Minggu, 12 April 2015

MK, Keputusan, Orientasi Gaya Pengambilan Keputusan



ORIENTASI GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.       Gaya Direktif:
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas; dan
Berorientasi pada tugas dan masalah teknis;
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah;
Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat;
Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai focus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secara umum, menampilkan gaya kepemimpinan otokratis;

2.       Gaya Analitik:
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis;
Jenis ini suka menganalisis situasi;
Pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisa sesuatu;
Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternative dari pada pembuat keputusan direktif;
Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil keputusan, tetapi mereka merespon situasi baru atau tidak menentu dengan baik;
Mereka cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis;

3.       Gaya Konseptual:
Pembuat keputusan gaya konseptual mempuntai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat, dan peduli pada lingkungan social;
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang;
Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intusi dalam mengambil keputusan;
Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah;
Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan;
      
4.       Gaya Perilaku:
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan social;
Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat;
Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan;
Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain;
Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata “tidak” kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

Sumber:
Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Edisi 10, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006.
 


0 komentar:

Posting Komentar