Materi
5
Sugeng Rusmiwari
Fisip Unitri Malang
Renungan:
1.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang
dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (maksudnya: seorang yang
selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya) dan sekali-kali
bukanlah Dia termasuk orang-orang yang mepersekutukan (Tuhan) yang mensyukuri nikmat-nikmat
Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (QS. An-Nahl
[16]: 120)
2.
Larangan Bunuh Diri, Dari Abu Hurairah ra,
dari Nabi Saw, beliau bersabda “Barang siapa yang terjun dari gunung untuk
bunuh diri, maka ia akan dijatuhkan di neraka Jahannam kekal selama-lamanya,
dan barang siapa yang makan racun untuk bunuh diri, maka racun itu akan tetap
ditangannya ia akan memakannya di neraka Jahannam kekal selama-lamanya, dan
barang siapa yang bunuh diri dengan senjata besi maka besi itu akan tetap
ditangannya, ia akan menikam perutnya di neraka Jahannam kekal selama-lamanya”
(Muttafaq Alaih / Al Lu’lu’ wal Marjan, 69, dalam Ensiklopedi Tematis, Ayat Al-Qur’an dan
Hadits, Widya Cahaya, 2009, h. 185).
FILSAFAT EMMANUEL KANT.
Dalam mempelajari filsafat, kita memahami ada
tiga pembidangan dalam sistematika pemetaan filsafat.
Sebagaimana pertanyaan mendasar yang
dikemukakan oleh filsuf besar Immanuel Kant, antara lain:
1.
Apakah yang dapat saya ketahui ?
Bidang
ini mempertanyakan batas-batas pengetahuan yang dapat kita peroleh.
Dimanakah
letak batas pengetahuan kita itu.
Pembahasan
masalah pengetahuan ini merupakan bidang knowledge, yang di dalamnya mencakup
bahasan tentang epistimologi, logika, filsafat ilmu pengetahuan, dan
metodologi.
2.
Apa yang harus saya lakukan ?
Bagian
ini menyangkut soal aksiologi atau ilmu tentang nilai-nilai.
Sebab
dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang
dihubungkan dengan nilai-nilai atau penilaian.
Pembahasan
bidang ini mencakup etika dan estetika.
3.
Apa yang bisa kita harapkan ?
Hal
ini mempertanyakan segala yang ada dan mempertanyakan pula eksistensi manusia
dn Tuhan dalam hidup ini.
Pembahasan
ini merupakan bidang being (tentang ada), yang mencakup ontologdan metafisika.
Hal
ini sering kali tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan dan seringkali bersentuhan dengan bidang religi tentang
harapan dan kepercayaan.
Sumber:
Hendra Nurtjahjo, Filsafat Demokrasi, Bumi
Aksara Jakarta, 2006, h. 6-7.
0 komentar:
Posting Komentar