Siklus kehidupan manusia dikelilingi oleh pertentangan
alamiah sebagai ketetapan Allah (sunatullah) yang tertata sedemikian rupa
sehingga melahirkan dinamika bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Adanya perbedaan antaramalam dan siang, melahirkan dimensi
waktu, malaikat dan setan, surga dan neraka melhirkan dimensi moral, bumi dan
langit serta barat dan timur, utara-selatan, melahirkan dimensi ruang dan
tempat.
Perbedaan, pertentangan dan konflik merupakan suatu
kewajaran dalam dinamika kehidupan manusia.
Allah Swt berfirman dalam surah Hud (11:118) yang artinya “Jikalau
Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat”. Selanjutnya Rasulullah Saw, bersabda “Perbedaan
pendapat umatku adalah Rahmat” (Al_Suyuthi, Al-Jami’us Shogier, 52).
Dengan demikian, merupakan suatu kewajaran bahwa
pertentangan atau konflik akan selalu ada selama manusia itu ada baik secara
individu maupun anggota kelompok atau masyarakat.
dalam kehidupan berorganisasi misalnya, konflik antara
pemimpin dengan orang yang dipimpinnya atau antara orang yang dipimpinnya atau
antara anggota kelompok dengan anggota lainnya bisa saja terjadi.
Sebab di dalam suatu organisasi terdapat beberapa individu yang berbeda
kepribadiannya, tidak bias dihindari, tetapi dapat dikendalikan, dikelola,
bahkan disinergikan menjadi sesuatu yang sangat dinamis.
Oleh karena itu, maka pengendalian konflik merupakan salah
satu tugas pemimpin dalam kepemimpinannya.
Efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dinilai dari
bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik.
Kegagalan seorang pemimpin dalam mengendalikan dan mengelola
konflik akan menimbulkan sesuatu yang anti produktif dan destruktif, sebaliknya
jika seorang pemimpin dapat mengendalikan, mengelola konflik secara baik.
Konflik merupakan masalah yang pelik untuk segera dicarikan
pemecahannya, selain itu konflik juga dapat bermanfaat terutama dalam:
1.
Menciptakan kreativitas;
2.
Perubahan sosial yang konstruktif;
3.
Membangun keterpaduan kelompok, dan;
4.
Peningkatan fungsi kekeluargaan / kebersamaan.
Sumber:
Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, 2010, Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm., 305-306.
0 komentar:
Posting Komentar