Kamis, 20 Juni 2013

Peran Pemimpin dalam Mengendalikan Konflik



Peran Pemimpin dalam Mengendalikan Konflik

Siklus kehidupan manusia dikelilingi oleh pertentangan alamiah sebagai ketetapan Allah (sunatullah) yang tertata sedemikian rupa sehingga melahirkan dinamika bagi kehidupan manusia itu sendiri.

Adanya perbedaan antaramalam dan siang, melahirkan dimensi waktu, malaikat dan setan, surga dan neraka melhirkan dimensi moral, bumi dan langit serta barat dan timur, utara-selatan, melahirkan dimensi ruang dan tempat.

Perbedaan, pertentangan dan konflik merupakan suatu kewajaran dalam dinamika kehidupan manusia.  Allah Swt berfirman dalam surah Hud (11:118) yang artinya “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”. Selanjutnya Rasulullah Saw, bersabda “Perbedaan pendapat umatku adalah Rahmat” (Al_Suyuthi, Al-Jami’us Shogier, 52).

Dengan demikian, merupakan suatu kewajaran bahwa pertentangan atau konflik akan selalu ada selama manusia itu ada baik secara individu maupun anggota kelompok atau masyarakat.
dalam kehidupan berorganisasi misalnya, konflik antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya atau antara orang yang dipimpinnya atau antara anggota kelompok dengan anggota lainnya bisa saja terjadi.

Sebab di dalam suatu organisasi  terdapat beberapa individu yang berbeda kepribadiannya, tidak bias dihindari, tetapi dapat dikendalikan, dikelola, bahkan disinergikan menjadi sesuatu yang sangat dinamis.

Oleh karena itu, maka pengendalian konflik merupakan salah satu tugas pemimpin dalam kepemimpinannya.

Efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik.

Kegagalan seorang pemimpin dalam mengendalikan dan mengelola konflik akan menimbulkan sesuatu yang anti produktif dan destruktif, sebaliknya jika seorang pemimpin dapat mengendalikan, mengelola  konflik secara baik.

Konflik merupakan masalah yang pelik untuk segera dicarikan pemecahannya, selain itu konflik juga dapat bermanfaat terutama dalam:
1.       Menciptakan kreativitas;
2.       Perubahan sosial yang konstruktif;
3.       Membangun keterpaduan kelompok, dan;
4.       Peningkatan fungsi kekeluargaan / kebersamaan.  

Sumber:

Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, 2010, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm., 305-306.

0 komentar:

Posting Komentar