BAGAIMANA PEMIMPIN YANG SAKIT ITU ?
Orang yang gila kekuasaan itu adalah orang yang sakit, yang
ingin mengkompensasikan sifat-sifat bawahannya yang inferior (rendah) ke dalam
bentuk penguasaan terhadap orang lain.
Gila kuasa ini erat kaitannya dengan delinquency /
kejahatan, sebab delinquent itu selalu cenderung memaksakan keinginan sendiri
agar semua orang berbuat seperti yang diperintahkannya, tanpa mengindahkan
hak-hak dan kebebasan insane orang lain.
Merampas hak orang lain, dan melanggar martabat orang lain
itu pada umumnya dicapainya dengan jalan criminal untuk mendapatkan:
1.
Posisi social;
2.
Kekuasaan besar;
3.
Dan lisensi-lisensi khusus secara legel;
Juga untuk memuaskan ambisi-ambisi pribadinya, tanpa
tantrangan dari siapapun juga.
Dengan sembunyisembunyi, kekuasaannya dimanfaatkan untuk
kepentingan sendiri, dengan akibat: sangat merugikan orang banyak.
Memang, struktur masyarakat modern di alam demokrasi
memungkinkan individu-individu yang sangat ambisius (bahkan paling ambisius)
untuk menduduki kursi kepemimpinan paling tinggi.
Penonjolan diri sendiri untuk menjabat kursi kepemimpinan
itu biasanya merupakan kompensasi dari inferioritas dan kekerdilannya.
Yaitu mengkompensasikan defisiensi atau kekurangannya dalam
bentuk-bentuk superioritas, justru pada bidang di mana dia benar-benar merasa
inferior di situ.
Usaha kompensatoris ini ada kalanya berhasil, dan bias
diselimuti dengan rapi.
Tetapi biasanya orang yang bersangkutan justru malah
mengalami kegagalan total, dan memperlihatkan “keaslian defek (defect/cacat)
nya”.
Oleh sebab itu orang-orang yang memiliki cirri-ciri bawahan
fisik dan mental yang inferior biasanya “bernafsu sekali untuk menjadi seorang
big boss” (majikan besar) dengan kekuasaan mutlak dan tidak terbatas.’
Sumber, diadobsi dan diadaptasi dari:
Kartini Kartono, 1991, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah
Pemimpin Abnormal Itu ?, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 169-170.
0 komentar:
Posting Komentar