Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Kamis, 06 November 2014

STRATEGI PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI

AL-HADIS
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda: “Iman itu bercabang menjadi enam puluh lebih, dan rasa malu (untuk berbuat maksiat) adalah satu cabang iman.” (Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadis: 9).

STRATEGI PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI

Menurut Haka Been Lee ada kemungkinan strategi yang dapat ditunjuk dalam penyempurnaan administrasi yaitu:
1.       Strategi penyempurnaan menyeluruh;
Ini dapat dilaksanakan kalau kepemimpinan mendukung dan masa mendukung;
2.       Strategi sepotong-2 (Incremental);
Dapat dilakukan kalau kepemimpinan mendukung tetapi masa (keadaan) tidak mendukung;
3.       Atau sebaliknya masa (keadaan) mendukung tetapi kepemimpinan politik tidak mendukung maka dapat digunakan strategi incremental;
4.       Tidak ada strategi penyempurnaan;
Artinya penyempurnaan administrasi tidak dapat dilaksanakan kalau faktor kepmimpinan tidak mendukung dan faktor keadaan (masa) juga tidak mendukung.

Sumber:
Bintoro Tjokrohamidjojo, Tahun 1987, Administrasi Pembangunan, Penerbit Karunia, Jakarta



Reinventing Government (RG) dengan Banishing Bureaucracy (BB)

AL-FALAQ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
1.       Katakanlah “Aku berlindung kepada Tuhan yang mengusai subuh (fajar);
2.       Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan;
3.       Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita;
4.       Dan dari kejahatan (perempua-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (tali-nya);
5.       Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki”

PERBEDAAN RG – BB

Perbedaan antara Reinventing Government (RG) dengan Banishing Bureaucracy (BB), adalah:
1.       RG memainkan reinvensi dengan karakteristik;
a.       Manajemen pemerintah yang berorientasi wirausaha; secara
b.      Deskriptif; sedangkan
2.       BB bersifat preskriptif; membahas:
a.       Cara penciptaan strategi; untuk
b.      Mentransformasikan:
1.       System dari organisasi birokrasi; ke
2.       Organisasi wirausaha; dengan
3.       Memberikan bagaimana untuk aplikasinya.

Sumber:
Sedarmayanti, 2009, Reformasi Administra Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Penerbit Refika Aditama, Bandung.



PARADIGMA NEW PUBLIC MANAGEMENT

AL-HADIS
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab ra., dia berkata Saya pernah mendengar Rasulullah Saw. Bersabda “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Barang siapa berhijrah dengan niat untuk kepentingan duniawi atau untuk mencari perempuan yang akan dikawininya, maka balasan hijrahnya sesuai dengan niatnya.”  (Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadis: 1).

PARADIGMA NEW PUBLIC MANAGEMENT

Paradigma berikut dikenal dengan New Public Management, yang melihat bahwa:
1.       Manajemen terdahulu kurang efektif dalam memecahkan masalah; dan
2.       Memberikan pelayanan publik; termasuk
3.       Membangun masyarakat.

Paradigma ini dikenal dengan Banishing Bureaucracy (memangkas birokrasi), sebagai operasionalisasi dan Reinventing Government;

Diutarakan oleh Osborne & Plastrik (1997) yang mengemukakan makna mewirausahakan/reinventing, sebagai transformasi fundamental terhadap system dan organisasi publik untuk menciptakan peningkatan secara menakjubkan dalam:
1.       Efektivitas;
2.       Efisiensi;
3.       Adaptabilitas; dan
4.       Kapasitasnya untuk berinovasi;
Transformasi tersebut intinya:
Bagaimana membangun sektor publik yang bersifat “self renewing system”.

Banishing Bureaucracy berisi 5 strategi untuk melaksanakan prinsip Reinventing Government yang bernama “The Five C’S” yaitu:
1.       The core strategy (Strategi inti);
Menata kembali secara jelas mengenai:
a.       Tujuan;
b.      Peran; dan
c.       Arah organisasi.
2.       Consequence strategy (Strategi konsekuensi);
Strategi yang mendorong “persaingan sehat” guna:
a.       Meningkatkan motivasi; dan
b.      Kinerja pegawai; melalui
c.       Penerapan Reward and
d.      Punishment; dengan memperhatikan
e.      Resiko ekonomi; dan
f.        Pemberian penghargaan.
3.       Customer strategy (Strategi pelanggan);
Memusatkan perhatian untuk:
a.       Bertanggung jawab terhadap pelanggan;
b.      Organisasi harus menang dalam persaingan; dan
c.       Memberikan kepastian mutu bagi pelanggan.
4.       Control strategy (Strategi kendali);
Merubah:
a.       Lokasi; dan
b.      Bentuk kendali dalam organisasi;
Kendali dialihkan kepada:
a.       Lapisan organisasi paling bawah; yaitu
b.      Pelaksana, atau
c.       Masyarakat.
Kendali organisasi dibentuk berdasarkan:
a.       Visi; dan
b.      Misi; yang telah ditentukan
Dengan demikian terjadi:
a.       Proses pemberdayaan organisasi;
b.      Pegawai; dan
c.       Masyarakat.

5.       Cultural strategy (Strategi budaya);
Merubah budaya kerja organisasi yang terdiri dari:
a.       Unsur-2 kebiasaan;
b.      Emosi; dan
c.       Psikologi;
Sehingga pandangan masyarakat terhadap budaya organisasi publik ini berubah (tidak lagi memandang rendah).

Sumber:
Sedarmayanti, 2009, Reformasi Administra Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

  

PERUBAHAN NEW PUBLIC MANAGEMENT

AL-IKHLAS
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
1.       Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa;
2.       Allah tempat meminta segela sesuatu;
3.       (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan;
4.       Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”


PERUBAHAN NEW PUBLIC MANAGEMENT

New Public Management dipandang sebagai pendekatan dalam administrasi public menerapkan:
1.       Pengetahuan; dan
2.       Pengalaman; yang diperoleh dari
3.       Dunia bisnis; dan
4.       Disiplin ilmu lain; untuk
5.       Memperbaiki:
a.       Efektifitas;
b.      Efisiensi; dan
c.       Kinerja pelayanan publik; pada birokrasi modern.

New Public Management telah mengalami berbagai perubahan orientasi:
1.       Orientasi pertama;
The efficiency drive:
mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran kinerja;
2.       Orientasi kedua;
Downsizing and decentralization:
Mengutamakan:
a.       Penyederhanaan struktur;
b.      Memperkaya fungsi; dan
c.       Mendelgasikan otoritas; kepada unit yang lebibh kecil; agar
d.      Berfungsi dengan cepat; dan
e.      Tepat.
3.       Orientasi ketiga;
In search of excellence;
Mengutamakan:
a.       Kinerja  optimal; dengan memanfaatkan
b.      Ilmu pengetahuan; dan
c.       Teknologi.
4.       Orientasi keempat;
Public service orientation;
Menekankan pada:
a.       Kualitas;
b.      Misi; dan
c.       Nilai; yang hendak dicapai
d.      Organisasi publik; member perhatian lebih besar kepada:
e.      Aspirasi;
f.        Kebutuhan; dan
g.       Partisipasi:
1.       User; dan
2.       Warga masyarakat;
h.      Memberi otoritas lebih tinggi kepada:
1.       Pejabat yang dipilih masyarakat; termasuk
2.       Wakil mereka;
3.       Menekankan societal learning; dalam
4.       Pemberian pelayanan publik; dan
5.       Penekanan pada evaluasi kinerja secara berkesinambungan;
6.       Partisipasi masyarakat; dan
7.       Akuntabilitas; (Ferlie, Ashburner, Fitgerald, Pettigrew, 1997)

Sumber:
Sedarmayanti, 2009, Reformasi Administra Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Penerbit Refika Aditama, Bandung.


Rabu, 05 November 2014

DOKTRIN NEW PUBLIC MANGEMENT

AL- FATIHAH

1.       Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang;
2.       Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam;
3.       Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang;
4.       Pemilik hari pembalasan;
5.       Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan;
6.       Tunjukanlah kami jalan yang lurus;
7.       (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula) jalan mereka yang sesat.

DOKTRIN NEW PUBLIC MANGEMENT

Hood Vigoda, 2003, mengutarakan tujuh komponen doktrin dalam New Publik Mangement, yaitu:
1.       Pemanfaatan manajemen professional dalam sector publik;
2.       Penggunaan indicator kinerja;
3.       Penekanan yang lebih besar pada control keluaran;
4.       Pergeseran perhatian ke unit yang lebih kecil;
5.       Pergeseran ke kompetensi yang lebih tinggi;
6.       Penekanan gaya sector swasta pada praktek manajemen;
7.       Penekanan disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan sumber daya;

Sumber:
Sedarmayanti, 2009, Reformasi Administra Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Penerbit Refika Aditama, Bandung.


Tugas 4, UTS MK Reformasi Administrasi dan Governance

TUGAS KE 4, UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS).


Pada pertemuan ke 8


MATA KULIAH REFORMASI ADMINISTRASI & GOVERNANCE


Pertanyaan;
Berikan analisis kritis, Apa dan Bagaimanakah Hakekat Reformasi Administrasi & Governance bilamana dihubungakan dengan Kompetensi yang akan dibentuk untuk atau pada Saudara dari Mata Kuliah ini, dengan bersandarkan kepada bahwa Reformasi itu merupakan “Conditio Sine Qua-non” dengan mensikapi secara Bijak yang berharap “Status  quo” dan/atau alasan terpilih faforit yang lain pilihan Saudara ?


Keterangan:
1.       Hasil analisis kritis diunggah pada Blogg masing-masing mahasiswa, sebagai Karya Ilmiah (Artikel) !;
2.       Hasil unggah dari Blogg, diprint dan diserahkan pada dosen pengajar untuk bukti laporan dan penilaian UTS, pada pertemuan ke 9, tidak diijinkan terlambat;
3.       Benang merah / Abstrak dari artikel, tugas ke tiga dimasukkan pada komentar langsung di blog ini (milik dosen pengampu/pengajar);



Terimakasih, selamat 

Hakekat Organisasi

AL-ANFAL
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang;
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (QS. Al-ANFAL; 2)

HAKEKAT ORGANISASI

Prof. James D. Money dalam sebuah bukunya yang sangat terkenal “The Principles of Organization” menulis bahwa organisasi adalah segi formil daripada administrasi sekaligus mesin daripada administrasi serta saluran meliwati mana segala rencana serta policy dilaksanakan. Organisasi adalah frame work daripada setiap bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan bersama. (James D. Money “The Principles of Organization”, Harper & Bros, 1947).

Sebagai alat administrasi organisasi dapat ditinjau dari 2 sudut:
a.       Sebagai wadah di mana kegiatan manejemen dijalankan;
b.      Sebagai proses di mana terjadi interaksi antar orang-2 yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan;

Sebagai Wadah:
Organisasi adalah tempat di mana kegiatan manejemen dijalankan;
Sebagai wadah sifatnya statis;
Setiap organisasi memiliki suatu pola dasar struktur organisasi yang relative permanen sifatnya;
Tetapi dengan adanya perkembangan-2, kompleksnya tugas-2, berubahnya tujuan, pergantian pimpinan, beralihnya kegiatan dan lain-2, semuanya itu dapat merupakan factor yang mendorong adanya perubahan-2 dalam struktur suatu organisasi.

Sebagai Proses:
Tujuan atas organisasi sebagai proses memperhatikan dan menyoroti interaksi interaksi antar orang anggota organisasi itu;
Sebagai suatu proses organisasi jauh lebih dinamis daripada sebagai wadah;
Tujuan atas oraganisasi sebagai proses ini menimbulkan pendapat adanya dua macam hubungan dalam organisasi yaitu:
1.       Hubungan formal;
2.       Hubungan informal;

Hubungan formil;
Nampak pada tata-hubunganyang berupa susunan tata-kerja beserta segala tugas kewajiban daripada organisasi sebagaimana ditentukan secara resmi oleh pembentuk organisasi  itu;

Hubungan informil
Nampak pada tingkah laku dan tindakan oleh masing-2 peserta anggota dalam hubungan pribadi mereka, baik antara atasan dan bawahan maupun hubungan pribadi anggota ditingkat bawahan, tata hubungan ini tidak dapat ditetapkan sebelumnya oleh pembentuk organisasi;
Apabila hendak ditetapka dalam bentuk lukisan (diagram) atau bagan hubungan ini justru timbul dan terjadi di dalam bekerja/berkarya orang-2 itu sebagai bagian orang-2 yang bekerja sama;

Segi formil;
Segi formil daripada organisasi didasarkan atas hubungan yang rasionil;

Segi informal;
Segi informal daripada organisasi didasarkan atas hubungan irasionil dan emosionil, yaitu erat hubungannya dengan perasaan, keinginan serta hasrat daripada masing-2 anggota singkatnya didasarkan pada tingkah laku pribadi;

Apabila kita mengharapkan agar organisasi dapat memperoleh hasil yang baik dan lancar jalannya maka kedua segi tersebut di atas yaitu segi formil dan informal haruslah mendapat perhatian yang wajar;

Untuk menentukan segi atau hubungan-2 mana yang harus lebih banyak, segi formil atau informal, di dalam teori organisasi masih berlaku pendapat:

“Semakin berhasil kelompok pimpinan membina suatu organisasi, semakin menonjol pula hubungan yang bersifat informal meskipun hubungan-2 yang bersifat formil tidak boleh hilang sama sekali”;

Mengingat hal ini jawaban atas pertanyaan di atas memang tidak mudah ditemukan, masing-2 kelompok pimpinan haruslah menemukan sendiri jawabannya yang sama dengan sifat-2 organisasi yang dipimpinannya;

Filsafat manajemen yang dianutnya dan menemukan keseimbangan antara atasan dan bawahan sesuai dengan sifat dan hakekat manusia yang oleh para teoritikus organisasi pada dewasa ini lebih banyak ditonjolkan;

Dalam hubungan ini John Pfiffner berpendapat bahwa sekarang ini ada kecenderungan bagi usaha-2 ke arah memberikan perhatian yang besar untuk mengadakan balancing (seseimbangan) yang harmonis antara kedua segi itu dengan mengadakan sintesa antara keduanya.

Sumber:
Sarwono, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia.



Tugas ke 4 UTS Filsafat Administrasi

TUGAS KE 4, UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS).


Pada pertemuan ke 8 (Kesepakatan Perbaikan)


MATA KULIAH FILSAFAT ADMINISTRASI


Pertanyaan;
Berikan analisis kritis, Apa dan Bagaimanakah Hakekat Filsafat Administrasi bilamana dihubungakan dengan Kompetensi yang akan dibentuk pada Saudara dari Mata Kuliah ini, dengan bersandarkan kepada teori X, Y dan Z serta teori terpilih faforit yang lain pilihan Saudara ?


Keterangan:
1.       Hasil analisis kritis diunggah pada Blogg masing-masing mahasiswa, sebagai Karya Ilmiah (Artikel) !
2.       Hasil unggah dari Blogg, diprint dan diserahkan pada dosen pengajar untuk bukti laporan dan penilaian  UTS, pada pertemuan ke 9, tidak diijinkan terlambat;
3.       Benang merah / Abstrak dari artikel, tugas ke Empat ini dimasukkan pada komentar langsung di blogg ini (milik dosen pengampu/pengajar);


Terimakasih, selamat bekerja.