Materi
3
Renungan:
1.
Allah Swt, berfirman “Maka disebabkan rahmat
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kami bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagimereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatklan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya (QS. Ali-Imran [3], ayat 159).
2.
Dari Ibnu Abbas ra., bahwa Nabi Saw., saat
mengutus Muaddz ke Yaman maka beliau berpesan: “Berhati-hatilah dari do’anya
orang-orang yang teraniaya, sesungguhnya di antara dia dengan Allah tidak ada
hijab (pembatas).” (Muttafaq Alaih / Al
lu’lu’ wal Marjan: 12, dalam Esiklopedi Tematis
Ayat Al-Qur’an dan Hadits, Jilid 1, Widya Cahaya, 2010, h. 12).
KEPEMERINTAHAN (Governance)
Paradigma Perubahan Government (Pemerintah) menjadi
Kepemerintahan (Governance)
Secara urmum Governance
1.
Diartikan
sebagi kualitas hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang dilayani
dan dilindunginya.
2.
Mencakup
3 (tiga) domain, yaitu:
a.
State (Negara / Pemerintahan)
b.
Private sectors (sector swasta / dunia usaha)
c.
Society (Masyarakat)
d.
Mencakup
3 (tiga) domain, yaitu:
Sumber: Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik,
Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, PT Refika Aditama, 2009, h.
270.
ISU
1.
Keterbatasan dan kelemahan pemerintah serta
perkembangan lingkungan global berujung pada ketidak percayaan masyarakat kepada
pemerintah sekaligus menunjukkan adanya gejala kegagalan pemerintah dalam
mengelola pembangunan nasional diberbagai sector.
2.
Kegagalan pemerintah dipicu pula oleh penyalah
gunaan wewenang aparatur pemerintah, sentralistik, top-down, self-oriented, monopolistic,
tidak efektif dan tidak efisien, represif dan kurang peka terhadap aspirasi
masyarakat yang mendorong suburnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN).
Sumber: Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik,
Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, PT Refika Aditama, 2009, h.
271.
ISU / Data
1.
Desentralisasi berpotensi menciptakan
transparansi dan akuntabilitas dan bisa menjadi modal untuk menumbuhkan
demokrasi local.
2.
Akan tetapi, kenyataannya kebijakan
desentralisasi di dalamnya tidak otomatis mengandung prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik.
3.
Terselenggaranya pemerintahan yang efektif dan
lebih demokratis menuntut adanya praktek kepemerintahan lokal yang lebih baik yang membuka peran serta
masyarakat.
4.
Pemerintah lokal memiliki peluang besar untuk
mendorong demokratisasi, karena proses desentralisasi lebih memungkinkan adanya pemerintahan yang lebih responsive,
representative, dan akuntabel.
5.
Desentralisasi harus simultan membawa penguatan
kapasitas institusi lokal dan membangun system pemerintah yang responsive,
artinya tidak hanya memperkuat pemerintah lokal saja, tetapi juga memastikan
bagaimana pemerintah dapat menjalankan fungsi pelayanan publiknya secara akuntabel.
6.
Potensi demokratisasinya desentralisasi sangat
mungkin tercapai apabila terdapat institusionalisasi peran serta masyarakat di
tingkat lokal.
7.
Karena kalau tidak, maka pemerintah telah
terdesentralisasi, dapat mengakibatkan kalangan elit lokal yang mendapatkan kekuasaan baru, akan lebih
berpotensi mendapat keuntungan untuk
dirinya sendiri.
8.
Oleh sebab
itu masyarakat harus secara sistematis ikut terlibat dalam proses
perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan evaluasi program.
Sumber: Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik,
Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, PT Refika Aditama, 2009, h.
270.
Pusat Perhatian Utama
Governance:
1.
Adalah perbaikan kinerja atau perbaikan kualitas.
2.
Proses pengambilan keputusan dan proses dimana
keputusan diimplementasikan atau tidak diimplementasikan.
3.
Dapat digunakan dalam beberapa konteks seperti
Corporate Governance, International Governance, National Governance, dan Local
Governance.
Sumber: Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik,
Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, PT Refika Aditama, 2009, h.
273.
0 komentar:
Posting Komentar