Jauh sebelum memeluk Islam, Cecilia Mahmuda Cannolly sebenarnya telah menjadi Muslim tanpa menyadarinya. Sudah sejak lama ia kehilangan kepercayaan terhadap Kristen.
Alasan terbesarnya adalah ketidakpuasan terhadap jawaban yang ia peroleh mengenai ajaran Kristen. Ia kerap mendapat jawaban yang monoton. Para pendeta hanya mengatakan bahwa ia tidak boleh mempertanyakan ajaran gereja dan harus memiliki keyakinan.
"Saat itu, saya tidak punya keberanian mengatakan bahwa saya tidak bisa percaya akan sesuatu yang tidak saya mengerti," ujarnya.
Ia merasa tidak mampu mempercayai konsep trinitas dalam Kristen. Berdasarkan pengalamannya, apa yang ia alami sama dengan apa yang dialami pemeluk Kristen lainnya. Merasa tidak puas, ia akhirnya memutuskan meninggalkan ajaran Katolik Roma dan mencari jawaban atas pertanyaannya.
Berseberangan dengan apa yang diajarkan Kristen, dalam pencariannya Cecilia menyadari hidup memiliki makna yang luas. Tidak hanya sebatas dogma dan ritual. Ia merasa kemanapun ia memandang, ia melihat hasil karya Tuhan. Pohon, bunga, burung dan binatang merupakan anugerah Tuhan. "Bahkan bayi yang baru lahir adalah sebuah keajaiban," katanya.
Pandangannya tersebut berbeda dengan apa yang selama ini ia terima dalam ajaran Kristen. Ketika masih kecil, gereja mengajarkannya bahwa setiap manusia, bahkan bayi membawa dosa.
Suatu hari, anak perempuannya membawa pulang buku mengenai Islam. Mereka berdua sangat tertarik dengan ajaran Islam dan membeli lebih banyak buku mengenai ajaran Islam.
Dari buku-buku tersebut ia memperoleh pencerahan. Ia sempat menemui beberapa Muslim dan bertanya soal hal yang belum ia mengerti. Ia terkejut sebab semua pertanyaannya mampu dijawab dengan tepat dan jelas. Hal itu sangat berbeda dengan pengalaman sebelumnya.
Setelah membaca dan belajar banyak mengenai Islam, ibu dan anak tersebut akhirnya memutuskan untuk bersyahadat. Ia memakai nama Mahmuda dan anaknya Rashida. "Jika saya ditanya apa yang membuat saya tertarik pada Islam, saya akan menjawab shalat," kata perempuan asal Australia tersebut.
Menurutnya, berdoa dalam ajaran Kristen adalah untuk meminta agar Tuhan mengabulkan permintaan kita. Sedangkan dalam Islam, melaksanakan shalat berarti memuji Allah dan bersyukur atas rahmatnya. Hanya Allah yang tahu apa yang terbaik bagi umatnya, bahkan tanpa perlu diminta.
Alasan terbesarnya adalah ketidakpuasan terhadap jawaban yang ia peroleh mengenai ajaran Kristen. Ia kerap mendapat jawaban yang monoton. Para pendeta hanya mengatakan bahwa ia tidak boleh mempertanyakan ajaran gereja dan harus memiliki keyakinan.
"Saat itu, saya tidak punya keberanian mengatakan bahwa saya tidak bisa percaya akan sesuatu yang tidak saya mengerti," ujarnya.
Ia merasa tidak mampu mempercayai konsep trinitas dalam Kristen. Berdasarkan pengalamannya, apa yang ia alami sama dengan apa yang dialami pemeluk Kristen lainnya. Merasa tidak puas, ia akhirnya memutuskan meninggalkan ajaran Katolik Roma dan mencari jawaban atas pertanyaannya.
Berseberangan dengan apa yang diajarkan Kristen, dalam pencariannya Cecilia menyadari hidup memiliki makna yang luas. Tidak hanya sebatas dogma dan ritual. Ia merasa kemanapun ia memandang, ia melihat hasil karya Tuhan. Pohon, bunga, burung dan binatang merupakan anugerah Tuhan. "Bahkan bayi yang baru lahir adalah sebuah keajaiban," katanya.
Pandangannya tersebut berbeda dengan apa yang selama ini ia terima dalam ajaran Kristen. Ketika masih kecil, gereja mengajarkannya bahwa setiap manusia, bahkan bayi membawa dosa.
Suatu hari, anak perempuannya membawa pulang buku mengenai Islam. Mereka berdua sangat tertarik dengan ajaran Islam dan membeli lebih banyak buku mengenai ajaran Islam.
Dari buku-buku tersebut ia memperoleh pencerahan. Ia sempat menemui beberapa Muslim dan bertanya soal hal yang belum ia mengerti. Ia terkejut sebab semua pertanyaannya mampu dijawab dengan tepat dan jelas. Hal itu sangat berbeda dengan pengalaman sebelumnya.
Setelah membaca dan belajar banyak mengenai Islam, ibu dan anak tersebut akhirnya memutuskan untuk bersyahadat. Ia memakai nama Mahmuda dan anaknya Rashida. "Jika saya ditanya apa yang membuat saya tertarik pada Islam, saya akan menjawab shalat," kata perempuan asal Australia tersebut.
Menurutnya, berdoa dalam ajaran Kristen adalah untuk meminta agar Tuhan mengabulkan permintaan kita. Sedangkan dalam Islam, melaksanakan shalat berarti memuji Allah dan bersyukur atas rahmatnya. Hanya Allah yang tahu apa yang terbaik bagi umatnya, bahkan tanpa perlu diminta.
Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Ani Nursalikah
Pak Sugeng...informasi yang bagus sekali....
BalasHapus