Kamis, 06 November 2014

PARADIGMA NEW PUBLIC MANAGEMENT

AL-HADIS
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab ra., dia berkata Saya pernah mendengar Rasulullah Saw. Bersabda “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Barang siapa berhijrah dengan niat untuk kepentingan duniawi atau untuk mencari perempuan yang akan dikawininya, maka balasan hijrahnya sesuai dengan niatnya.”  (Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadis: 1).

PARADIGMA NEW PUBLIC MANAGEMENT

Paradigma berikut dikenal dengan New Public Management, yang melihat bahwa:
1.       Manajemen terdahulu kurang efektif dalam memecahkan masalah; dan
2.       Memberikan pelayanan publik; termasuk
3.       Membangun masyarakat.

Paradigma ini dikenal dengan Banishing Bureaucracy (memangkas birokrasi), sebagai operasionalisasi dan Reinventing Government;

Diutarakan oleh Osborne & Plastrik (1997) yang mengemukakan makna mewirausahakan/reinventing, sebagai transformasi fundamental terhadap system dan organisasi publik untuk menciptakan peningkatan secara menakjubkan dalam:
1.       Efektivitas;
2.       Efisiensi;
3.       Adaptabilitas; dan
4.       Kapasitasnya untuk berinovasi;
Transformasi tersebut intinya:
Bagaimana membangun sektor publik yang bersifat “self renewing system”.

Banishing Bureaucracy berisi 5 strategi untuk melaksanakan prinsip Reinventing Government yang bernama “The Five C’S” yaitu:
1.       The core strategy (Strategi inti);
Menata kembali secara jelas mengenai:
a.       Tujuan;
b.      Peran; dan
c.       Arah organisasi.
2.       Consequence strategy (Strategi konsekuensi);
Strategi yang mendorong “persaingan sehat” guna:
a.       Meningkatkan motivasi; dan
b.      Kinerja pegawai; melalui
c.       Penerapan Reward and
d.      Punishment; dengan memperhatikan
e.      Resiko ekonomi; dan
f.        Pemberian penghargaan.
3.       Customer strategy (Strategi pelanggan);
Memusatkan perhatian untuk:
a.       Bertanggung jawab terhadap pelanggan;
b.      Organisasi harus menang dalam persaingan; dan
c.       Memberikan kepastian mutu bagi pelanggan.
4.       Control strategy (Strategi kendali);
Merubah:
a.       Lokasi; dan
b.      Bentuk kendali dalam organisasi;
Kendali dialihkan kepada:
a.       Lapisan organisasi paling bawah; yaitu
b.      Pelaksana, atau
c.       Masyarakat.
Kendali organisasi dibentuk berdasarkan:
a.       Visi; dan
b.      Misi; yang telah ditentukan
Dengan demikian terjadi:
a.       Proses pemberdayaan organisasi;
b.      Pegawai; dan
c.       Masyarakat.

5.       Cultural strategy (Strategi budaya);
Merubah budaya kerja organisasi yang terdiri dari:
a.       Unsur-2 kebiasaan;
b.      Emosi; dan
c.       Psikologi;
Sehingga pandangan masyarakat terhadap budaya organisasi publik ini berubah (tidak lagi memandang rendah).

Sumber:
Sedarmayanti, 2009, Reformasi Administra Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

  

0 komentar:

Posting Komentar