AL-ANFAL
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang;
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat Nya
kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.
(QS. Al-ANFAL; 2)
HAKEKAT ORGANISASI
Prof. James D. Money dalam sebuah bukunya yang sangat
terkenal “The Principles of Organization” menulis bahwa organisasi adalah segi
formil daripada administrasi sekaligus mesin daripada administrasi serta
saluran meliwati mana segala rencana serta policy dilaksanakan. Organisasi
adalah frame work daripada setiap bentuk kerjasama manusia untuk mencapai
tujuan bersama. (James D. Money “The Principles of Organization”, Harper &
Bros, 1947).
Sebagai alat administrasi organisasi dapat ditinjau dari 2
sudut:
a.
Sebagai wadah di mana kegiatan manejemen
dijalankan;
b.
Sebagai proses di mana terjadi interaksi antar
orang-2 yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan;
Sebagai Wadah:
Organisasi adalah tempat di mana kegiatan manejemen dijalankan;
Sebagai wadah sifatnya statis;
Setiap organisasi memiliki suatu pola dasar struktur
organisasi yang relative permanen sifatnya;
Tetapi dengan adanya perkembangan-2, kompleksnya tugas-2,
berubahnya tujuan, pergantian pimpinan, beralihnya kegiatan dan lain-2,
semuanya itu dapat merupakan factor yang mendorong adanya perubahan-2 dalam
struktur suatu organisasi.
Sebagai Proses:
Tujuan atas organisasi sebagai proses memperhatikan dan
menyoroti interaksi interaksi antar orang anggota organisasi itu;
Sebagai suatu proses organisasi jauh lebih dinamis daripada
sebagai wadah;
Tujuan atas oraganisasi sebagai proses ini menimbulkan
pendapat adanya dua macam hubungan dalam organisasi yaitu:
1.
Hubungan formal;
2.
Hubungan informal;
Hubungan formil;
Nampak pada tata-hubunganyang berupa susunan tata-kerja
beserta segala tugas kewajiban daripada organisasi sebagaimana ditentukan
secara resmi oleh pembentuk organisasi
itu;
Hubungan informil
Nampak pada tingkah laku dan tindakan oleh masing-2 peserta
anggota dalam hubungan pribadi mereka, baik antara atasan dan bawahan maupun
hubungan pribadi anggota ditingkat bawahan, tata hubungan ini tidak dapat
ditetapkan sebelumnya oleh pembentuk organisasi;
Apabila hendak ditetapka dalam bentuk lukisan (diagram) atau
bagan hubungan ini justru timbul dan terjadi di dalam bekerja/berkarya orang-2
itu sebagai bagian orang-2 yang bekerja sama;
Segi formil;
Segi formil daripada organisasi didasarkan atas hubungan
yang rasionil;
Segi informal;
Segi informal daripada organisasi didasarkan atas hubungan
irasionil dan emosionil, yaitu erat hubungannya dengan perasaan, keinginan
serta hasrat daripada masing-2 anggota singkatnya didasarkan pada tingkah laku pribadi;
Apabila kita mengharapkan agar organisasi dapat memperoleh
hasil yang baik dan lancar jalannya maka kedua segi tersebut di atas yaitu segi
formil dan informal haruslah mendapat perhatian yang wajar;
Untuk menentukan segi atau hubungan-2 mana yang harus lebih
banyak, segi formil atau informal, di dalam teori organisasi masih berlaku pendapat:
“Semakin berhasil kelompok pimpinan membina suatu
organisasi, semakin menonjol pula hubungan yang bersifat informal meskipun
hubungan-2 yang bersifat formil tidak boleh hilang sama sekali”;
Mengingat hal ini jawaban atas pertanyaan di atas memang tidak
mudah ditemukan, masing-2 kelompok pimpinan haruslah menemukan sendiri
jawabannya yang sama dengan sifat-2 organisasi yang dipimpinannya;
Filsafat manajemen yang dianutnya dan menemukan keseimbangan
antara atasan dan bawahan sesuai dengan sifat dan hakekat manusia yang oleh
para teoritikus organisasi pada dewasa ini lebih banyak ditonjolkan;
Dalam hubungan ini John Pfiffner berpendapat bahwa sekarang
ini ada kecenderungan bagi usaha-2 ke arah memberikan perhatian yang besar
untuk mengadakan balancing (seseimbangan) yang harmonis antara kedua segi itu
dengan mengadakan sintesa antara keduanya.
Sumber:
Sarwono, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar