Bahan Kuliah Etika
Sugeng Rusmiwari
Fisip Unitri Malang
Renungan:
A.
Allah Swt,
berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supay
mereka menyembahku” (QS. Adz-Dzariyat, 56)
B.
Rasullah Saw, bersabda: “Pergunakanlah yang lima
sebelum datang yang lima: Mada mudamu sebelum dating masa tua, masa sehatmu
sebelum datang masa sakit, masa kayamu sebelum datang masa miskin, masa luangmu
sebelum datang masa sibuk, masa hidupmu sebelum datang kematian” (Hadits
shahih, diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadraknya, nomor IV/306, dst, dalam
buku Abu Ihsan al-Atsry & Ummu Ihsan Choiriyah, Panduan Amal Sehari
Semalam, Memaknai Setiao Detik Kehidupan Dengan Beramal Shalih, Pustaka Darul
Ilmi, Bogor, 2010).
Etika
1.
Etika berasal dari bahasa Yunani : Ethos, yang berarti kebiasaan atau watak.
2.
Etika merujuk pada hal:
a.
Etika berkjenaan dengan disiplin ilmu yang
mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh amnesia beserta pembenarannya dan
dalam hal ini etika merupakan salah satu cabang filsafat.
b.
Etika merupakan pokok permasaalahan di dalam
disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur
tingkah laku manusia.
(Sumber: Wahyudi Kumorotomo, Etika Adminsitrasi Negara, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1992, h. 7)
3.
Tujuan Etika, adalah memberitahukan bagaimana
kita dapat menolong manusia di dalam kebutuhannya yang riil yang secara susila
dapat dipertanggungjawabkan.
(Sumber: Wahyudi Kumorotomo, Etika
Adminsitrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, h. 23)
4.
Garis Besar landasan Etika:
a.
Naturalisme:
1.
Paha mini berpendapat bahwa system-sistem etika
dalam kesusilaan mempunyai dasar alami, yaitu pembenaran-pembenaran hanya dapat
dilakukan melalui pengkajian atas fakta dan bukan atas teori-teori yang sangat
metafisis.
2.
Manusia pada kodratnya adalah baik, sehingga ia
harus dihargai dan menjadi ukuran.
b.
Individualisme
1.
Emmanuel Kant, menekankan bahwa setiap orang
bertanggung jawab secara individual bagi dirinya.
2.
Dampak positif dari individualisme adalah
terpacunya prestasi dan kreativitas individu.
3.
Orang akan memiliki etos kerja yang kuat dan
selalu ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya.
4.
Dampak negative bahwa setiap orang akan
mementingkan diri sendiri atau bersikap egosentris.
c.
Hedonisme
Titik tolaknya bahwa manusia menurut kodratnya selalu mengusahakan kenikmatan,
yaitu bila kebutuhan kodrati terpenuhi, orang akan memperoleh kenikmatan
sepus-puasnya.
d.
Eudaemonisme
1.
Dari bahasa Yunani, yaitu demon yang berarti roh
pengawal yang baik, kemujuran atau keuntungan.
2.
Kepuasan yang sempurna tidak saja secara jasmani
tetapi juga rohani.
3.
Mencita-citakan suasana batiniah yang disebut
bahagia.
4.
Mengajarkan bahwa kebahagiaan merupakan kebaikan
tertinggi (prima facie).
e.
Utilitarianisme
1.
Tokoh dari ajaran ini adalah Jeremy Bentham
(1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873).
2.
Ciri utamanya adalah pengenal kesusilaan adalah
manfaat dari suatu perbuatan.
3.
Suatu perbuatan dikatakan baik jika membawa
manfaat atau kegunaan, berguna artinya memberikan kita sesuatu yang baik dan
tidak menghasilkan sesuatu yang buruk.
f.
Idealisme
a.
Paham ini timbul dari kesadaran akan adanya
lingkungan normativitas,
b.
Bahwa
terdapat kenyataan yang bersifat normative yang memberikan dorongan kepada
manusia untuk berbuat.
c.
Keunggulan dari ajaran ini adalah pengakuannya
tentang dualism manusia, bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani.
d.
Berdasrkan aspek cipta, rasa dan karsa yang
terdapat dalam batin manusia.
e.
Dapat dibagi menjadi 3:
1.
Idealisme rasionalistik
Bahwa dengan menggunakan pikiran dan akal, manusia dapat mengenal
norma-norma yang menuntun perilakunya.
2.
Idealisme estetik
Bahwa dunia serta kehidupan manusia dpat dilihat dari perspektif “karya
seni”.
3.
Idealisme etik
Pada intinya ingin menentukan ukuran-ukuran moral dan kesusilaan terhadap
dunia dan kehidupan manusia.
5. Mortiner
Jerome Adler, Siix grat Ideas, Mc Millan, New York, 1981, Ide Agung Etika,
bahwa Etika, sebagai pedoman hidup masyarakat:
a.
Keindahan (beauty)
1.
Bahwa hidup dan kehidupan manusia itu sendiri
seunggunnya merupakan keindahan.
2.
Dalam kehidupan social kita dapat menyaksikan
bahwa orang lebih menyenangi cinta kasih, kerjasama antar manusia, gotong
royong, kedamaian dan kehidupan yang berdasarkan saling membantu.
3.
Maka kasih saying, kedamaian dan kesejahteraan
itu sesungguhnya merupakan unsure-unsur keindahan.
b.
Persamaan (equality)
1.
Hakekat kemanusiaan menghendaki adanya persamaan
antara manusia yang satu dengan yang lain.
2.
Setiap manusia yang terlahir di bumi ini serta
merta memiliki hak dan kewajiban masing-masing, tetapi sebagi manusia ia adalah
sama atau sederajad.
c.
Kebaikan (goodness)
1.
Secara umum kebaikan berarti sifat atau
karakterisasi dari sesuatu yang menimbulkan pujian. (Lacey, A.R, A Dictionary
of Philosophy, Routledge & Kegan Paul, London, 1976)
2.
Perkataan baik (good) mengandung sifat-sifat
seperti persetujuan, pujian, keunggulan, kekaguman, atau ketepatan.
3.
Ide agung kebaikan sangat erat kaitannya dengan
hasrat dan cita manusia, karena pada umumnya manusia menghindari
perbuatan-perbuatan buruk.
4.
Lawan idea gung kebaikan adalah keburukan
(evil), yaitu jika perbuatannya merugikan diri sendiri, atau merugikan orang
lain.
d.
Keadilan (justice)
1.
Keadilan ialah kemauan yang tetap dan kekal
untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya.
2.
Menurut Plato, keadilan merupakan substansi
rohani umum dari suatu masyarakat yang menciptakan dan menjaga kesatuannya.
3.
Rawls, keadilan meliputi 2 azas:
a.
Bahwa setiap orang hendaknya memiliki hak yang
sama atas kebebasan dasar.
b.
Bahwa perbedaan social ekonomi hendaknya diatur
sehingga memberikan manfaat terbesar bagi mereka yang berkedudukan paling
menguntungkan serta bertalian dengan jabatan atau kedudukan yang terbuka bagi
semua orang berdasarkan persamaan kesempatan yang layak.
(John Rawls, A Theory of Justice, Harvad University Press, Canbridge,
1971).
e.
Kebabasan (liberty)
1.
Keleluasaan untuk bertindak atau tidak bertindak berdasarkan
pilihan-pilihan yang tersedia bagi seseorang.
2.
Kebebasan muncul dari doktrin, bahwa setiap
orang memiliki hidupnya sendiri serta mamiliki hak untuk bertindak menurut
pilihannya sendiri kecuali jika pilihan-pilihan tindakan tersebut melanggar
kebebasan yang sama dari orang lain.
3.
Itulah sebabnya, hukum sesungguhnya tidak
dimaksudkan untuk membatasi kebebasan tetapi justru untuk menjamin kebebasan
itu sendiri (Franz Magnis Suseno, Etika Politik, Gramedia Jakarta, 1987, h.
116-118).
4.
Contoh, suatu missal Walikota memutuskan suatu
Kebijakan, terus gagal, maka dialah yang pertama-tama mempertanggung jawabkan
kegagalan tersebut, mengapa ?
5.
Karena, kebebasan manusia mengandung pengertian:
a.
Kemampuan untuk menentukan diri sendiri;
b.
Kesanggupan untuk mempertanggung jawabkn
perbuatan;
c.
Syarat-syarat yang memungkinkan manusia untuk
melaksanakan pilihan-pilihannya beserta konsekwensi dari pilihan itu.
f.
Kebenaran (truth)
1.
Ide kebenaran biasanya dipakai dalam pembicaraan
mengenai logika ilmiah, sehingga kita mengenal kriteria kebenaran dalam
berbagai cabang ilmu, semisal matematika, biologi, sejarah dan juga filsafat.
2.
Namun ada pula kebenaran mutlak yang hanya dapat
dibuktikan dengan keyakinan bukan dengan fakta, yang ditelaah dengan Ilmu
Agama.
Sumber: Disarikan dari Wahyudi Kumorotomo, Etika
Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, h. 6 – 42.
0 komentar:
Posting Komentar