Selasa, 07 Mei 2013

Model Kepemimpinan Kontingensi



Model Kepemimpinan Kontingensi

Model ini dikembangkan oleh Fiedler, model kontigensi dari efektivitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung.
Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh.
Fiedler memberikan perhatian mengenai pengukuran orientasi kepemimpinan dari seorang individu .
Ia mengembangkan Least-Preferred Co-Worker (LPC) Scale untuk mengukur dua gaya kepemimpinan:
a.       Gaya berorientasi tugas, yang mementingkan tugas atau otoritatif;
b.      Gaya berorientasi hubungan, yang mementingkan hubungan kemusiaan.

Sedangkan kondisi situasi terdiri dari dua faktor utama, yaitu:
a.       Hubungan pemimpin-anggota, yaitu derajad baik/buruknya hubungan antara pemimpin dan bawahan;
b.      Struktur tugas, yaitu derajat kuat/lemahnya strukturisasi, standarisasi dan rincian tugas pekerjaan.
Kekuasaan posisi, yaitu derajat tinggi/rendahnya kewenangan dan pengaruh pemimpin atas variabel-variabel kekuasaan, seperti memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi.
Situasi akan menyenangkan pemimpin apabila kedua dimensi di atas mempunyai derajat tinggi.
Dengan kata lain, situasi akan menyenangkan apabila:
a.       Pemimpin  diterima oleh para pengikutnya;
b.      Tugas-tugas dan seua yang berhubugan dengannya ditentukan secara jelas;
c.       Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapkan pada posisi pemimpin.

Sumber:
Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, 2010, Kepemimimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Ketiga, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, hlm. 12-13.


0 komentar:

Posting Komentar