GENERASI X - 2
Generasi (Gen) X menginginkan pekerjaan yang memberikan arti
atau ingin merasa menjadi bagian tempat kerja yang mereka memberi arti bagi
mereka;
Mari kita masuk ke dalam pikiran seorang Gen X:
1.
Mereka selalu mencari kesempatan;
2.
Mereka tidak setia pada perusahaan, tetapi
mereka setia kepada manajer;
3.
Mereka melihat rekan kerja sebagai pesaing;
4.
Kehidupan mereka berada di posisi pertama dalam
hidup mereka, pekerjaan di posisi kedua (hidup pertama, kerja kedua);
5.
Mereka sudah biasa dengan perampingan
perusahaan;
6.
Mereka menginginkan hubungan yang informal
dengan figure otoritas;
7.
Mereka menginginkan perhatian, pengakuan, dan
penghargaan;
8.
Mereka merasa sebagai generasi yang tidak
dihargai, dibelakang generasi Boomers;
Sikap “hidup pertama, kerja kedua” adalah ciri utama Gen X
(ini adalah kesamaan mereka dengan Gen Y.);
Kelompok ini memiliki keluarga muda, orang tua yang sudah
berumur, dan tingkat stress yang sangat tinggi;
Banyak Gen X, menunda keluarga sampai mencapai usia
pertengahan atau akhir tiga puluhan, yang menyebabkan banyaknya stress ditempat
kerja di mana para Zoomer adalah kelompok kerja utamanya;
Para Gen X menghasilkan volume kerja yang tinggi dan
memiliki komitmen yang kuat pula pada pekerjaan mereka, tapi saat mereka mulai
berkeluarga, mereka ingin berada bersama anak-anak mereka;
Mereka tidak mau mengikuti gaya hidup para Zoomer yang tidak
pernah di rumah, keadaan menyebabkan para Gen X menjadi anak-anak yang tumbuh
tanpa orang tua di rumah karena orang tua mereka bekerja terus di kantor;
Generasi X merasa frustrasi dengan para pemimpin Zoomer
karena mereka merasa para Zoomer itu bicara tentang keseimbangan antara hidup
dan kerja tapi tidak benar-benar melaksanakannya;
Gen X juga merasa dibebani dengan kurangnya minat dan tindakan
para Zoomer untuk menggunakan solusi teknologi;
Gen X merasa para Zoomer terpaku pada sikap mereka sendiri,
dan bahwa peraturan Zoomer yang kaku telah mencekik produktivitas dan laba;
Para Gen X khawatir bahwa usaha mereka mencari keseimbangan
antara hidup dan kerja akan membahayakan karier mereka di mata para bos Zoomer;
Mereka merasa bahwa para Zoomer telah mengorbankan keluarga
demi kepastian kerja dan kemajuan karier, dan bahwa mereka mengharapkan Gen X
untuk melakukan hal yang sama;
Bagaimana kita bisa membuat Gen X senang di tempat kerja ?
Cobalah lihat beban pekerjaan mereka;
Berilah mereka dukungan yang tidak ada di lingkungan pekerja
para Zoomer;
Dukungan ini bisa dalam bentuk perbaikan atau peningkatan
teknologi;
Atau penambahan training dan rencana suksesi yang jelas;
Berikan control lebih besar kepada para pemimpin Gen X dan
beri mereka keleluasaan untuk membuat keputusan wirausaha di tempat kerja;
Salah satu keluhan para Gen X adalah terlalu banyaknya
peraturan, terlalu banyak struktur, dan kurangnya keleluasaan untuk menjadi
kreatif;
Apabila memungkinkan, berilah Gen X berkesempatan untuk
bekerja di rumah;
Mereka akan banting tulang dan bekerja dengan sangat baik
dari rumah sesuai dengan pengukuran kinerja mereka (dibandingkan kalau mereka harus
bekerja sesuai jam kerja di kantor);
Anda harus menyesuaikan harapan Anda akan hasil kerja para
Gen X, terutama bila Anda adalah seorang pemimpin Zoomer;
Berilah keluwesan dengan tetap menetapkan standar yang
tinggi;
Para Gen X biasanya lebih mudah beradaptasi terhadap
perubahan disbanding dengan para Zoomer, ikutsertakan para Gen X Anda dalam
memimpin perubahan;
Buatlah system imbalan dan penghargaan yang sesuai dengan kepentingan
setiap Gen X di tempat Anda;
Lakukan pemikiran yang matang mengenai pemberian penghargaan
yang berarti dan bersifat pribadi;
Siapkan Gen X untuk posisi pemimpin tingkat tinggi dan
eksekutif atau Anda beresiko kehilangan mereka saat mereka mengambil keputusan
untuk memulai bisnis mereka sendiri;
Terima ide-2 mereka dan beri mereka kesempatan untuk
mengajukan ide-2 mereka.
Sumber:
Cheryl Cran, 2014, 101 Tips Mengelola Generasi X, Y, Zoomer,
Di Tempat Kerja, PT Gramedia, Jakarta.