NIAT
YANG IKHLAS
Assalamu’alaikum.
Sudahkan Bapak, Ibu, Saudara, memasang niat untuk mengerjakan Amal
Shaleh hari ini ?
Mau hidup sempurna dalam Agama, mari kita niatkan Ikhlas, karena Ikhlas
adalah derajad yang tinggi serta sebagai syarat diterimanya amal ibadah kita di
sisi Allah, Swt.
Apa Ikhlas itu?
Ikhlas artinya menetapkan tujuan dengan memasang niat kegiatan yang
akan dilaksanakan sebelum mengerjakannya, dengan mengharap Ridho Allah semata.
Rasulullah Saw, bersabda (yang artinya saja): “Sesungguhnya setiap amal
tergantung kepada niat, dan setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”
(HR. Al- Bukhari dan Al-Muslim).
Untuk itu sangat besar pengaruh Niat terhadap Amal Perbuatan Kita,
‘Abdullah bin al-Mubaarak, ra, mengatakan (yang artinya saja) “Berapa banyak
amal besar yang menjadi kecil nilainya karena niat. Dan berapa banyak amal
kecil yang menjadi besar nilainya karena niat” (Jami’ul ‘Uluum wal Hikam ,
dalam Abu Ihsan al-Atsary & Ummu Ihsan Choiriyah, Panduan Amal Sehari
Semalam, Pustaka Darul Ilmi, 2010, h. 13).
Sebuah amal yang terlihat oleh kita begitu besar seperti Pergi Haji,
atau menyedekahkan harta dalam jumlah
yang besar, bisa saja tidak bernilai di sisi Allah, karena niatnya yang tidak
Ikhlas.
Sebaliknya amal yang terlihat oleh kita sepele, misalkan menyingkirkan
duri atau batu dari jalan atau sekedar memberikan senyum manis dan salam dengan
niat dan ikhlas saat bertemu kolega, teman atau saudara, bisa saja sangat
bernilai di sisi Allah.
Ingat Sabda Rasulullah Saw, ini, yang artinya saja “Sesungguhnya aku
melihat seseorang lelaki yang mondar mandir di dalam Surga disebabkan sebatang
pohon yang ia singkirkan dari tengah jalan yang mengganggu manusia” (HR. Muslim
6837, dari Abu Hurairah).
Untuk itu sudah selayaknya kita niatkan secara ikhlas perbuatan kita
sehari-hari, yang Insya’allah akan berpengaruh luar biasa pada diri kita
lebih-lebih untuk kepentingan kehidupan di akhirat sebagai tujuan kita nanti.
Amien.
Anas ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda (yang
artinya saja) “Barang siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah
akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, Allah akan memudahkan urusannya, dan
dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk dan hina. Dan barang siapa
menjadikan dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menadikan kemiskinan
terpampang di hadapan matanya, Allah akan jadikan urusannya berantakan, dan ia
tidak akan memperoleh dunia kecuali apa-apa yang telah ditetapkan baginya” (HR. At-Tirmidzi, Ahmadd dan lainnya,
dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah , 949).
Abdullah bin Abbas ra, meriwayatkan dari Rasulullah Saw, dari Rabb-Nya
“Sesungguhnya Allah menulis setiap kebaikan dan kejelekan, lantas Dia
menjelaskan, “Barang siapa berniat melakukan sebuah kebaikan namun ia tidak
jadi melaksanakannya maka Allah telah menulis untuknya satu kebaikan yang
sempurna, tetapi apabila ia melaksanakan maka Allah akan tulis untuknya sepuluh
hingga tujuh ratus kali lipat kebaikan, atau dilipat gandakan lebih dari itu.
Dan barang siapa yang berniat melakukan kejahatan namun ia tidak jadi
melakukannya maka Allah tulis untuknya satu kebaikan yang sempurna, tetapi
apabila perbuatan itu jadi ia lakukan maka Allah menuliskan untuknya satu dosa
kejahatan (HR. Al-Bukhari [6491] dan Muslim [131]).
Dan Allah Swt, berfirman dalam QS, Al-Qiyammah, 14-15, yang artinya
saja “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun Dia
mengemukakan alasan-alasannya”.
Maka mari kita jangan memandang kecil suatu kebaikan kecil yang
bernilai di tengah-tengah manusia, dan mari kita amalkan sabda Rasullah Saw,
ini, yang artinya saja “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lannya” (Hadis ini disahihkan oleh Al-Albani dalam ilsilah Shahihah,
426).
Demikian semoga bermanfaat, dan maaf bilamana ada kesalahan, selamat
berniat ikhlas dalam berperilaku untuk amal ibadah.
Wassalamu’alaikum.
Hamba Allah.
0 komentar:
Posting Komentar