FILSAFAT EMMANUEL
KANT.
Sugeng Rusmiwari
Fisip Unitri Malang
Renungan: Larangan Bunuh Diri:
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda “Barang
siapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan dijatuhkan di
neraka Jahannam kekal selama-lamanya, dan barang siapa yang makan racun untuk
bunuh diri, maka racun itu akan tetap ditangannya ia akan memakannya di neraka
Jahannam kekal selama-lamanya, dan barang siapa yang bunuh diri dengan senjata
besi maka besi itu akan tetap ditangannya, ia akan menikam perutnya di neraka
Jahannam kekal selama-lamanya” (Muttafaq Alaih / Al Lu’lu’ wal Marjan, 69,
dalam Ensiklopedi Tematis, Ayat Al-Qur’an
dan Hadits, Widya Cahaya, 2009, h. 185).
FILSAFAT EMMANUEL
KANT.
Dalam mempelajari filsafat, kita memahami ada tiga
pembidangan dalam sistematika pemetaan filsafat.
Sebagaimana pertanyaan mendasar yang dikemukakan oleh filsuf
besar Immanuel Kant, antara lain:
1.
Apakah yang dapat saya ketahui ?
Bidang ini mempertanyakan batas-batas
pengetahuan yang dapat kita peroleh.
Dimanakah letak batas pengetahuan kita itu.
Pembahasan masalah pengetahuan ini
merupakan bidang knowledge, yang di dalamnya mencakup bahasan tentang
epistimologi, logika, filsafat ilmu pengetahuan, dan metodologi.
2.
Apa yang harus saya lakukan ?
Bagian ini menyangkut soal aksiologi atau
ilmu tentang nilai-nilai.
Sebab dalam kehidupan sehari-hari, kita
selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang dihubungkan dengan nilai-nilai atau
penilaian.
Pembahasan bidang ini mencakup etika dan
estetika.
3.
Apa yang bias kita harapkan ?
Hal ini mempertanyakan segala yang ada dan
mempertanyakan pula eksistensi manusia dn Tuhan dalam hidup ini.
Pembahasan ini merupakan bidang being (tentang
ada), yang mencakup ontologdan metafisika.
Hal ini sering kali tidak terjawab oleh
ilmu pengetahuan dan seringkali
bersentuhan dengan bidang religi tentang harapan dan kepercayaan.
Sumber:
Hendra Nurtjahjo, Filsafat Demokrasi, Bumi Aksara Jakarta,
2006, h. 6-7.
0 komentar:
Posting Komentar