Kebenaran Etis
Kebenaran etis adalah kebenaran yang bersumber dari etika.
Etika mempelajari prinsip-prinsip dan tindakan moral.
Moral berkaitan dengan praktek-praktek dan kegiatan-kegiatan
yang bersangkut paut dengan benar dan salah.
Jadi kebenaran etis adalah kebenaran yang berdasarkan prinsip-prinsip
dan tindakan moral.
Dengan berpedoman pada kebenaran etis ini kita dapat
menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah dan mengapa tindakan-tindakan
itu dianggap benar atau salah.
Kebenaran Etis menurut pada filsuf meliputi kejujuran,
keberanian, dapat dipercaya, keramah tamahan, keadilan dan dapat diandalkan,
dengan titik sentral keadilan dan keinginan untuk berbuat baik.
Untuk dapat menentukan apakah suatu tindakan benar atau
salah, kita harus memiliki kepekaan yang kuat terhadap nilai-nilai etis
tersebut di atas.
Kepekaan sebenarnya merupakan ketrampilan, dan ketrampilan
atau kepekaan dapat menjadi kuat apabila dipraktekkkan.
Ole karena itu nilai-nilai etis tersebut di atas harus
dipraktekkan oleh semua orang sedangkan para administrator public dan
tenaga-tenaga professional lainnya harus mengaplikasikannya dalam situasi situasi
spesifik yang mereka hadapi selama menjalankan tugas.
Sebagai contoh kebenaran Etis dan Non Etis.
Apabila seorang pejabat telah menyatakan janji, baik
tertulis ataupun lisan ska secara etis pejabat harus memenuhinya, sebaliknya
apabila ia tidak memenuhi janjinya dapat dianggap tidak dapat dipercaya atau
tidak etis (non-etis).
Begitu pula apabila seorang pegawai yang oleh atasannya
diperintahkan untuk mengganti uang penegaluaran dinas yang jumlahnya sudah
dibengkakkan (tidak sesuai dengan kenyataannya).
Sebagai bawahan mungkin akan ikut perintah atasan tersebut,
walaupun kata hatinya tidak benar, maka disini sebagai bawahan dituntut suatu
keberanian untuk mengatakan kebenaran bahwa tindakan tersebut salah atau /
tidak etis (non etis).
Sumber:
Kridawati Sadhana, 2012, Etika Birokrasi Dalam Pelayanan
Publik, Penerbit CV. Citra Malang, hlm. 38-39
0 komentar:
Posting Komentar