreativitas yang dianjarkan di sekolah;
6.       Orang tua mengajarkan mereka untuk berani berbicara;
7.       Mereka sudah dihargai kalau hadir;
8.       Jejaring social (MSN, Facebook, MySpace, dll);
Para Gen Y telah melihat orang tua Zoomer dan Gen X mereka mengalami:
1.       Perampingan perusahaan;
2.       Perceraian; dan
3.       Menikah kembali;
Banyak yang keluarganya campur baur;
Mereka merasa bahwa orang tua mereka tidak ada saat mereka membutuhkan;
Generasi ini mengalami cukup banyak stress karena jadwal kehidupan mereka dan segala perubahan yang terjadi di dunia;
Karena Generasi Y telah mengalami hidup dengan:
1.       Kekeransan yang terus meningkat; dan
2.       Terorisme global; maka sikap mereka
3.       Hidup itu sangat berharga; dan
4.       Mereka sangat menghargai keluarga; serta
5.       Teman-2;
Generasi Y secara umum sangat demonstrative dan mencintai teman-2;
Mereka menuntut:
1.       Hidup  didahulukan;
2.       Kerja hanyalah cara untuk membiayai hidup yang mereka inginkan;
Mari kita masuk ke pikiran Gen Y:
1.       Mereka mau tetap terhubung, dan saat bangun tidurkan kemungkinan besar mereka akan mengirim pesan teks kepada teman-2 mereka sebelum mandi;
2.        Mereka mau merasa berarti dan dikenal karena kontribusi mereka (mereka dibesarkan oleh orang tua yang terus-menerus mengatakan kepada mereka, “Kamu hebat. Kamu bisa menjadi apa saja dan bisa melakukan apa saja”.
3.       Mereka ingin menjadi terkenal – Youtube dan Facebook dapat mewujudkannya;
4.       Mereka melihat kerja sebagai kesempatan social untuk mencari koneksi, mencari ilham (brainstorm), dan bekerja dalam berbagai proyek;
Mereka tidak termotivasi oleh uang seperti para Zoomer dan Gen X;
Para Gen Y, tidak loyal kepada perusahaan; sebaliknya mereka loyal kepada teman-2 mereka;
Bagaimana Saudara memimpin Generasi Y ?

Sumber:
Cheryl Cran, 2014, 101 Tips Mengelola Generasi X, Y, Zoomer, Di Tempat Kerja, PT Gramedia, Jakarta.