Jumat, 22 Juli 2011

TEKNIK SAMPLING





SAMPLING PENELITIAN


Sugiyono, 2011, 81,  menyatakan “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterustik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Kapan masalah sampling muncul bagi seorang peneliti, jia yang bersangkutan:

  1. Bermaksud mereduksi obyek penyelidikannya.
Dengan alas an peneliti tidak ingin menyelidiki semua obyek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari obyek gejala atau kejadian yang dimaksudkan.

  1. Jika ia ingin mengadakan generalisasi.
Maksudnya mengadakan kesimpulan-kesimpulan kepada obyek-obyek, gejala-gejala atau kejadian-kejadian yang lebih luas dari pada yang diselidiki.  

Atau bilamana populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memnpelajari semua yang ada pada populasi, misalkan karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, sehingga kesimpulan dari sampel dapat representatif (mewakili).

Jadi  penelitian tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Penelitian atau research yang dilakukan seperti ini namanya research sampling atau sampling study. Kata lain dari sampel adalah contoh (monster), yang diharapkan dapat mewakili atau menggambarkan maksimal keadaan populasi

Bagaimana bila tidak representatif, ibarat orang buta yang diminta mendeskripsikan tentang gajah, yang satu orang buta tersebut memegang telinga, dia mengatakan gajah itu kaya kipas dan lebar, yang kedia memegang belalai, dia mengatakan seperti ular, dan yang lain memegang ekor, lalu mengatakan seperti tali. Itulah jadinya bila sampel penelitian tidak diambil secara representatif, sehingga dapat disebut (sampling error).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sample dalam suatu penelitian antara lain:

  1. Derajad keseragaman (degree of homogeneity) dari populasi.
Makin seragam atau homogen populasi, makin kecil sampel yang diambil.

  1. Presisi yang dikehendaki oleh peneliti.
Keadaan yang memperlihatkan keadaan populasi, presisi makin tinggi maka desain makin baik, presisi lebih tinggi maka desain lebih baik, semakin besar sample yang diambil semakin kecil tingkat kesalahan (penyimpangan-2) terhadap nilai populasi yang didapat.
  1. Rencana analisis data.

  1. Tenaga, biaya dan waktu yang dibutuhkan.


Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel dan perlu dicermati antara lain:

  1. Daerah generalisasi;
Dimaksudkan sebagai area focus dari sasaran penelitian yang menjangkau kisi-kisi fenomena yang akan diteliti, dipelajari, dideskripsikan, dihubungkan atau disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah serta maksud dan tujuan penelitian itu sendiri.

  1. Penegasan sifat-sifat populasi;
Sifat populasi perlu ditegaskan yaitu heterogen atau homogen

  1. Sumber-sumber informasi tentang populasi;
Dari mana sumber informasi tentang populasi didapatkan, juga menjadi pertimbangan untuk menentukan teknik maupun besarnya sampel.

  1. Besar-kecilnya sample
Besar dan kecilnya sample, sangat dipengaruhi oleh teknik sampling yang digunakan.

  1. Teknik sampling
Teknik pengambilan sample dapat memperhatikan beberapa hal:

a.       Probability sampling
Teknik pengambilan sample yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

    1. Simpel random sampling;
Pengambilan sample dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga dapat disebut simple (sederhana), karakter populasi biasanya relative homogen.

    1. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bilamana populasi memiliki karakter yang tidak homogen serta memiliki strata secara proporsional.

    1. Disproportionate Stratified Random Samplin
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

    1. Area (cluster) sampling / sampling menurut daerah.
Teknik ini digunakan bilamana obyek yang akan diteliti sangat luas, sehingga perlu penetapan area / daerah, prosesnya melalui  dua tahap:

a. menentukan sample daerah;
b. menentukan orang-orangnya


b.      Non Probability Sampling
Teknik ini tidak memberikan peluang / kesempatan yang sama bagi setiap unsure dari anggota populasi yang akan dipilih untuk dijadikan sample.

1.      Sampling sistematis
Teknik disusun berdasarkan tahap-tahap atau urutan misalkan:
a.       anggota populasi yang telah diberi nomor urut,
b.      kemudian diambil nomor ganjil atau genap saja, atau
c.       kelipatan bilangan tertentu misalkan (1, 5, 10, 15, 20, dst).

2.      Sampling kuota
Teknik untuk menentukan sample dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

3.      Sampling insidental
Teknik penentuan jumlah sample berdasarkan kebetulan, maksudnya siapa saja yang secara kebetulan / incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel serta cocok digunakan sebagai sample.

4.      Purposive sampling.
Teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu, misalkan penelitian politik, berarti respondennya adalah orang yang ahli politik, begitu seterusnya.

5.      Sampling jenuh
Disebut sampel jenuh bilamana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, pertimbangannya karena populasinya relatif kecil, atau dengan pertimbangan lain, agar dalam membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Nama lain teknik ini adalah sensus.

6.      Snowball sampling
Teknik ini menggunakan cara, mula-mula sampelnya kecil, kemudian membesar dan membesar, kapan berhentinya, bilamana sudah diketemukan benang merah dari focus yang diinginkan.



Sumber bacaan:
Sugiyono, Metode Penelitisn Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2011.
Sumadi Suryabrata, Metodolog Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

0 komentar:

Posting Komentar