Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Selasa, 28 Februari 2012

Penetapan Jumlah Interval


Bahan Kuliah Penetapan Jumlah Interval

Renungan:

1.       Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.  (QS, An-Nahl, 97).

2.       Kenalilah potensi Anda. Ketika Anda menimbang-nimbang untuk melakukan sesuatu, maka ingatlah bahwa Allah akan menurunkan rahmat kepada seseorang yang menyadari  kemampuan dirinya.

3.       Belajarlah mengenali diri. Membatasi diri dalam kehidupan ini dengan tidak memberikan kesempatan untuk mengasah berkarakter dan tanggung jawab Anda adalah sebuah kebodohan besar (Dr. Aidh al-Qarni), dalam Muhammad Nazhif Masykur, Living Smart, Pro You, Yogyakarta, 2007, h. 72.

MENETAPKAN JUMLAH INTERVAL
Salah satu masalah yang kita hadapi bila kita hendak menyusun table dengan interval-interval adalah menetapkan jumlah interval.

Penetapan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah faktor-faktor jumlah frekuensi (N), jarak pengukuran (R), lebar interval yang hendak digunakan (i), dan tujuan penyusunan distribusi itu.

Pada prinsipnya jumlah interval kelas janganlah terlalu sedikit, sehingga pola-pola kelompok menjadi kabur.
Akan tetapi jumlah interval itu juga jangan terlalu besar, sehingga kita tidak dapat mendapat gambaran tentang kelompok.

MENENTUKAN LEBAR INTERVAL
Bilamana R sudah diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, pada dasarnya  i sudah diketemukan.

Rumus dari i  adalah sebagai berikut:

                i  =  Jarak Pengukuran (R)
                       Jumlah interval                         

Jadi kalau misalnya hasil pengukuran kita tentang  tinggi orang tertinggi adalah 180 cm, dan yang terendah adalah 145 cm, dan kita telah menetapkan jumlah interval sebanyak 9 buah, maka:
                i  =   180,50     14,50  = 36 = 4
                                        9                    9
Dalam table kemudian kita mencantumkan dalam kolom pertama interval-interval kelas berturut-turut dari atas kebawah sebagai berikut:

           Interval
Tinggi              Badan

177         -             180
173         -             176
169         -             172
165         -              168
161         -              164
157         -              160
153         -              156
149         -              152
145         -              148

Sumber: Sutrisno Hadi, Statistik, Andi Affset, Yogyakarta, 1989, h. 12.

Rumus Interval

MENENTUKAN LEBAR INTERVAL (i)

Bilamana R sudah diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, pada dasarnya  (i) sudah diketemukan.

Rumus dari  (i)  adalah sbb:

                (i)             = Jarak Pengukuran (R)
                                       Jumlah interval

Sumber: Sutrisno Hadi, Statistik, Jilid 1, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1982, h. 12

Selasa, 21 Februari 2012

Hasil Penelitian Yanto

Analisis Wacana Berita Konflik Manajemen Arema Indonesia
 Pada Surat Kabar Radar Malang

Yanto

Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Ilmu Komunikasi Unitri angkatan 2008

ABSTRACT
Mass media, especially newspapers in presenting the news to the public has a particular interest alignments. This study to determine the ideology Radar Malang in reporting conflict management dualism Arema Indonesia.
In the news text Construction Arema Indonesia conflict management can be concluded that more pro-Radar Malang Rendra Kresna. In the production of news texts conflict management Arema Indonesia Radar Malang explicitly marginalize the position of chairman Arema Indonesia, Muhammad Nur. In the news texts conflict management issues Arema Indonesia, Malang Radar tends to emphasize the negative effects of conflict management Arema Indonesia.

PENDAHULUAN
Saat ini, kita tentu sudah sangat familiar dengan kata media massa. Media massa itu sendiri adalah alat komunikasi baik cetak maupun elektronik yang membawa pesan kepada khalayak luas, misalnya televisi, radio, surat kabar, dan lain sebagainya. Karena kemampuan dan juga kegunaanya bagi kita, media massa saat ini bisa disebut telah menjadi salah satu aspek utama dalam kehidupan sehari-hari kita
Institusi media massa dianggap sebagai sistem ekonomi yang berhubungan erat dengan sistem politik. Karakter utama pendekatan ekonomi politik adalah produksi media yang yang ditentukan oleh: Berbagai kepentingan tersebut berkaitan dengan kebutuhan untuk memperoleh keuntungan. Sebagai akibat adanya kecenderungan monopolitis dan proses integrasi, baik secara vertikal maupun horizontal.
Media berfungsi menggerakkan dukungan untuk kepentingan kelas yang berkuasa. Dengan demikian, terdapat lima saringan yang dilalui oleh pesan media. Pesan media melayani kekuasaan yang mapan, diproduksi oleh suatu industri atau institusi yang terkonsentrasi pada sejumlah besar korporasi, tergantung pada sumber ekonomi utama, tergantung pada pejabat pemerintah sebagai sumber, selalu ditekan oleh kelompok penekan dan diwarnai oleh ideologi tertentu.
Isu-isu yang ditonjolkan pers (media) akan dianggap penting oleh khalayak. Produksi makna yang dilakukan media terhadap suatu isu (fenomena) akan mempengaruhi pemaknaan publik terhadap fenomena itu. Jika pers, dalam konstruksi beritanya mengatakan bahwa sesuatu itu buruk maka publik pun akan mengatakan bahwa hal itu buruk. Begitu juga sebaliknya. Pengaruh pemaknaan media terhadap massa ini sangat berresiko terutama dalam isu-isu yang berpotensi terjadi konflik. Hal yang sama dapat diamati dalam issue mengenai konflik manajemen Arema Indonesian.
Di tengah-tengah majunya dan meningkatnya prestasi Arema, terjadi konflik manajemen di tubuh Arema yaitu dualisme kepengurusan. Adapun tokoh yang berseteru adalah presiden kehormatan Arema, Rendra Kresna dengan ketua yayasan Arema, Muhammad Nur.  Lahirnya konflik manajemen ini tentu yang jadi korban adalah Arema. Ketika Arema menjadi korban keegoisan para pengelola Arema secara otomatis prestasi Arema akan menurun. Masyarakat Malang Raya dan Aremania pasti mengalami kekecewaan mendalam manakala Arema sering kalah di setiap pertandingan. 
Munculnya persoalan selama ini berawal dari adanya transaksi utang piutang antara Yayasan Arema dengan Bank Saudara sekitar Agustus 2010 lalu. Awalnya, pinjaman dana dari bank yang menjadi konsonarium Liga Primer Indonesia (LPI) itu sebesar 5 miliar. Sementara dana pinjaman yang diterima Arema adalah Rp 1,5 miliar. Dana pinjman dari ini langsung menjadi modal awal perjalanan Arema kompetisi 2010-2011. Namun di tengah perjalanan, ada orang yang juga berpengaruh di Arema yang mengaitkan kerja sama ini dengan LPI (Radar Malang 3/6/2010).
Konflik yang terjadi di tubuh Arema mendapat perhatian serius dari pihak yang mencitai keberadaan Arema terutama Aremania. Tak terkecuali media massa yang ada dimalang khususnya surat kabar, dalam hal ini Radar Malang.  Radar Malang terus meng-update dan menyajikan informasi terbaru mengenai konflik manajemen Arema Indonesia. Bahkan berita konflik manajemen Arema Indonesia menjadi berita utama (headline). Intensnya Radar Malang mem-blow up berita Arema Indonesia tentu memudahkan masyarakat mengetahui perkembangan konflik dualisme kepengurusan Arema Indonesia
Di satu sisi kita tidak boleh euforia dulu dengan adanya perhatian Radar Malang memberitakan konflik manajemen Arema Indonesia, Sebab media massa khususnya surat kabar dalam menyajikan berita ke publik mempunyai keberpihakan kepentingan tertentu.
Melihat akuntabilitas pemberitaan media itu, kita memerlukan suatu model analisis untuk mengkaji wacana tulis yang disajikan oleh media massa. Model analisis yang penulis maksudkan di sini adalah model analisis wacana Van Dijk. Menurutnya, untuk mengkaji suatu wacana tidak hanya mengkaji teks semata karena teks hanya merupakan hasil dari suatu praktek produksi. Praktek produksi itu menurut Van Dijk dinamakan proses kognisi sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah struktur dari teks, di sini yang akan diteliti adalah kosa kata, kalimat, paragraf untuk menjelaskan dan memaknani suatu teks.
Pemilihan model analisis ini karena penulis berkeinginan mengetahui bagaimana wacana yang ditampilkan seputar isu konflik manajemen Arema Indonesia pada surat kabar Radar Malang. Bagaimana berita-berita tersebut ditampilkan, motif-motif apa yang tersembunyi di balik teks-teks berita tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan sebagainya, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamih dengan memanfaatkan sebagai metode ilmiah. Metode deskriptif merupakan metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rahmat, 1999:15)

LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian berlangsung dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan sebagai penguat dan sebagai bukti nyata dalam penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah surat kabar Radar Malang yang beralamat di Jalan Arjuna 23 Malang. 

SUMBER DATA
Dalam penelitian ini menggunakan jenis sumber data primer dan data sekunder
1.      Data primer didapatkan dari surat kabar harian Radar Malang yang menyajikan berita konflik manajemen Arema Indonesia.
2.      Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari berbagai studi pustaka seperti artikel dan semua literature yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penelitian ini.  

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Dokumentasi adalah bahan penulisan di media cetak harian Radar Malang yang memuat berita konflik manajemen Arema Indonesia. Dengan demikian, dokumen hasil dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sebuah dokumen independen yang sudah ada sebelum penyusunan penelitian ini. 

TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data menggunakan analsis wacana model Teun A. Van Dijk. Tapi dalam penelitian ini hanya menganalisis pada teks saja, tidak menyertakan analisis sosial ataupun analisis kognisi sosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu aspek terpenting dalam konstruksi berita adalah wacana. Wacana dalam berita menempati posisi vital karena dengan wacana wartawan atau awak media bisa menulis dan menyusun berita dengan bagus, sehingga wartawan gampang mengkonstruk dan mengdoktrin pembaca. Wacana itu tidak hanya sesuatu yang tertulis. Ada wacana lisan dan ada wacana tulis. Sebuah pidato bisa menjadi wacana dan sebuah artikel dalam surat kabar juga bisa membentuk wacana.
Bagaiman wacana diproduksi, siapa yang memproduksi, dan apa efek dari produksi wacana? Konsep mengenai wacana mutakhir diperkenalkan oleh Michel Foulcault, sehingga perlu diuraikan beberapa pokok pikiran dari Foucault mengenai wacana. Wacana disini tidaklah dipahami sebagai serangkaian kata atau proposisi dalam teks, tetapi menurut Foulcault adalah sesuatu yang memproduksi yang lain (sebuah konsep, gagasan, atau efek). Wacana dapat dideteksi karena secara sistematis atau ide, opini, konsep, dan pandangan hidup dibentuk dalam suatu konteks tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak tertentu.
Radar Malang dalam mengkonstruk fenomena konflik manajemen Arema Indonesia lebih cenderung menonjolkan konsekwensi dan dampak negatif yang ditimbulkan adanya konflik manajemen Arema Indonesia. Radar Malang menguraikan secara detil dan panjang lebar dampak negatif konflik manajemen Arema Indonesia. Seperti, Misalnya, prestasi tim melorot, psikis pemain tertekan, pemain merasa resah, pemain mogok latihan dan main, pemain bergejolak, pelatih mengancam manajemen Arema, dan pemain melabrak Ketua Yayasan Arema Muhammad Nur di rumahnya kawasan Tidar.
Berikut ini adalah hasil analisis berita konflik manajemen Arema Indonesia yang dipublikasikan atau disajikan oleh surat kabar harian Radar Malang yang lebih menonjolkan dampak negative dan memojokkan Muhammad Nur  dengan menggunakan kerangka analisis teks wacana van Dijk.
1.         Judul Berita: Mosi Tak Percaya (Selasa 24 Mei 2011)
Teks berita ini memberitakan ketidakpercayaan pemain kepada manajemen Arema. Apapun yang akan dijanjikan oleh manajemen PT Arema Indonesia terkait janji melunasi gaji, sudah tidak akan digubris pemain lagi. Karena para penggawa Arema sudah lelah dengan obral janji yang kerap disampaikan oleh manajemen. Padahal bagi pemain, bukan janji yang diharapkan, tapi bukti adanya pembayaran gaji selama 2,5 bulan dengan nilai total sekitar 2,7 miliar. Kekecewaan pemain terhadap petinggi di Arema itu salah satunya diwujudkan dengan ikut melabrak Muhammad Nur di kawasan Tidar, siang kemarin.
Ada dua tema utama (tematik) wacana yang dikembangkan dalam berita tersebut. Pertama, mosi tak percaya pemain dan pelatih terkait janji akan melunasi gaji. Kedua, manajemen terlalu sering memberikan janji kepaada pemain dan pelatih tidak menepati. Sehingga pemain sangat kecewa kepada petingi di Arema dengan diwujudkan ikut melabrak langsung Ketua Yayasan Muhammad Nur di kawasan Tidar. Tema utama dari teks berita ini mengsugestikan kepada khalayak betapa kecewanya pemain dan pelatih kepada sikap manajemen PT Arema Indonesia.
Tema wacana ini didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yakni, bagaimana antara satu peristiwa dengan peristiwa yang dirangkai dalam satu teks. Bagaimana persitiwa tersebut disusun dalam teks berita? Yang disusun pertama kali bukanlah ingkar janji manajemen PT Arema Indonesia, tetapi justru ketidakpecayaan pemain dan pelatih kepada janji manajemen Arema Indonesia. Dengan menyusun peristiwa seperti itu, yang tergambar adalah sikap tidak percaya tim pelatih dan pemain terhadap janji manajemen Arema Indonesia.
Bagaimana tindakan pemain digambarkan dalalm pemberitaan. Dapat juga dilihat di elemen detil dan maksud. Tindakan pemain mendapatkan porsi detil yang panjang dan digambarkan secara eksplisit. Detil, ini misalnya, menjelaskan mosi tak percaya pemain kepada manajemen. Detil panjang juga diberikan untuk menunjukkann kewajiban pemain kepada manajemen Arema telah dipenuni.
Seperti dalam kutipan berita berikut: “kalaupun ada pertemuan dengan M. Nur kemarin, hasilnya akan percuma saja jika masih diberi janji lagi. Karena seluruh pemain realistis saja, yakni ingin haknya sebagai pemain dipenuhi manajemen”. Dengan strategi semacam ini, yang tergambar di mata publik adalah manajemen mengingkari janjinya dengan tidak memenuhi hak pemain yakni, segera melunasi gaji pemain yang tertunggak selama 2,5 bulan.
Dalam teks berita ini, bahkan pembaca diajak untuk mengecam sikap manajemen PT Arema Indonesia. Dengan cara seperti ini pula, upaya manajemen untuk mengatasi problem ini tidak mendapat perhatian yang menadai. Teks berita ini, misalnya, tidak menyediakan latar kenapa manajemen PT Arema Indonesia sering mengingkari janji yang diucapkan kepada pemain dan pelatih. Latar semacam ini, yang menguraikan mengapa Muhammad Nur tidak menemui pemain dan pelatih ketika mereka mendatangi rumahnya di kawasan Tidar. Akibatnya yang tergambar adalah tindakan Muhammad Nur yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini didukung dengan pemakain koherensi tertentu dalam kalimat. Berita itu, misalnya dipenuhi oleh koherensi pembeda, yang digunakan untuk membedakan dan membandingkan dua elemen atau peristiwa. Elemen wacana ini, misalnya, dipakai menggambarkan kekecewaan pemain kepada Muhammad Nur karena tidak terbayarnya gaji pemain selama 2,5 bulan.
2.         Judul Berita: Tuntu M. Nur Mundur (Kamis 12 Mei 2011)
Teks berita ini menceritakan konflik yang terjadi di internal manajemen Arema Indonesia. Seperti yang digambarkan dalam teks tersebut, konflik internal tubuh Arema terjadi ditengarai karena organisasi yayasan yang menaungi Arema  dalam kondisi sakit. Dan orang yang paling bertanggung jawab di organisasi itu adalah Muhammad Nur selaku ketua Yayasan Arema. Muhammad Nur telah melakukan kesalahan besar terhadap Arema. Pertama, dia sudah bertindak wanprestasi dalam kontrak penggawa Arema. M. Nur menandatangani kontrak Noh Alam Shah dan kawan-kawan namun kemudian menelantarkan Arema. Alasan kedua secara de facto dia sudah tidak aktif selama lima bulan di Arema. Dua alasan tersebut sudah sangat kuat. Jika M. Nur bisa mengundurkan diri dari Arema
Ada dua tema utama (tematik) wacana  yang dikembangkan dalam dalam berita tersebut. Pertama, akar dari konflik internal Arema adalah Muhammad Nur sebagai ketua yayasan. Sementara M. Nur sendiri sudah menghilang sejak ia melakukan blunder dengan menandatangani kerja sama dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI), Sepetember 2010 lalu. Kedua, Muhammad Nur didesak resign dari ketua yayasan oleh pendiri Arema Luck Acub Zainal. Tema utama dari teks berita ini mengsugestikan kepada publik, Muhammad Nur adalah sumber dari konflik internal Arema dan ia harus segera mengundurkan diri dari jabatan Ketua Yayasan.
Teks wacana ini didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana peristiwa antara satu dengan peristiwa yang lain dirangkai dalam satu teks berita. Bagaimana peristiwa tersebut disusun dalam teks berita? Yang pertama kali disusun adalah bukan desakan pendiri Arema kepada Muhammad Nur untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya, tapi justru sumber dari konflik internal manajemen Arema yang berujung pada menghilangnya Muhammad Nur setelah menandatangani kontrak dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) pada September 2010 lalu. Dengan menyusun peristiwa seperti itu yang tergambar kepada publik kemudian adalah dosa-dosa (kesalahan) Muhammad Nur kepada Arema. 
Bagaimana tindakan pendiri Arema, Lucky Acub Zainal diungkapkan dala teks pemberitaan, dapat juga dilihat dari elemen detil dan maksud. Tindakan pendiri Arema mendapatkan porsi detil yang panjang dan digambarkan secara eksplisit. Detil ini, misalnya, dijelaskan secara detil panjang apa saja yang dilakukan Lucky Acub Zainal: Lucky meminta dengan tegas agar M. Nur segera mundur dari posisi ketua yayasan.
Dalam teks berita ini, pembaca bahkan diajak untuk mengutuk perbuatan-perbuatan yang dilakukan Muhammad Nur. Teks berita, misalnya tidak menyediakan latar kenapa Muhammad Nur menghilang sejak ia melakukan blunder dengan menandatangani keja sama dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI).
Hal ini didukung dengan pemakaian koherensi tertentu dalam kalimat. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata dalam teks. Berita itu, misalnya, dipenuhi oleh koherensi pembeda, yang digunakan untuk membedakan dan membandingkan dua peristiwa atau elemen. Elemen wacana ini misalnya, dipakai untuk menggambarkan konflik Arema Indonesia: setiap ada permasalahan di Arema, tidak ada figur yang bertanggung jawab menyelesaikannya. Ini karena ketua yayasan juga sudah tidak serba hadir di tengah-tengah pemain. Lihat dalam kutipan berita berikut: “M. Nur menandatangni kontrak Noh Alam Shah dan kawan-kawan namun kemudian menelantarkan Arema”. Kalimat ini mengsugestikan kepada khlayak, Muhammad Nur dengan sengaja membuat masalah ditubuh manajemen Arema Indonesia.
Teks berita tersebut menggunakan kata ganti “kita”. Seperti terlihat dalam kutipan berikut: “Kalau ia tidak mundur, kita semua patut mempertanyakan”. Pemakaian kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Teks ini mengindikasikan, semua orang yang berada di bawah naungan Arema mempunyai perspektif yang sama kepada Muhammad Nur tentang konflik yang terjadi di Arema. Padahal belum tentu semua pihak yang terkait dengan Arema menyalahkan Muhammad Nur dalam konflik ini.
KESIMPULAN
Dalam mengkostruksi teks-teks berita isu konflik manajemen Arema Indonesia, Radar Malang cenderung menonjolkan dampak-dampak negatif dari konflik manajemen Arema Indonesia. Misalnya, prestasi tim melorot, psikis pemain tertekan, pemain merasa resah, pemain mogok latihan dan main, pemain bergejolak, pelatih mengancam manajemen Arema, dan pemain melabrak Ketua Yayasan Arema Muhammad Nur di rumahnya kawasan Tidar. Konstruksi teks berita konflik manajemen Arema Indonesia dapat disimpulkan bahwa Radar Malang lebih berpihak kepada kubu Rendra Kresna. Dalam produksi teks berita konflik manajemen Arema Indonesia Radar Malang secara eksplisit memarjinalkan posisi ketua yayasan Arema Indonesia, Muhammad Nur. dalam teks berita dia  dijelaskan sebagai kambing hitam atau sumber dari konflik manajemen Arema Indoneisa



DAFTAR PUSTAKA
Artikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKiS, Yogyakarta.
Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press. Malang.
Moleong , Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung
Mondry. 2007. Dasar-Dasar Jurnalistik. Malang: Universitas Brawijaya.
Rahmat, Jalaaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakary. Bandung.
Rivers, William L. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media. Remaja Rosdakarya. Bandung
Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Alfabet. Bandung
Sumadiria, AS Haris. 2008. JURNALISTIK INDONESIA: Menulis Berita dan Feature. Panduan Jurnalis Profesional. Bandung. Simbiosa. Rekatama Media.