Model Kepemimpinan Kontingensi
Model ini dikembangkan oleh Fiedler, model kontigensi dari
efektivitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada
interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung.
Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari
oleh kekuatan dan pengaruh.
Fiedler memberikan perhatian mengenai pengukuran orientasi
kepemimpinan dari seorang individu .
Ia mengembangkan Least-Preferred Co-Worker (LPC) Scale untuk
mengukur dua gaya kepemimpinan:
a.
Gaya berorientasi tugas, yang mementingkan tugas
atau otoritatif;
b.
Gaya berorientasi hubungan, yang mementingkan
hubungan kemusiaan.
Sedangkan kondisi situasi terdiri dari dua faktor utama,
yaitu:
a.
Hubungan pemimpin-anggota, yaitu derajad
baik/buruknya hubungan antara pemimpin dan bawahan;
b.
Struktur tugas, yaitu derajat kuat/lemahnya
strukturisasi, standarisasi dan rincian tugas pekerjaan.
Kekuasaan posisi, yaitu derajat tinggi/rendahnya kewenangan
dan pengaruh pemimpin atas variabel-variabel kekuasaan, seperti memberikan
penghargaan dan mengenakan sanksi.
Situasi akan menyenangkan pemimpin apabila kedua dimensi di
atas mempunyai derajat tinggi.
Dengan kata lain, situasi akan menyenangkan apabila:
a.
Pemimpin
diterima oleh para pengikutnya;
b.
Tugas-tugas dan seua yang berhubugan dengannya
ditentukan secara jelas;
c.
Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal
diterapkan pada posisi pemimpin.
Sumber:
Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, 2010, Kepemimimpinan dan
Perilaku Organisasi, Edisi Ketiga, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, hlm.
12-13.
0 komentar:
Posting Komentar