MK Keputusan Tugas 2, UTS
Proses dan Teknik Pengambilan Keputusan
Konsep/definisi:
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal
dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi (Fahmi, 2013). Dimana keputusan yang diambil akan
mempengaruhi cara pencapaian tujuan yang hendak diraih (Dermawan, 2004).
Tugas:
1.
Analisis kritis konsep keputusan tersebut di
atas dengan hakekat
pendekatan:
a.
Teori motivasi: X;
b.
Teori motivasi: Y, dan
c.
Teori motivasi: Z;
2.
Dalam pengambilan keputusan dikenal adanya “dynamic
model” bagaimana hubungan model tersebut dengan filosofis model di bawah ini:
a.
Model keputusan Rasional;
b.
Model keputusan Bounded;
c.
Model keputusan Intuitive;
3.
Pada dasarnya Saudara dicetak menjadi “Leader”
yang berkompeten dan professional sebagai “agent of change and development”, dengan berpegang pada rumus “L =
f ( l, f, s )”. Susun konsep “decision
making process” bila kita berhadapan dengan “follower” Generasi X
pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja
kedua”.
Keterangan:
1.
Jawaban soal nomor 1, 2, 3, diemal ke sugengrusmiwari@yahoo.co.id paling lambat tanggal 10 Mei 2015, dengan identitas yang jelas:
nama, NIM, kelas…. ?
2.
Khusus jawaban nomor tiga: diringkas/disusun
abstrak paling banyak 200 kata, dan dimasukkan pada komentar “blogg” ini;
3.
Selamat berjuang kamu pasti bisa, maaf sugeng
terimakasih.
Nama : Adnin Ridha Rerifki
BalasHapusNIM : 2013210004
Prody : Ilmu Administrasi Negara
Kelas : B
Semester : 4
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP “FOLLOWER” GENERASI X PADA PRINSIP SIKAP “HIDUP PERTAMA, KERJA KEDUA”
Adnin R.R., Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Tribhuwana Tunggadei
Email : Adninyakusa@gmail.com
ABSTRAK
Adnin Ridha Rerifki, Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas
Tribhuwana Tunggadewi, Mei 2015, Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua”
Dalam penulisan artikel ini penulis membahas tentang Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua”. Permasalahan yang dikaji dalam penelitianartikel ini meliputi, bagaimana upaya seorang pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan dan menghadapi follower generasi X yang memiliki prinsip sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua”. Generasi X ini benar-benar menyeimbangkan antara kehidupan rumah dan kerja, sehingga adanya toleransi dari seorang pimpinan dan cara mengatur sebuah tanggung jawabnya harus disesuaikan dengan tipe ini. Maka dari itu seorang dalam menghadapinya dapat dengan cara berikut :harus selalu mengikutsertakan generasi X terhadap setiap pengambilan keputusan, memberi mereka keleluasaan dalam mengambil setiap keputusan, dan intinya, beri mereka reward power dalam setiap prestasi yg mereka raih, sehingga pemimpin tetap dapat memperlakukan generasi ini dengan seimbang dan penghargaan yg tinggi , serta tetap memberikan keleluasaan kekreatifan terhadap generasi ini tanpa meninggalkan peraturan-peraturan yang ada.
Kata kunci: pengambilan keputusan, generasi X
Nama : Irwan Lukman
BalasHapusNim : 2013210051
Kls : B
Abstrak
Sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model keputusan X ini tidak berarti sama sekali dilaksanankan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Teradapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini. Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu.
Pengandaian bahwa pegawai tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab daharus dipaksa agar berprestasi. Manajer yang menerima asumsi generasi X tentang sifat manusia biasanya akan mempergunakan pendekatan secara langsung, pengendalian dan pengawasan secara ketat terhadap bawahannya.
Penulis mencob melihat “ follower “ Teori X Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. keputusan yang diambil oleh pemimpin merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan pemimpin sangat penting karena menyagkut semua aspek . keputusan yang diambil oleh pemimpin merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan.
Kata Kunci : Keputusan Generasi X.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Desi Andelia Baunsele
BalasHapusNim : 2013210028
Kelas : B
Email : desybaunsele@yahoo.co.id
Abstrak
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua” Dalam penulisan artikel ini penulis membahas tentang Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua” permasalahannya : Hanya membutuhkan Motivasi fisiologis dan keamanan saja. Orang tidak suka bekerja, sehingga para manajer harus mengontrol, mengarahkan, memaksa dan mengancam karyawan supaya mereka bekerja ke arah tujuan-tujuan organisasi. Orang lebih suka diarahkan, untuk menghindari tanggung jawab, untuk memperoleh rasa aman. Mereka hanya mempunyai sedikit ambisi, Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi.
Kata kunci : pengambilan keputusan, generasi X
Abstrak
BalasHapusProses Pengambilan Keputusan terhadap “ Follower” generasi X pada prinsip sikap “ Hidup pertama, Kerja Kedua. Generasi ini terutama generasi X yang menginginkan pekerjaan yang memberikan arti atau ingin merasa menjadi bagian tempat kerja yang mereka memberi arti bagi mereka yang selalu berupaya mencari kesempatan, Mereka tidak setia pada perusahaan, tetapi mereka setia kepada manajer dan Mereka melihat rekan kerja sebagai pesaing Kehidupan mereka berada di posisi pertama dalam hidup mereka, pekerjaan di posisi kedua (hidup pertama, kerja kedua).
Menunda keluarga sampai mencapai usia pertengahan atau akhir tiga puluhan, yang menyebabkan banyaknya stress ditempat kerja di mana para Zoomer adalah kelompok kerja utamanya. Biasanya pemimpin pada generasi X menghasilkan volume kerja yang tinggi dan memiliki komitmen yang kuat pula pada pekerjaan mereka, tapi saat mereka mulai berkeluarga, mereka ingin berada bersama anak-anak mereka, mencari keseimbangan antara hidup dan kerja akan membahayakan karier mereka dan berikan control lebih besar kepada para pemimpin untuk memberikan keluwesan dengan tetap menetapkan standar yang tinggi untuk melakukan pemikiran yang matang mengenai pemberian penghargaan yang berarti dan bersifat pribadi, untuk posisi pemimpin tingkat tinggi dan eksekutif atau Anda beresiko kehilangan mereka saat mereka mengambil keputusan untuk memulai bisnis mereka sendiri. Untuk menerima ide-ide mereka dan beri mereka kesempatan untuk mengajukan ide- ide mereka.
Kata Kunci : Pengambilan Keputusan, Generasi X.
NAMA : RAMBU TRIO LITA BAOK
BalasHapusNIM : 2013210087
KELAS : B
ABSTRAK
3.Konsep “Desicion Making Process”
Proses Pengambilan Keputusan terhadap “ Follower” generasi X pada prinsip sikap “ Hidup pertama, Kerja Kedua.Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,identifikasi masalah hinga terbentuknya suatu kesimpulan atau rekomendasi.Rekomendasi itulah yang akan di pakai dan di gunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.Dimana keputusan yang di ambil akan mempengaruhi cara pencapaian tujuan yang hendak di raih.
Pola pikir generasi X dimana mereka selalu mencari kesempatan dan mereka tidak setia kepada perusahaan ,adanya saingan antara rekan rekan kerja,kehidupan mereka berada di posisi pertama dalam hidup mereka,dan pekerjaan di posisi kedua ( hidup pertama,kerja kedua ).
• Kita dapat mengetahui adanya dasar dasar dalam pengambilan keputusan:
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain sebagai berikut:
Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik. Kelemahannya sebagai berikut: Keputusan yang hasilkan relatif kurang baik.
Kata kunci : pengambilan keputusan generasi X
Nama : Ahoi
BalasHapusNim : 2013210009
Kelas : B
ABSTRAK
Proses pengambilan keputusan terhadap “follower”generasi X pada prinsip sikap”hidup pertama,kerja kedua”. Konsep keputusan tersebut jika kita lihat dari hakekat pendekatan teori motivasi X,yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Seorang pemimpin cenderung banyak menyukai teori motivasi X tentunya seorang pemimpin tersebut lebih mengarah kepada gaya pemimpin otoriter,atau sebaliknya. Dalam suatu keputusan seorang pemimpin yang otoriter ketika sedang membangun suatu organisasinya dengan perhatian pribadi dalam setiap detail tanpa peduli bawahannya,ia teliti dan menuntut agar apa saja keputusan yang di ambil akan menjadi wadah dalam suatu organisasinya guna mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan,karena ini teori yang masih banyak penganutnya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri dengan memakai gaya kepemimpinan yang otokratis,demokratis,dan gaya kepemimpinan kendali bebas,pemimpin memberi kekuasaan penuh terhadap bawahannya,struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.
Kata kunci : Keputusan Generasi X.
NAMA: MARKURIUS TAMU AMA
BalasHapusNIM : 2013210063
KELAS: A
Sebagai leader yang notabene adalah pengambil keputusan harus cerdik dan bisa sesuaikan dengan kondisi yang ada apa lagi bila berhadapan dengan generasi x yang mempunyai prinsip hidup yang terutama sedangkan pekerjaan itu yang kedua, otomatis pekerjaannya akan terbengkalai karena generasi ini malas tahu dengan pekerjaan sehingga perlu di pahami oleh seorang pemimpin bahwa sebagai agen perubahan tentunya harus bisa mengambil keputusan seperti halnya bagi generasi x ini harus di berikan waktu tambahan ataupun diberikan waktu pekerjaan yang lain, contohnya seperti olah raga kemungkinan besar generasi x seperti ini sebelum bekerja harus mulasi dengan olah raga sehingga tidak membosankan bagi dirinya hal ini bukan berarti memboroskan waktu, bisa saja waktu ini adalah waktu untuk bekerja, karena dengan berolah raga seorang bisa refres sehingga tidak membosankan dan juga tidak selalu harus olah raga tetapi juga harus mempunyai inovatif lainnya yang bisa mendukung generasi seperti ini, di sini kita bisa melihat bagaimana seorang pemimpin tersebut berperan dalam pengambilan keputusan. Pertama pemimpin tersebut megenali bawahannya dan mulai menilai apa yang dilakukan bawahannya, kedua pemimpin harus memilih alternatih dari penilainnya, ketiga pemimpi tersebut harus memformulasi alternatih tersebut, keempat pemimpin mengimplementasi kebijakn tersebut setelah itu pemimpin mengevaluasi kebijaknya.
NAMA : Fransiskus Arby Noviandi
BalasHapusNIM : 2013210127
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
KELAS : B
SEMESTER : 4
ABSTRAK
Dalam suatu proses pengambilan keputusan tentunya banyak hal yang menjadi prinsip hidup dalam menentukan sikap yang menjadi kententuan untuk menentukan proses hidup yang baik. Dalam pola pikir kita saat ini, ada hal yang menjadi hakekat kita untuk menentukan suatu keputusan itu dengan memperhatikan ”follower “ generasi x pada prinsip sikap hidup pertama,kerja kedua. Sehingga dalam keputusan tersebut, kita juga harus memperhatikan segala hal yang kita tentukan dalam mengambil suatu keputusan. Generasi x yang cenderung bawasannya menginkan tempat perkerjaan mereka untuk lebih baik. Sehingga dalam suatu keputusan tentunya generasi x juga harus memperhatikan cara kerjanya sehingga dalam menentukan suatu keputusannya dapat menjadi ketentuan untuk sikap hidup petama dan menentukan kerja kedua.
Oleh sebab itu, pentingnya keputusan dalam menentukan suatu perkerjaan tentunnya, menjadi hal yang harus diperhatikan dalam perkerjaan sehingga hal buruk tidak terjadi diantara pegawainya. Sehingga hal yang menjadi ketentuan dalam generasi x dapat menjadi ketentuan bersama untuk menjalankan kerjasama yang efisien.dalam hal ini juga sikap hidup harus menjadi cerminan yang baik dalam menentukan suatu keputusan sehingga hal yang menjadi hakikat untuk sikap hidup dapat dijadikan pedoman hidup dalam menentukan perkerjaan
NAMA : VIVI MARIA CHENDY
BalasHapusNIM : 2013210106
KELAS : B
Seorang pemimpin organisasi harus mampu mengambil keputusan, walaupun banyak factor lain yang sangat besar pengaruhnya terhadap keputusanya, karena seseorang pada saat tertentu sudah mengambil keputusan, tetapi hal ini bisa berbeda dengan keputusan disaat yang lain. Karena sebagian fungsi terpenting dari seorang pemimpin adalah dalam pengambil keputusan, sehingga keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin sangat penting dan menentukan terhadap tindakan apa yang perlu dilaksanakan, siapa yang melakukan serta kapan, dimana, dan terkadang bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Misalnya seorang presiden perlu melakukan keputusan siapa yang menjadi anggota kabinetnya ; seorang manager harus membuat keputusan tentang perlu tidaknya mengangkat pegawai tambahan, pembelian mesin baru, atau memberhentikan karyawanya. Karena suatu keputusan itu sangat penting maka kemampuan untuk membuat keputusan yang sangat tepat dan berkwalitas menjadi suatu hal yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin.dan berdasarkan unsur – unsur keputusan yaitu: identifikasi masalah, klarifikasi tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa kemungkinan untuk tujuan, menetapkan pilihan terbaik
BalasHapusNama : Marwan Sabtu
Nim : 2014210199
Prodi : Ilmu Administrasi Negara
Kls : B
Semester : 4
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Email : marwanusman@yahoo.com
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
ABSTRAK
Prinsip sikap hidup pertama:
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap Follower Generasi X pada Prinsip sikap hidup hidup yang pertama kali akan dikerjakan
Prinsip sikap hidup kedua :
Dalam penulisan artikel ini penulis dapat membahas tentang proses pengambilan keputusan terhadap Follower Generasi X pada prinsipnya sikap yang pertama akan di kerjakan kedua permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian artikel ini meliputi, bagaimana upaya seseorang pimpinan dalam mengambil sebuah keputusan dan menghadapi follwer generasi x yang akan memiliki prinsip sikap hidup pertama kerja kedua generasi x ini benar – beanar menyeimbangkan antara kehidupan rumah dan kerja sehingga adanya toleransi dari seorang pimpinan dan cara mengatur sebuah tanggung jawabnya harus di sesuaikan dengan tipe ini. Maka dari itu seorang dalam menghadapinya dapat dengan cara berikut: harus selalu mengikut sertakan generasi x dalam setiap pengambilan keputusan memberikan mereka keleluasan dalam pengambilan setiap keputusan dan intinya, beri mereka reward power dalam setiap prestasi yang raih, sehingga pemimpin tetap dapat memperlakukan genersai ini dengan baik atau seimbang dan penghargaan yang tinggi serta tetap memberikan keleluasaan, kreatifitas terhadap generasi ini tanpa meninggalkan peraturan- peraturan yang ada
Kata kunci: pengambilan keputusan generasi x
NAMA : DIOMEDES YASON
BalasHapusNIM : 2013210033
KELAS : B
EMAIL : diomedesyason@yahoo.com
“TINDAKAN MANAJER TERHADAP KARYAWAN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN FOLLOWER GENERASI X PADA PRINSIP SIKAP HIDUP PERTAMA,BEKERJA KEDUA”
Upaya Seorang karyawan terhadap manajer nya cendrung selalu menghindari pekerjaan dan tanggungjawab nya. Namun disisi lain sangat menuntut imbalan yang lebih dari pada kontribusi pada perusahaan. Itu lah teori X yang menggambarkan tipe karyawan malas, kelompok karyawan seperti tipe ini ketika sedang bekerja harus selalu di awasi bahkan harus diancam serta di arahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Jadi manajer harus cepat dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi karyawan yang seperti itu, dalam pengambilan keputusan manajer tentu menggunakan motivasi secara negatif yakni dengan memberi hukuman yang tegas. Tetapi sebelum mengatasi tipe karyawan yang seperti itu manajer juga perlu melakukan kontrol terhadap diri sendiri. Seorang manajer seharusnya mampu juga memahami stres karyawan, mendengarkan mereka dengan sabar untuk memahami apa yang mereka butuhkan. Manajer juga harus memiliki skill yang efektif agar bisa deal dengan isu-isu hubungan karyawan. Salah satu teknik yang efektif perlu dikembangkan yaitu pendekatan yang berorientasi tim, ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang memberdayakan karyawan untuk berbagai perhatian terbuka satu sama lain. Jadi seorang manajer harus memiliki strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tipe karyawan Gen X, dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan yang malas dan mengadakan pelatihan dan pengembangan, mengembangkan tim kerja yang solid dan dinamis.
Kata Kunci : Tindakan Manajer, Karyawan, Proses Pengambilan Keputusan.
Nama : Desi Nia Lika
BalasHapusNim : 2013210029
Prodi : Ilmu Administrasi Negara
MK : Proses Dan Teknik Pengambilan Keputusan (UTS) – kalas A
3. Konsep proses pengambilan keputusan bila berhadapan dengan follower generasi x pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”.
Kita sebagai orang yang akan dicetak menjadi leader, agen of change and development dalam menghadapi generasi x yang pada dasarnya lebih mengutamakan kehidupan mereka berada diposisi pertama dalam hidup mereka dan pekerjaan diposisi kedua, mereka cenderung melihat rekan kerja sebagai pesaing, mereka juga menginginkan perhatian dan penghargaan dari hasil kerja mereka. Maka sebaiknya kita harus lebih memberikan kebebasan yang tentunya sesuai dengan standar kerja atau aturan yang ada serta memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kompetensi atau kemampuan yang mereka miliki kemudian memberikan merekareward power serta motivasi bahwa dalam berorganisasiperlu adanya kerjasama dengan rekan kerja demi pencapaian kedepan yang lebih baik, selain itu dengan menghargai setiap usaha yang telah mereka lakukan kita juga dapat memberikan mereka penghargaan sebagai bukti atas hasil kerja yang telah mereka capai untuk memicu semangat kerja generasi x.
Nama : Natalia Aling
BalasHapusNim : 2013210078
Prodi : Ilmu Administrasi Negara
M. Kuliah : Proses dan Teknik Pengambilan Keputusan
3. Jawaban No 3 : Memang benar kita dicetak menjadi pemimpin yang berkompeten dan profesional supaya kita bisa menjadi agen perubahan. Agen perubahan selalu menanamkan sikap optimis demi terciptanya perubahan yang diharapkan. Seorang agen perubahan biasanya mengadopsi sebuah ide baru, dengan adanya ide baru tersebut kita bisa melakukan pembangunan dimasa yang akan datang, untuk itu kita juga perlu berpegangan pada rumus “L = f ( l, f, s )”, yang artinya kepemimpinan yang kita pemimpin harus berguna dan bisa menjadi contoh yang baik bagi pengikut dan bisa mengambilan keputusan yang baik dan benar dalam situasi dan kondisi yang mendesak. Sebuah pengambilan keputusan yang baik dinilai dari sudut pandang prosesnya; Artinya: Penentuan pengambilan keputusan yang baik, efektif dan berkualitas, merupakan suatu penetapan definisi berdasarkan atas proses pengambilan keputusan. Nilai baiknya suatu pengambilan keputusan terletak pada proses pengambilan keputusan yang menghasilkan pemilihan alternative solusi terbaik; Dimana pemilihan alternative solusi atau tindakan terbaik sudah mengisyaratkan penetapan sejumlah konsekuensi yang akan menghasilkan manfaat dan meminimalkan risiko. Proses pengambilan keputusan sebenarnya bila kita dihadapkan dengan pengikut Generasi X itu sebenarnya membawa keuntungan, karena pengikut generasi X itu sifatnya selalu mencari keuntungan dari perusahaan, tetapi disisi lain mereka mematuhi menejer, pemimpin, ataupun atasan mereka meskipun mereka tidak setia pada perusahaan.
NAMA : RIKA HALIM NAMMA
BalasHapusNIM : 2013210089
PRODI : ADMINISTRASI NEGARA
KELAS : B
MK : PROSES & TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3. Pada dasarnya setiap orang dicetak menjadi leader sesuai dengan kompetensi dan profesionalitas yang mereka miliki, namun adakalahnya banyak hal atau masalah yang terjadi akibat adanya kesalahpahaman perbedaan perspektif antar sesama. Adakalahnya hal ini di sebabkan karena dari setiap orang atau atasan ada yang menerapkan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai.
Namun jika di lihat ternyata setiap orang atau leader itu ada yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bila di tinjau ternyata setiap dari pada mereka mampu mengambil sebuah keputusan dengan baik sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang di buat oleh mereka sendiri. Kemudian juga ada yang mampu mengambil keputusan sesuai dengan kompetensinya sendiri-sendiri, misalnya pada generasi x bila mereka berhadapan dengan para follower biasanya sikap hidup yang pertama yaitu selalu pada prinsip, dimana mereka selalu menginginkan pekerjaan yang memberikan arti bagi mereka. Sedangkan pada generasi x kerja kedua ini selalu tergantung pada prioritas hidup mereka yang berbeda-beda serta pada pola pikirnya sendiri-sendiri. Mereka lebih dominan pada penilaian serta perspektif atau prinsip yang mereka buat.
Nama : Roberdtus Harry Sudarnoto
HapusNim : 2013210091
Kls : A
ABSTAK
Soal, no 3
“PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP “FOLLOWER” GENERASI X PADA PRINSIP SIKAP “HIDUP PERTAMA, KERJA KEDUA”
Pada dasarnya kita sebagai agent of change and development dalam pengambilan keputusan bila berhadapan dengan follower generasi X pada prinsip sikap hidup pertama, kedua. Seorang pemimpin itu harus memiliki sifat kepemimpinan yang kuat dan teguh pada prinsip kepemimpinan agar dapat memotivasi bawahannya supaya di dalam bekerja tidaklah selalu di awasi, tetapi selalu memberi semangat dalam bekerja, begitu pula sebaliknya sehingga terciptanya komunikasi yang baik antara atasa dengan bawahan. Dengan begitu pemimpin harus siap dalam mengambil sebuah keputusan dan keputusan tersebut haruslah berpegangan dengan rumus “L = f ( l, f, s )”. Dari rangkaian tersebut seorang pemimpin dihadapkan dengan follower generasi X dan kita tahu bahwa generasi X ini memiliki sifat yang malas bekerja, sedikit ingin bekerja dan mau mengharapkan jaminan kerja yang layak, dalam bekerja tidak ada rasa ingin memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan kurang nya rasa motivasi yang dimiliki sehingga mereka tidak konsen dalam bekerja. Sifat inilah yang perlu di hindarkan oleh follower generasi X dan sebagai agent of change and development dalam pengambilan keputusan perlu yang namanya dukungan dari pemimpin yang tegas dalam mengambil sebuah keputusan. Dan keputusan tersebut haruslah di sampaikan kepada follower generasi X sehingga mereka tahu dan mengerti apa yang harus mereka lakukan dalam bekerja.
Kata kunci : pengambilan keputusan, generasi x
Nama : Antonius Kosmas Harce Dawa
BalasHapusNim : 2013210017
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MK : Proses dan Teknik Pengambilan Keputusan
Tugas : UTS
Kelas : A
3. Leader yang berkompeten dan professional sebagai “agent of change and development” dengn berpegangan pada rumus ”L= f (l . f .s)”
Abstrak
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X yang berpandangan bahwa Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua” Proses pengambilan keputusan yang mencakup pembuatan pilihan strategis untuk menghasilkan keputusan yang baik dan benar di dalam suatu organisasi dengan menggunakan genersi X. Pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan suatu hasil proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi masalah, tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak fakta. Model pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan contingency (model pengambilan keputusan yang dipilih dan digunakan sesuai dengan situasi tertentu).Generasi X penyeimbang antara kehidupan sosial dan organisasi, sehingga seorang pimpinan memberikan cara mengatur sebuah tanggung jawab yang ada di organisasi dan di sesuaikan dengan tipe Generasi X. Maka seorang pimpinan dalam organisasi benar- benar mempertanggung jawabkan apa yang menjadi pilihan terbaik dan Generasi X mampu menghadapi permasalahan yang akan datang terhadap setiap pengambilan keputusan 55 kata
NAMA : FERNANDES YUDHA
BalasHapusNIM : 2013210040
KELAS : A
SEMESTER : 4
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP “FOLLOWER” GENERASI X PADA PRINSIP SIKAP “HIDUP PERTAMA, KERJA KEDUA
Pada dasarnya kita dicetak menjadi “Leader” yang berkompeten dan professional sebagai “agent of change and development”. Bila kita dihadapi pada follower atau bawahan yanag mempunyai gen X dan mempunyai prinsip “hidup pertama dan kerja kedua” kita sebagai pemimpin harus bisa mengarahkan gen X tersebut untuk Ikut serta dalam memimpin perubahan atau dalam sebuah pengambilan keputusan agar gen X merasa diperhatikan dan diakui, buatlah system imbalan dan penghargaan (reward power) yang sesuai dengan kepentingan setiap Gen X pada tempat kerja dalam sebuah pengambilan keputusan dengan pemikiran yang matang mengenai pemberian penghargaan yang berarti dan bersifat pribadi, terima ide-ide mereka dan beri mereka kesempatan untuk mengajukan ide-ide mereka dalam pengambilan keputusan, berikan mareka leluasa dalam berkreasi atau berikan leluasa dalam kreatifitas para gen X dengan tampa meninggalkan peraturan-peraturan yang (tidak melampaui batas peraturan yang sudah ditentukan) dalam pengambilan keputusan dibawah kepemimpinan kita.
NAMA: EFI SANIUS FANI
BalasHapusNIM:2013210035
KELAS: B
ABSTRAK
Konsep decision making process bila di hadapkan dengan followers generasi X pada prinsip sikap hidup pertama kerja kedua adalah berawal dari latar belakang masalah hingga terbentuknya suatu kesimpulan, kesimpulan tersebutlah yang akan menjadi pengambilan keputusan dan menjadi tujuan yang akan dicapai, followers X mereka setia kepada manajer tetapi tidak setia kepada perusahaan, mereka selalu mencari kesempatan, dan cenderung bersaing dengan pekerja yang lainnya, pegawai tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab daharus dipaksa agar berprestasi. Manajer yang menerima asumsi generasi X tentang sifat manusia biasanya akan mempergunakan pendekatan secara langsung, pengendalian dan pengawasan secara ketat terhadap bawahannya kehidupan mereka berada di posisi pertama dalam kehidupan mereka, dan perkerjaan di tempatkan pada posisi kedua dalam hidupnya, oleh sebeb itu untuk mengatasi generai X dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan generasi X dalam setiap kegiatan pertemuan suatu pengambilan keputusan agar generasi tersebut dapat paham dan tau akan apa yang mereka akan perbuat dalam suatu organisasi atau penambahan pelatihan dan rencana yang jelas, berikan control yang sangat besar pada para generasi X, atau berikan kesempatan untuk mereka menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab nya di rumah masing-masing dalam waktu yang tepat dan memberikan mereka sebuah penghargaan yang sesuai.
Kata kunci: pengambilan keputusan, generasi X
Nama : Filipus Obot
BalasHapusNIM : 2013210041
Kelas : A
ABSTRAK
Sebagai seorang “Leader” yang berkompeten dan professional serta sebagai “agent of change and development” kita harus bisa memahami bahwa setiap karyawan itu mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan membaca situasi dan kondisi yang berbeda dari para karyawan tersebut kita bisa mempengaruhinya dengan motivasi-motivasi. Jika dilihat dari generasi X ini, para karyawan hendaknya diberi kebebasan oleh pemimpin agar mereka bisa berkerja dengan kreatifitasnya sendiri tapi tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Dengan kebebasan itu pula mereka juga akan merasa kalau bekerja dikantor sama halnya juga bekerja dengan dirumah dikarenakan tidak adanya pembatasan ruang dan waktu untuk bekerja. Setelah melihat kreatifitas mereka dalam berkompetensi langkah selanjutnya adalah memberi reward power kepada para karyawan yang kerjanya bagus dalam mewujudkan tujuan organisasi. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan secara langsung para karyawan (generasi X) tersebut dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi serta mengikutsertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan guna menambah wawasan sekaligus memberi mereka suasana baru walaupun hanya sementara. Artinya, sebagai seorang pemimpin kita harus bisa menyeimbangkan antara kehidupan dan kerja para karyawan dengan melihat situasi dan kondisi mereka.
Nama : Vinsensius Atmat Jaya
BalasHapusNim : 2013210105
Kelas : A
Pada dasarnya generasi X memang memiliki cara pandang yang sama dengan generasi Y. Namun meskipun sama terdapat beberapa perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing generasi. Kita mengenal generasi X adalah generasi yang ingin selalu diperhatikan oleh pemimpinnya. Berbicara kepemimpinan pasti didalamnya ada pengikut, dan pemimpin. Dalam kepemimpinan seorang pemimpin memiliki kewenangan dalam menentukan suatu keputusan. Bagaimana seorang pemimpin bisa mengambil keputusan dengan tepat tanpa menguntungkan kelompok tertentu. Seorang pemimpin dituntut bisa mengambil keputusan dengan memperhatikan situasi yang terjadi. Faktanya, dalam menghadapi generasi X tentu tidak mudah, banyak kendala yang akan dihadapi. Apalagi kita tahu bahwa generasi X hanya loyal kepada pemimpin/manajer yang bisa memberikan kesempatan tetapi tidak kepada perusahaan atau instansi. Sebagai agent of change and development kita dihadapkan dengan masalah bagaimana menjadi leader yang mengerti karakter bawahannya. Leader harus selektif dalam menentukan posisi maupun memberi reward kepada bawahannya. Pada umumnya generasi X memiliki volume kerja yang tinggi. Mereka orang yang bertanggungjawab pada pekerjaannya. Hanya saja saat berkeluarga, generasi X mulai inkonsistensi dengan keputusan yang mereka buat. Kita tentu akan selalu berhadapan dengan orang-orang generasi X. Generasi X adalah generasi yang boleh dikatakan sensitif dengan jam kerja dan materi. Mereka akan senantiasa mencari peluang untuk bisa mempertahankan keberadaan mereka.
Nama : Vinsensius Atmat Jaya
BalasHapusNim : 2013210105
Kelas : A
Pada dasarnya generasi X memang memiliki cara pandang yang sama dengan generasi Y. Namun meskipun sama terdapat beberapa perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing generasi. Kita mengenal generasi X adalah generasi yang ingin selalu diperhatikan oleh pemimpinnya. Berbicara kepemimpinan pasti didalamnya ada pengikut, dan pemimpin. Dalam kepemimpinan seorang pemimpin memiliki kewenangan dalam menentukan suatu keputusan. Bagaimana seorang pemimpin bisa mengambil keputusan dengan tepat tanpa menguntungkan kelompok tertentu. Seorang pemimpin dituntut bisa mengambil keputusan dengan memperhatikan situasi yang terjadi. Faktanya, dalam menghadapi generasi X tentu tidak mudah, banyak kendala yang akan dihadapi. Apalagi kita tahu bahwa generasi X hanya loyal kepada pemimpin/manajer yang bisa memberikan kesempatan tetapi tidak kepada perusahaan atau instansi. Sebagai agent of change and development kita dihadapkan dengan masalah bagaimana menjadi leader yang mengerti karakter bawahannya. Leader harus selektif dalam menentukan posisi maupun memberi reward kepada bawahannya. Pada umumnya generasi X memiliki volume kerja yang tinggi. Mereka orang yang bertanggungjawab pada pekerjaannya. Hanya saja saat berkeluarga, generasi X mulai inkonsistensi dengan keputusan yang mereka buat. Kita tentu akan selalu berhadapan dengan orang-orang generasi X. Generasi X adalah generasi yang boleh dikatakan sensitif dengan jam kerja dan materi. Mereka akan senantiasa mencari peluang untuk bisa mempertahankan keberadaan mereka.
Nama : Dina
BalasHapusNim : 2013210032
Kelas : A
Proses pengambilan keputusan terhadap “follower” generasi x pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua” bagaimana kita sebagai “agent of change and development” upaya seorang pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan dan menghadapi follower generasi x yang memiliki prinsip “hidup pertama, kerja kedua” pada dasarnya lebih mengutamakan kehidupan mereka berada diposisi pertama dalam hidup mereka dan pekerjaan diposisi kedua, dimana mereka cenderung melihat rekan kerja sebagai pesaing, mereka juga menginginkan perhatian dan penghargaan dari hasil kerja mereka. Maka dari itu dalam menghadapinya harus selalu mengikutsertakan generasi x dalam pengambilan keputusan pada intinya beri mereka reward power pada prestasi yang mereka peroleh, sehingga seorang pemimpin dapat memperlakukan generasi ini dengan memberikan keleluasaan terhadap generasi x tanpa meninggalkan peraturan- peraturan yang ada.
Kata kunci : pengambila keputusan terhadap generasi x
Nama : Antonius R Ratu Da costa
BalasHapusNIM : 2013210018
Kelas : B
Sebagai seorang pemimpin dalam menjalankan aktivitas kepemimpinannya, seorang pemimpin dituntut aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan dan tantangan yang dihadapi organisasinya dan harus mampu memiliki ketrampilan untuk mempengaruhi atau menggerakan perilaku orang lain, sehingga tujuan yang diinginkan suatu organisasi akan terwujud sebagaimana mestinya. Pemimpin sangat dibutuhkan dalam suatu organanisasi, menjadi seorang pemimpin yang berkompetensi harus berawal dari adanya kesadaran pribadi dengan melihat kekurangan yang harus ditingkatkan dan kelebihan yang harus dipertahankan kemudian dikembangkan. Menjadi seorang pemimpin yang handal harus mampu mengambil sebuah keputusan secara efektif dan efisien, yang dimaksud dengan efektif dan efisien disini adalah pemimpin harus memiliki pengetahuan yang lebih unggul dari bawahannya terkait dengan mahami situasi dalam pengambilan keputusan, ketrampilan atau skiil yang lebih dari bawahannya dalam mengambil sebuah keputusan, sikap dan perilaku yang memberi motivasi dan bertanggung jawab terhadap bawahannya atas keputusan yang telah diambil, kemudian didukung lagi dengan komunikasi yang baik dan benar. Setelah itu pemimpin harus pandai dalam menyusun rencana strategi dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat, yang mana pemimpin harus mampu bekerja sama dengan bawahannya dalam hal ini pemimpin harus mempunyai wewenang membagi tugas dan fungsi bawahannya harus sesuai dengan kompetensinya masing-masing sehingga target yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan rencana yang telah ditetepkan. Selain itu pemimpin patutnya harus bertindak secara responsif dan professional dalam melayani mendengar aspirasi dari bawahannya secara intensif dan sesering mungkin melakukan pendekatan, berbaur, bekerja sama dan memperhatikan selalu terhadap bawahannya dan bukan hanya untuk dilayani, sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan tepat, cepat, hemat, dan selamat tanpa ada masalah dan hambatan-hambatan yang terjadi dan memberi perubahan pada organisasi menjadi yang lebih baik.
Nama : Welli Adli
BalasHapusNIM : 2013210107
Prodi : Administrasi Negara
Kelas : B
Konsep “decision making process” bila kita berhadapan dengan “follower” Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”. Pada dasarnya seorang leader punya komitmen yang tinggi terhadap jabatannya dan berkepribadiaan yang bisa di contoh oleh bawahan,karena seorang leader adalah salah satu bagian tertinggi di organisasi,di dalam organisasi pasti tidak lepas dari sebuah permasalah, untuk itu bagi seorang leader punya kewajiban unyuk membuat sebuah keputusan. Disini berpatokan pada hidup pertama kerja kedua, artinya seorang yang lebih mementingkan keluarga dibandingakan kantor, karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, terutama faktor usia yang cukup tua. Sehingga dalam hal ini tentunya tidak lepas dari skill dan berkaitan dengan manajemen dalam prinsip pengendalian hidup, yang mana seorang leader harus punya kreatifitas dan kesadaran yang tinggi dalam melakukan hubungan antara keluarga dengan staf kerja. Oleh karena itu cara yang paling baik adalah seorang pemimpin harus bisa memberi sebuah keistimewaan dan penghargaan terhadap follower, karena dengan adanya hal sikap seperti itu seorang leader bisa mempertahankan orang-orang yang bekerja di dalam sebuah organisasi maupun lembaga tersebut.Sehingga pandangan dari seorang follower akan lebih leluasa menerima apa yang telah di berikan oleh seorang leader, dan dalam cara seorang leader membuat kebijakan seperti itu karena bentuk dari pandangan hidup pertama kerja kedua yang menjadi dasar dari sikap pribadi seorang leader tersebut.
NAMA: M. JALALI
BalasHapusNIM :2013210057
MK : PROSES DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELAS: A
ABSTRAK
Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap masalah untuk menakan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk dipecahkan. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
Sebagai Leadher dari soaring Folwer, maka suadah selayak mengasumsikan sebuah Riward Power dalam Merises segala bentuk Keluh kesah agar inspirasinya tersampaikan melalui penjaringan yang berafiliasi kepada Kepuasan Folwer. Jaga komitmen dalam proses pengambilan keputusan; manfaatkan komitmen ini dan biarkan data/informasi yang terpercaya bukan emosi yang mengarahkan keputusan,
Bila kita berhadapan dengan “follower” Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”. Maka kenalilah kelebihan dan kekurangan Generasi X dari Decision Making Process dengan menganalisa secara intensif dan selektif Kekurangan dan kelebihanya.
Kelebihan
Berbagi pengalaman dan keahlian dari beberapa individu
Lebih banyak data, informasi, dan pengetahuan yang terakumulasi
Masalah dipandang dari berbagai sektor
Lebih banyak anggota yang dapat memperoleh kepuasan
Lebih banyak dapat diterima dan sepakat dengan keputusan yang diambil
Kekurangan
Butuh waktu lebih banyak
Ada dominasi minoritas
Ada kecenderungan kompromi
Ada kecenderungan anggota grup lebih terkonsentrasi pada kepentingan individual dari tujuan kelompok
Tidak terhindar dari tekanan sosial
SEMOGA BERMAMFAAT..............!!!!!
Nama : Jestan Rupendi Selan
BalasHapusNIM : 2013210054
Prody : Ilmu Administrasi Negara
Kelas : B
Semester : 4
Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”.
Kondisi ini akan muncul disaat follower telah berkeluarga. Keluarga akan menjadi pusat segalanya, bahkan pekerjaan yang sebenarnya bagian yang tidak kalah pentingnya seakan-akan diabaikan. Hal ini akan berakibat fatal pada perusahaan atau instansi dimana seorang itu bekerja. Secara karakter kategoti seperti ini termaksud dalam warna kuning yang dimana mengutamakan orang/subjek.
Couching yang dapat kita lakukan jika menghadapi follower Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua” Ini yaitu
a. Tunjukkan cara dan perhatian karena mereka membutukan perhatian,
b. Berikan contoh dalam bekerja,
c. Terlibat sesekali,
d. Koreksi dengan diplomasi,
e. Nasihat dengan analogi ,
f. Berikan tim kerja ,
g. Pertanggung jawaban terbatas,
h. Minta laporan berkala, karna Gen X bukan subjek yang struktural
Sedangkan yang perlu kita hindari jikalau menghadapi follower Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua” Ini yaitu Hanya ditunjukkan cara tanpa perhatian Diberitahukan lisan saja , Dibiarkan kerja sendiri karena kurangnya rasa tanggung jawab atas pekerjaan itu sendiri, Tidak ada kontrol sama sekali , Kritik tajam & pedas , Nasihat langsung & tajam , Bekerja sendiri , Bertanggung jawab pada siapa saja , Dibiarkan.
Beberapa hal yang harus kita lakukan dan hindari saat menghadapi Gen x dapat membantu mereka untuk tinggal tenang dalam paradikma yang ada tetapi dapat membantu agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya tanpa harus merubah pribadinya.
Nama: Aminudin
BalasHapusNim: 2013210012
Prodi:ilmu Administrasi negara
Semua dari salahsatu seorang pemimpin itu berlandasan dengan teori L=F(l,f,s) namun dibalik semua itu seorang pemimpin harus mempunyai sikap arogan, apatis dll. Karena bila dikaitkan dengan lingkup kerja kususnya seorang pemipin dari beberapa sikap di atas suatu saat pasti dibukuhkan, karena seorang pemimpin itu tidak lepas dengan yang namanya pengambilan keputusan karena di balik sebuah keputusan itu adalah awal dari sebuah kinerja yang langsut di lihat oleh lingkup sekitar ( kesusesan ).
Nama:Marianus amaldo
BalasHapusNim:2013210061
Prodi:Administrasi Negara
Kls: A
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua”
Dalam penulisan artikel ini penulis membahas tentang Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua” permasalahannya. Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ; Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
Nama : Titin winarsih
BalasHapusNim 2013210103
Prodi : Ilmu administrasi Negara
kelas : A
Seorang leader yang berkompeten dan profesional sebagai agent of change and development pasti akan membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah dalam membuat keputusan pasti ada proses decision making process yang harus di lalui . Follower atu bawahan yang berkarakter Generasi X yang mempunyai prinsip hidup pertama kerja kedua. Follower generasi ini menginginkan pekerjaan yang memberikan arti atau ingin merasa menjadi bagian tempat kerja yang mereka memberi arti bagi mereka. Mereka menghasilkan volume kerja yang tinggi dan memiliki komitmen yang kuat pula pada pekerjaan mereka, tapi saat mereka mulai berkeluarga, mereka ingin berada bersama anak-anak mereka. Ini membuktikan bahwa mereka adalah pekerja yang baik , bekerja keras dan dapat diandalakan . Pendapat mereka dapat dijadikan referensi atau masukan dalam proses pemgambilan keputusan.mereka juga akan bekerja dengan baik denagn hasil keputusan , mereka mau melaksanakannya dengan sungguh-sungguh serta bekerja keras sehingga menghasilkan hasil yang memuaskan untuk mencapai tujuan.mereka juga harus didukung dengan banyaknya informasi, teknologi yang memadai dan maju, serta keleluasaan untuk membuat keputusan wirausaha di tempat kerja. Dan berikan mereka kesempatan untuk kreatif . Dengan begitu maka mnereka agar bekerja sanagt giat dan dapat dipercaya, serta mereka bisa menjadi partner yang baik dalam menghasilakn keputusan yang tepat.
Kata kunci : Generasi X ,pemimpin
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : RIZALAIDI MAHARDIKA
BalasHapusNim : 2013210090
Kelas : A
ABSTRAK
Leader merupakan seorang aktor yang mempunyai kepribadian yang disiplin, baik, mempunyai suatu kelebihan berupa kecakapan sehingga dia mampu mempengaruhi followernya untuk bisa bekerja sama serta menjadi tim yang baik. Leader juga harus mempunyai kompeten dan menjadi seorang yang berprofesionalitas. Sebagai agent of change kita dicetak untuk dapat membawa perubahan atau pembaharuan merubah masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan dan pembaharuan yang sudah direncanakan maupun dikonsep, harus menuntut diri kita supaya agar lebih mantap mempersiapkan diri untuk menghadapi dan mengabdi kepada masyarakat dan negara. Dengan kerja keras, kesetiaan, serta ketulusan dalam mengabdi merupakan kunci sukses keberhasilan itu dapat tercapai.
Masyarakat merupakan follower yang mengikuti aturan serta keputusan yang dibuat. Menjadi leader pasti dihadapkan dengan berbagai generasi follower terutama follower generasi X. Menjadi seorang leader mempunyai tugas untuk mengambil keputusan. Dengan rumus leader, fuction, and situation leader dapat memberikan arahan bahwa seorang manusia hidup itu perlu dengan adanya pekerjaan untuk menunjang kehidupannya tidak mungkin seseorang itu akan slalu meminta-minta demi menunjang hidupnya sendiri. Untuk menhadapi follower generasi x ini leader harus benar-benar dapat mempengaruhi sehingga meyakinkan follower generasi x ini untuk merubah prinsip yang mereka yakini. Kesimpulannya leader dengan kemampuan komunikasi serta kecakapan yang baik sangat dibutuhkan untuk menghadapi follower generasi ini.
Kata kunci : Leader, agent of change, follower generasi x
Nama : katarina
BalasHapusNIM : 2013210055
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Kelas : A
Sebagai seorang leader yang harus siap dalam situasi dan kondisi apapun dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang ada dan juga untuk menghadapi follower yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda merupakan tantangan namun jika dihadapkan pada generasi X yang mempunyai prinsip “ Hidup Pertama, Kerja Kedua” maka seorang leader harus dapat bersikap agar tidak menimbulkan rasa ketidak sukaan dari generasi X. untuk mengatasi pola hidup generasi X yang lebih mementingkan kesenagan dari pada pekerjaan maka seorang leader harus dapat bersikap dengan seadil-adilnya. Beberapa cara yang dapat digunaakan yaitu pertama, dengan memberikan ruang untuk generasi ini mengekspresikan dirinya sehingga generasi ini tidak menganggap bahwa generasi pendahulu lebih dominan dan lebih menguasai. Kedua, memberikan suatu reward untuk dapat lebih meningkatkan kinerja, karena pada dasarnya seseorang akan melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan sehingga jika diberikan suatu reward maka seseorang akan menjadi lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan. Ketiga, dengan memeberikan tanggung jawab sehingga generasi ini tidak menganggap bahwa generasi terdahululah yang memegang kuasa sehingga generasi X tidak terlalu diperhitungkan dalam hal bertanggung jawab.
Nama : Muda’i
BalasHapusNim : 2013210071
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Kelas : (A)
ABTRAK
Pada dasarnya ketika seorang pemimpin dihadapkan kepada “follower” generasi x pada prinsip sikap hidup pertama, kerja kedua, maka seorang pemimpin harus pintar-pintar untuk menyingkapi hal tersebut, karna ketika seorang pemimpin bersikap semena-mena terhadap orang itu maka dampaknya akan kembali pada dirinya sendiri, akan berakibat vatal, oleh karnanya, seorang pemimpin harus lebih mampu bertindak cepat dari bawahannya dan lebih pintar dari bawahannya, dan pemimpin harus mampu dalam mengendalikan dirinya dan sering-sering untuk selalu melakukan evaluasi terhadap diri sendiri, pemimpin harus mengetahui bahwa sanya dalam diri seorang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya oleh karna itu seorang pemimpin harus selalu mengikut sertakan generasi X terhadap setiap pengambilan keputusan, dan memberi mereka keleluasaan dalam mengambil setiap keputusan, karna dalam setiap seorang pasti mempunyai cara tersendiri dalam mengambil keputusan untuk itu pemimpin harus menghargai terhadap apa yang di lakukan pimpinannya, agar dalam organisasi tersebut tidak lebih mementingkan pribadinya sendiri, dan pemimpin harus mampu untuk memberi dan bertindak dalam mengambil keputusan dengan cara yang efektif dan efesien. Maka dari itu seorang pemimpin harus mengetahui kelebihan bawahannya untuk dijadikan bahan mutivasi, karna kelebihan bawahannya itu belum tentu dimiliki olehnya dan memahami kekurangan orang lain untuk dijadikan bahan acuan terhadap dirinya. Agar nantinya kesalahan yang diperbuat tidak terulang kedua kalinya Karna manusia diciptakan tidaklah sempurna.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Ahmad Juhari
BalasHapusNim : 2013210007
Prodi : Administrasi Negara
MK : Tekhnik Pengambilan Keputusan
Kelas : B
Proses dalam pengambilan keputusan terhadap “Follower” tentunya banyak hal yang menjadi acuan hidup dalam ber organisasi, untuk menentukan suatu keputusan dengan memperhatikan “follower” generasi x pada prinsip sikap hidup pertama, kerja kedua. Oleh karena itu banyaknya suatu pertimbangan yang akan menjadi pilihan bagi seorang pemimpin untuk memberikan keputusan yang baik, dan tidak memihak pada satu sama lain.
Yang perlu kita ketahui bahwasannya dalam setiap pengambilan keputusan para pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan lingkungan, dimana salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan adalah ketidakpastian, ini adalah salah satu sifat dimana tidak akan dapat diketahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Untuk itu pola pikir generasi X akan selalu mencari suatu kepentingan dalam suatu instansi maka model pengambilan keputusan sangatlah penting untuk membantu dalam mengambil keputusan.
Nama :Don Richardson Suebu
BalasHapusNIM :2013210034
Kelas :A
ABSTRAK
Tujuan utama dari perkuliahan ini ialah kita di cetak menjadi ''LEADER''.namun ketika sudah
menjadi leader sering kita di hadapkan dengan ''FOLLOWER'' generasi X pada prisip ''Hidup
Pertama,Kerja Kedua''.pada di saat inilah kita sebagai leader harus bisa menyusun ''Decision
Making Process'' secara terstruktur,sistematis dan masif agar kita mampu mengontrol,megarahkan
follower generasi X agar bekerja lebih giat lagi dalam sebuah organisasi.
Ketika dalan pengambilan agar disiplin ladi,seorang leader harus mampu menggabungkan dari teori Y dan Z di mana dari ke dua teori itu menggambarkan bahwa agar mampu mendorong para anggota-anggota/karyawan-karyawan dalam bekerja pada sebuah organisasi/perusahaan itu terletak pada seorang pemimpinnya.
Pemimpinanya harus memberikan motivasi,dorongankepada karyawan-karyawan/anggota-anggotanya agar perusahaan/organisasi tersebut bisa mencapai tujuanyang di inginkan.pada follower generasi X dengan prinsip hidup pertama,kerja kedua'' ini sering terjadi kesalah dari para pemimpinnya sehingga karyawan-karyawannya menganggap pekerjaan ialah bagian ke dua (2) pada sebuah organisasi.
NAMA: YOHANES GUIDO JUN
BalasHapusNIM :2013210115
KELAS B
Proses pengambilankeputusanterhadap follower GenerasiX pada prinsip sikap ‘’hidup pertama,kerja kedua’’ dalam mengambil sebuah keputusan terhadap follower Generasi X seorang pemimpin benar-benar bertanggung jawab dengan bawahanya sehingga keputusan yang diambilnya tepat dan tidak merugikan pihak lain dan dirinya sendiri dan mempunyai tujuan yang baik dan benar,karena follower Generasi X mempunyai prinsip “Hidup pertama,Kerja kedua” sehingga pemimipin harus bisa memberikant oleransi terhadap Generasi follower X untuk bisa membagi waktu antara hidupp ertama dan kerja kedua.
Nama Yakobus Margilan
BalasHapusNim 2013210110
Kelas.A
Ya pada dasarnya memang manusia mau tidak mau harus memiliki Generasi X karena kita semua nya harus memilik prinsip sikap yang sangat patal,yang telah kita miliki yaitu yang diutamakan adalah hidup pertama,dan kerja kedua,mengapa demikian saya katakan kita memang pada dasarnya kita bisa belajar dalam kehidupan.Kita sebagai agen of change dan development,yang sudah memiliki rumus yang sudah ditentukan,ya memang harus kita gunakan,karena tanpa dasar itu kita tidak bisa mengambil suatu proses keputusan terhadap bawahan kita.Dari hal tersebut menjadi seorang agen of change harus bisa mengambil keputusan yang akan bisa menyelesaikan suatu masalah dengan baik dalam suatu organisasinya baik itu internal maupun eksternal.
Dalam pengambilan keputusan kita juga harus bisa memiliki model yang secara fleksibelitas,dengan mengunakan pendekatan dengan bawahan kita,sehingga kita juga ternilai baik dalam suatu organisasi tersebut.Karena menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah,kalau dengan cara pendekatan saja itu saya rasa tidak akan pernah efektif dalam suatu pengambilan suatu keputusan,maka dari itu dalam suatu organisasi harus ada orang yang sudah mempunyai pengalaman dan memilik skill dan rancangan untuk masa depan dan bisa membawa suatu perubahan dalam suatu rancangan pembangunan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Yupensia Rosalia
BalasHapusNim : 2013210119
Prodi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Kelas : A
3. Proses pengambilan keputusan terhadap ”Follower” Genaerasi X pada prinsipnya memiliki prinsip sikap yang mengutamakan “Hidup Pertama, Kerja Kedua” dalam penulisan abstrak ini penulis membahas tentang proses pengambilan keputusan terhadap “Follower” generasi X yang memiliki prinsip sikap yang mengutamakan “Hidup Pertama, Kerja Kedua” dimana permasalahan yang dikaji dalam abstrak ini meliputi, bagaimana upaya seorang pemimpin dalam menghadapi generasi X dan dalam mengambil sebuah keputusan yang memiliki prinsip sikap yang mengutamakan “Hidup Pertama, Kerja Kedua”. Generasi X ini benar-benar menyeimbangkan kehidupan pribadi/di rumah dan di kantor/pekerjaan, sehingga adanya toleransi dari seorang pimpinan serta cara mengatur sebuah tanggung jawabnya yang harus disesuaikan dengan tipe ini. Maka dari itu seorang yang dalam menghadapinya dapat dengan cara mengikut sertakan generasi X terhadap setiap pengambilan keputusan, akan memberikan mereka keleluasan dalam memberikan suatu keputusan, dan intinya seorang pemimpin harus memberikan mereka reward power dalam setiap prestasi yang mereka raih, sehingga pemimpin tetap dapat memperlakukan generasi X ini dengan seimbang dan penghargaan yang tinggi, serta tetap memberikan keleluasan kekreatifan terhadap generasi X ini tanpa meninggalkan peraturan-peraturan yang ditetapkan atau yang sudah ada.
Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Generasi X
Nama : Ali Makki
BalasHapusNim : 2013210011
Prodi : Ilmu Adm. Negara
Kelas : A
3. Pada dasarnya generasi x menyatakan bahwa manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pemimpin memiliki cita-cita yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Maka dari itu ebagai Pemimpin (Leader). Seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong bawahannya untuk mencapai tujuan yang di inginkannya. Pemimpin sebagai penghalau gangguan harus bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi. jika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau terdapat suatu masalah. Kenali gejala-gejala dari masalah yang timbul, pastikan pemimpin mengetahui akar dari permasalahan yang ada. Dalam hal ini, jangan mencari siapa yang salah, tetapi cari tahu mengapa masalah itu bisa terjadi. Mencari solusi untuk memecahkan masalah. Pertimbangkan kembali informasi yang telah pemimpin dapatkan dari orang atau kelompok orang yang telah berhasil memecahkan masalah tersebut, berbagai media yang ada Membuat keputusan dan segera melaksanakannya dengan tetap memperhatikan pihak-pihak yang terpengaruh sebagai akibat pelaksanaan keputusan tersebut. Mengevaluasi keputusan dan hasil yang dicapai. Jika masalah tersebut belum berhasil dipecahkan dengan tuntas, maka pemimpin harus bersedia mengubah dan memperbaiki tindakan bahkan mengubah keputusan yang telah pemimpin ambil. terus berubah untuk menjadi lebih baik itu adalah kewajiban seorang Pemimpin yang Brilian.
NAMA :MARTINI NESI PANTASARI
BalasHapusNIM : 2013210065
PRODI : ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Kelas: B // smester 4
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP “FOLLOWER” GENERASI X PADA PRINSIP SIKAP “HIDUP PERTAMA, KERJA KEDUA”.
Email: Nezymartini@gmail.com
Abstrak
jawaban no ( 3 )
Memang benar apa yang dikatakan pada soal nomor 3, dimana kita memang diharuskan menjadi seorang leader yang berkompeten dan profesional untuk menjadi agent of change and development, dimana seorang leader harus selalu menanamkan rasa percaya diri, optimis dan bertanggung jawab demi tercapainya suatu perubahan yang diinginkan. Seorang agen perubahan seharusnya bisa melakukan hal-hal yang baru dan menghasilkan ide baru, sehingga dengan adanya ide baru tersebut maka pembangunan dapat dilakukan. Dengan begitu kita juga harus berpegang teguh pada rumus “L = F ( l, f, s )”, yang artinya bahwa sesuatu yang telah kita pimpin harus berjalan dengan baik, dan dapat berguna bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain juga, sehingga dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain dalam mengambil suatu keputusan baik dalam kondisi apapun yang sudah mendesak. Sebuah pengambilan keputusan dinailai baik, jika seorang leadernya dapat mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaannya, maka pasti akan dapat mengambil keputusannya dengan baik.
Nama:Silvia Tuti
BalasHapusNim:2013210096
Prodi:Ilmu Administrasi Negara
Fakultas:Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kelas:B
ABSTRAK
3. Pada dasarnya Saudara dicetak menjadi “Leader” yang berkompeten dan professional sebagai “agent of change and development”, dengan berpegang pada rumus “L = f ( l, f, s )”. Susun konsep “decision making process” bila kita berhadapan dengan “follower” Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”.
Dalam proses ini upaya kita sebagai seorang pemimpin (leader) dihadapkan kepada pemimpin yang mempunyai kompetensi dan professional sebagai agen of change harus memiliki sifat yang efektif dan efisien untuk memecahkan suatu seperangkat masalah yang akan dihadapi dalam hal ini leader sebagai agen of change adalah untuk membantu keputusan yang kurang terstruktur, pemimpin dalam hal ini termasuk ke dalam sebuah organisasi yang akan bekerjasam untuk menciptakan sebuah agen of change and development untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang mempunyai sifat sebagai pemimpin agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan tanggung jawab yang begitu besar, dengan berpegang teguh kepada rumus yang telah ditetapkan agar sesuai dengan indikator setiap keputusan tersebut.
Proses pengambilan keputusan adalah sebuah pengambulan keputusan yang dihadapkan kepada pengikut dan generasi x karena cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter , dengan sifat tidak akan bekerja tanpa perintah teori x menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya.
dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah
Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.,Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja, Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi.
Dalam teori ini pengambilan keputusan lebih mengarah kepada asumsi sifat dasar manusia dan dalam pengambilan sebuah keputusan perlunya ada perintah dari atasan karena teori ini dalam pengambilan sebuah keputusan harus diperintah terlebih dahulu sebelum pengambilan sebuah keputusan tersebut dan kebanyakan dari mereka lebih suka diperintah, dalam pengambila keputusan orang yang ada dalam teori x sangat membutuhkan motivasi agar mencapai tujuan sebuah organisasi.
Kata Kunci : Keputusan, Generasi X
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : YUPITA
BalasHapusNIM : 2013210120
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
KELAS : A
Pada dasarnya Saudara dicetak menjadi “Leader” yang berkompeten dan professional sebagai “agent of change and development”, dengan berpegang pada rumus “L = f ( l, f, s )”. Susun konsep “decision making process” bila kita berhadapan dengan “follower” Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”.
Proses pengambilan keputusan terhadap “follower” generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama , kerja kedua” generasi X ini benar-benar menghasilkan volume kerja yang sangat tinggi dan memiliki komitmen yang kuat. Generasi X sangat menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan rumah. Mereka selalu mencari kesempatan untuk melakukan suatu perubahan. Jika gen X menjadi seorang pemimpin maka harus dihargai hasil pekerjaannya, jika tidak anda akan beresiko kehilangan mereka saat mereka mengambil keputusan untuk memulai bisnis mereka sendiri dan anda harus memberikan kesempatan untuk mengajukan ide yang kedua mereka. Generasi X selalu mengutamakan kehidupan mereka berada diposisi pertama, dan pekerjaan diposisi kedua sehingga adanya toleransi dari seorang pemimpin dan cara mengatur sebuah tanggung jawab dalam tipe ini, maka dari itu menghadapi tipe ini dengan cara: harus mengikutsertakan gen X dalam pengambilan keputusan, memberikan dukungan kepada gen X, memberikan control lebih besar kepada pemimpin gen X dan berikan keleluasan untuk membuat keputusan.
NAMA : MOHAMAD MUTAQIN
BalasHapusNIM : 2013210068
KELAS : B
SEMESTER : 4
ABSTRAK
Dalam aplikasinya seorang pemimpin dihadapkan pada kondisi yang serba kompleks dan rumit. Kompleks karena di dalam organisasi itu muncul banyak karakter dari setiap perilaku individu dengan tujuan yang berbeda pula. Rumit dapat berarti di situlah muaranya persmasalahan karena setiap individu memiliki tujuan yang berbeda-beda itu. Di situlah seorang pemimpin dituntut menunjukkan perilaku kepemimpinannya yang luwes dan tepat. adanya toleransi dari seorang pimpinan dan cara mengatur sebuah tanggung jawabnya harus disesuaikan dengan tipe ini. Maka dari itu seorang dalam menghadapinya dapat dengan cara berikut :harus selalu mengikutsertakan generasi X terhadap setiap pengambilan keputusan, memberi mereka keleluasaan dalam mengambil setiap keputusan, dan intinya, beri mereka reward power dalam setiap prestasi yg mereka raih, sehingga pemimpin tetap dapat memperlakukan generasi ini dengan seimbang dan penghargaan yg tinggi , serta tetap memberikan keleluasaan kekreatifan terhadap generasi ini tanpa meninggalkan peraturan-peraturan yang ada. mereka cenderung melihat rekan kerja sebagai pesaing, mereka juga menginginkan perhatian dan penghargaan dari hasil kerja mereka. Maka sebaiknya kita harus lebih memberikan kebebasan yang tentunya sesuai dengan standar kerja atau aturan yang ada serta memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kompetensi atau kemampuan yang mereka miliki kemudian memberikan merekareward power serta motivasi bahwa dalam berorganisasiperlu adanya kerjasama dengan rekan kerja demi pencapaian kedepan yang lebih baik, selain itu dengan menghargai setiap usaha yang telah mereka lakukan kita juga dapat memberikan mereka penghargaan sebagai bukti atas hasil kerja yang telah mereka capai untuk memicu semangat kerja generasi x.
Kata kunci: pengambilan keputusan generasi x
NAMA : HILARIUS FEDRIANTO
BalasHapusNIM : 2013210047
KELAS : PROSES & TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN (B)
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara dicetak untuk menjadi seorang leader, dimana serang leader dituntut untuk menjadi seorang pemimpin yang berkompeten dan profesional dalam menjalankan tugas atau perannya. Dalam kepemimpinan terdapat subuah rumus yang menyatakan bahwa L = F (L, F, S). Dalam rumus ini dijelaskan bahwa keberadaan atau peran seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam mempengaruhi bawahannya agar bekeja atau menjalankan tugasnya sebaik mungkin demi tercapainya suatu tujuan yang telah menjadi visi dari pemimpin maupun organisasi atau pemerintahan itu sendiri. Seorang pemimpin juga harus memahami situasi yang sedang terjadi di dalam organisasi ataupun pemerintahannya, sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan. Dalam kepegawaian dikenal adanya generasi X. Dalam generasi X ini terdapat suatu prinsip yaitu mereka lebih mengutamakan kepentingan hidup daripada kerja. Melihat situasi seperti ini, seorang pemimpin dituntut untuk profesional serta situasional dalam mengambil keputusan. Generasi X cenderung lebih setia kepada pemimpin daripada setia kepada perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja, sebab bagi mereka kepentingan hidup sangat diutamakan dalam diri mereka. Jadi kesimpulannya adalah generasi X akan menuruti dan melaksanakan apa yang telah menjadi kebijakan berdasarkan keputusan dari pemimpinnya, sehingga kinerja suatu pemerintahan akan berjalan dengan baik, dan tentunya apa yang telah menjadi visi dari pemerintahan tersebut akan dapat tercapai dengan mudah.
NAMA : THERESIA MARTA PEYUSINTA
BalasHapusNIM : 2013210102
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
KELAS : B
Sebagai pemimpin yang memperhatikan L = f ( l, f, s ) maka kita tidak boleh menjadi pemimpin yang egois, upaya seorang leader dalam menghadapi follower generasi X yang mempunyai prinsip “hidup pertama, kerja kedua” hendaknya kita memahami follower dari kaum generasi X yang memang pada dasarnya mereka memiliki sikap senantiasa mementingkan keluarga dari pada pekerjaan. Saat mereka mulai berkeluarga, mereka ingin berada bersama anak-anak mereka. Meskipun generasi X lebih mementingkan keluarga tetapi para generasi X menghasilkan volume kerja yang tinggi dan memiliki komitmen yang kuat pula pada pekerjaan mereka, artinya walaupun pekerjaan nomor dua bagi mereka tetapi mereka tetap loyal terhadap kerja mereka. Memang saya dicetak sebagai pemimpin yang berkompeten dan profesional sebagai agen perubahan dan pembangunan, maka dalam proses pengambilan keputusan saat berhadapan dengan pengikut generasi X hendaknya selalu memperhatikan poin-poin yang disukai dan yang tidak disukai dari generasi X. Jangan membuat aturan yang berlebihan karena generasi X tidak suka dengan terlalu banyaknya peraturan, terlalu banyak struktur, dan kurangnya keleluasaan untuk menjadi kreatif. Sebagai leader wajib hukumnya kita memahami follower kita dan mengikutsertakan follower generasi X dalam proses pengambilan keputusan yang akan kita buat.
nama : Melania Yuni
BalasHapusnim : 2013210066
kelas : B
3. sebagai leader yang berkompeten dan professional sebagai agent of change and development, bila berhadapan dengan “follower” Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua”, seperti yang kita ketahui bahwa generasi X, menginginkan pekerjaan yang memberikan arti atau ingin merasa menjadi bagian tempat kerja yang memberi arti bagi mereka, sebaiknya kita membuat system imbalan dan penghargaan yang sesuai dengan kepentingan setiap Gen X untuk menghargai usaha generasi X, namun kita juga harus memikirkan mengenai pemberian penghargaan yang berarti dan bersifat pribadi terhadap generasi X, karena generasi X tipe yang mengutamakan hidup, dan pekerjaan kedua. Selain memberikan imbalan dan penghargaan, sebagai pemimpin kita juga dapat memberikan pengarahan agar generasi X tidak hanya mengutamakan hidup, karena hidup dan pekerjaan sangat erat kaitannya, jika kita dapat memberikan yang terbaik untuk pekerjaan, maka hasil yang kita dapat juga akan baik, dan apa yang kita inginkan dalam hidup kita dapat kita wujudkan.
NAMA : Susandra
BalasHapusNIM : 2013210100
KELAS : A
ABSTRAK
PROSES PENGAMBIALN KEPUTUSAN TERHADAP “FOLLOWER” GENERASI X PADA PRINSIPNY SIKAP HIDUP PERTAMA SEDANGKAN KERJA ADALAH KEDUA.
3.JAWABAN Di dalam pengambialn keputusan tentunya kita sebagai seorang pemimpin yang di handalkan harus mampu memilih keputusan yang baik dan tepat, meski pun di setiap pengambialn keputusan pasti berhadapan dengan masalah atau resiko. Generasi X merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan generasi di banyak negara lahir dari zaman 1960-an hingga tahun 1982, namun sempadan masa bagi Generasi X tidak ditentukan. Generasi X ini benar-benar menyimbangkan antara kehidupan rumah tangga dan kerja sehingga ada pertimbangan atau toleransi dari pimpinan mereka di dalam pekerjaannya. Generasi X adalah bisa di katakan lebih cendrung pada pekerjaan-pekerjaan mereka, maka dari itulah generasi ini lebih banyak di pakai orang-orang sekarang. Dan generasi ini juga sangat berhati-hati dalam pengambialan keputusan sehingga target yang mereka capai tepat dengan yang telah di rencanakan baik dari bawahan maupun hingga atasan
NAMA : CORNELIA SUSANTI
BalasHapusNIM : 2013210023
KELAS : A
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Pada dasarnya kita dicetak menjadi “Leader” yang berkompeten dan professional sebagai “agent of change and development”, dengan berpegang pada rumus “L = f ( l, f, s )”
bila kita dihadapkan dengan “follower” Generasi X pada prinsip sikap “hidup pertama, kerja kedua” Generasi X menginginkan pekerjaan yang memberikan arti atau ingin merasa menjadi bagian tempat kerja yang mereka memberi arti bagi mereka maka sebagai seorang pemimpin kita harus memberikan motivasi pada bawahan bahwa bekerja juga penting dalam menjalani hidup. Untuk memotivasi bawahan, maka harus menerapkan “reward and punishment”. Sebagai contoh, berilah penilaian yang lebih (reward) kepada bawahan yang rajin bekerja daripada bawahan yang malas bekerja (punishment). Dengan demikian, bawahan yang rajin dan malas akan tahu penyebab mereka mendapat kenaikan gaji sebesar itu. Diharapkan, mereka akan lebih termotivasi sehingga tidak malas-malasan bekerja.
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan (Andrew J. Du Brin, Leadership, Prenada Media group, 2009, h 4)
Keberhasilan seorang Leader dipengaruhi oleh kualitas dan Kemampuannya untuk berperan dengan baik sebagai follower dan sebaliknya
Revolusi nilai-2 pengetahuan (knowledge value revolution)
Nama: Yoga Asta Maulana Arindra Ghozali
BalasHapusNim: 2013210113
Prodi:Administrasi Negara
Kls: A
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua”
Seorang pemimpin menghadapi follower atau generasi x , leader hendaknya mempunyai hubungan yang baik dengan follower atau generasi x dikarenakan sebuah hubungan kerja sama yang efektif/baik dapat tercipta jika hubungan antara atasan dan bawahan itu baik , sebagai seorang leader juga harus bisa bertukar informasi dengan bawahan membuat suasanya nyaman antara atasan dan bawahan , mengetahui apa yang terjadi dengan bawahan sekarang memahami sehingga seorang leader dapat mengambil sebuah keputusan dan bertanggung jawab sepenuhya . pada hakikatnya kerja sama yang baik dapat menimbulka hasil yang baik .
NAM A : SOLEMAN RENDA BILI
BalasHapusNIM :2013210098
KELAS : A
TUGAS :UTS PROSES DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ABSTRAK
Untuk menciptakan pemimpin yang muda atau generasi x harus berkarakter untuk bangsa dan negara, bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu sikap dan mental yang kuat dari diri seseorang, serta peran dari lingkungan. saya sebagai mahasiswa yang merupakan ‘Agent of Change’ akan menjadi pemimpin-pemimpin yang berjiwa besar dan mampu membawa perubahan dan perbaikan kedepannya dan saya harus benar-benar bekerja keras untuk bisa mendapatkan hasil yang di harapkan oleh kita semua terutama kepada orang tua yang selalma ini membina kita. Seorang pemimpin harus mempunyai sebuah keunggula Terutama dalam teknis, konsep, mengatur waktu, dan membina jaringan. Selain itu, juga harus mampu menjadi pribadi yang matang serta bisa melakukan komunikasi yang efektif, ia harus memberikan contoh kepada orang lain dan kepada bawahannya.
Memimpin diri kita sendiri, itu kunci pertama menjadi pemimpin perubahan dan pembangunan. Oleh karena itu, terkait dengan konsep proses pengambilan keputusan bahwa seorang pemimpin yang harus berperan bahwa hidup adalah pertama dan bekerja adalah kedua
Tak hanya itu, seorang pemimpin juga harus mempunyai Personal Branding sangat diperlukan untuk sebuah pencitraan. Hal ini bahkan sangat diperlkan bagi mereka yang ingin memimpin sebuah usaha. seorang pemimpin tak harus memimpin sebuah konstitusi namun juga menjadi pemimpin usaha. “Untuk itu, bagi kita yang ingin menjadi seorang entrepreneur, harus mampu menjadi pemimpin yang bisa memimpin sebuah organisasi. Pengertiannya, kita harus memperlihatkan kepada semua orang bahwa kita memiliki diri yang berkualitas.
NAMA : YOHANIS KONDA
BalasHapusNIM :2013210116
KELAS :A
ABSTRAK
Sikap “hidup pertama, kerja kedua” adalah ciri utama Gen X. Untuk itu kita sebagai orang yang di cetak menjadi leader dan memiliki kompetensi sebagai agent of change and development pandai berpikir dalam menatasi masalah dan mampu mengambil sebuah keputusan yang efektif dan efesien, mengingat bahwah Gen X menghasilkan volume kerja yang tinggi dan memiliki komitmen yang kuat pula pada pekerjaan tapi saat mereka mulai berkeluarga, mereka ingin berada bersama anak-anak mereka.sebagai pemimpin yang membawa suatu perubahan perlu kita perhatikan memahami perbedaan karakteristik tiap generasi membuat kita mampu memahami perbedaan cara berkomunikasi dan memotivasi mereka sehingga dapat meningkatkan kolaborasi tim dan menciptakan efektivitas tim multi-generasi yang lebih tinggi;
Setiap generasi memiliki kelebihan atau atribut positif yang dibawa ke dalam lingkungan kerjanya;
Dengan memberikan tantangan kerja dan motivator yang tepat, kita menjadi lebih mampu menciptakan lingkungan motivasional bagi tim multi generasi sehingga mereka senang dan produktif;
Dengan demikian, akan tercipta keterikatan kuat dalam tim melalui pemanfaatan kekuatan setiap tipe generasi tersebut;
Memahami perbedaan generasi sejalan dengan memahami berbagai gaya kepemimpinan yang sesuai dengn tipe anah buah tertentu.
NAMA : PATRISIUS KILO BERE FAHIK
BalasHapusNIM : 2013210082
TUGAS : UTS
MK : PROSES DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELAS : B
Abstrak
Pada dasarnya “ Follower” generasi X pada prinsip sikap “ Hidup pertama, kerja kedua”. P ermasalahan yang dikaji meliputi, bagaimana upaya seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan menhadapi generasi X yang memiliki prinsip sikap “Hidup pertama, kerja kedua”. Generasi ini benar-benar menyembangkan kehidupan. Berbicara tentang kepemimpinan didalamnya ada yang namanya pengikut atau bawahan. Dalam kepemimpinan seorang pemimpin memiliki kewenangan dalam menentukan suatu keputusan. Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dengan tepat tanpa menguntungkan kelompok. Faktanya dalam menghadapi generasi X tentu tidak mudah, pasti banyak kendala yang akan dihadapi. Leader harus selektif dalam menentukan posisi maupun memberi rewar power kepada bawahannya. Generasi X memiliki semangat kerja yang tinggi, mereka orang-orang yang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Pada intinya beri mereka reward power dalam setiap prestasi yang mereka raih, sehingga pemimpin tetap memberikan keluasan terhadap generasi X. Generasi X adalah orang-orang yang akan melangjutkan atau meneruskan negeri ini.
NAMA :PETRUS LENDE NGONGO
BalasHapusNIM :2013210083
KELAS : B
ABSTRAK
Pada Dasarnya kita dipersiapkan menjadi leader dengan kompetensi yang kita miliki dalam ilmu administrasi Negara atau administrasi publik ,dengan harapan seorang pemimpin mampu mengambil suatu keputusan yang efektif dan efesien serta bijaksana, sehinggga tepat pada saatnya dapat menjalankan fungsi dan tugas pelayanan terdahap pubik dengan prima hasilnya”good organization governance” nanti kita berkaririal pada dunia politik atau yang lainnya dengan tidak membedakan gender dan pembangunan, sehinga kata di harapkan sebagai” agent of change and deveploment”.
Menurut pandangan saya yang terjadi saat sekarang atau fenomena, antara pimimpin dengan masyarakat umum atau public memiliki hubungan yang sangat erat di ranah pemerintahan tersebut. Seorang pemimpin dan masyarakat umum merupakan salah satu fenomena yang sangat realitas, sebab seorang pemimpin tidak bisa mengambil suatu keputusan tersendiri, sehingga bawahannya atau masyarakat umum tidak jenuh dengan hal-hal berkaitan masalah pelayanan. Karena dalam pengambilan suatu keputusan yang efektif dan efesien serta bijaksana, harus adakan suatu evaluisi untuk persetujuan antara pemimpin dengan masyarakat umum tersebut.
Seorang pemimpin dalam masyarakat umum, unutuk mengambil suatu keputusan dalam masyarakat seorang pemimpin memiliki sikap yang etos, ketenangan, dan ramah lingkungan.
Sehinggga di katakana bahwa seorang pemimpin mampu mengimplementasikan untuk mengambil suatu keputusan atau bijaksana dalam masyarakat umum. Sama halnya kalau kita melihat seorang pemimpin dalam ruang lingkup instansi pemerintahan tersebut.
Suatu hal seorang pemimpin yang bijaksana, sehingga mampu mengambil suatu keputusan terhadap masyarakat umum. Seorang pemimpin menilai dirinya sendiri maka mampu menilai masyarakat tersebut. Seorang pemimpin kompetensi administrasi secara luas mauapun secara sempit, sehingga seorang pemimpin dan filosofinya. Seorang pemimimpin mampu melayani masyarakat membutuhkan dari pelayanan yang baik dan benar tersebut. Agar masyarakat juga mendapatkan kepuasaan dari pemerintah tertentu.
nama : Moh. Rowasis
BalasHapusnim : 2013210067
kelas : (A)
Abstrak
Peminpin atau yang sering di sebut sebagai agent of change yang bisa memberikan keputusan yang baik. Adalah peminpin yang mempunyai hubungan harmunis antar atasan terhadap bawahan pun juga sebaliknya. Kemudian di lihat dari pendekatan teori x ’ Kerja untuk hidup’ adalah falsafah yang dianut oleh generasi X dan timbulnya pertentangan dengan struktur yang bersifat tradisional menyebabkan generasi ini mulai mengenal dan membuat usaha mandiri. Atau lebih gampang bahasanya Hidup Pertama, Kerja Kedua. Jadi di situlah kita bisa memberikan konsep dari proses pengambilan keputusan yang baik seprti apa maka kemudian teori ini diungkapkan oleh Douglas Mc Gregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter. Jadi konsep dari proses pengambilan keputusan Peminpin itu harus dengan cara pengambilan keputusan otoriter untuk menyikapi dari teori generasi x tersebut tidak bisa dengan cara demokrasi atau liberal tetapi harus dengan cara konsep pengambilan keputusan yang otoriter.
Nama : Jamaluddin Herza
BalasHapusNim : 2013210053
Prodi : Ilmu Adm. Negara
Kelas : B
3. Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka diberi arahan secara detail tentang apa yang harus dilakukan, menghindari tanggung jawab serta memilki sedikit ambisi. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia menginginkan rasa aman dan mengharapkan imbalan serta balas jasa yang tinggi. Dari sini bisa disimpulkan pada Teori X bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya fisik dan keamanan. Maka dari itu, pemimpin dalam membuat keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para pemimpin harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Nama : ayub supriyanto
BalasHapusNim : 2013210020
Kelas : b
abstrak
Sebagai agent perubahan dan pembangunan bila dihadapkan dengan follower genarasi x yang berprinsip” hidup pertama,kerja kedua”,
Maka dalam hal ini yang dituntut adalah suatu keputusan, bagaimana kita memilih, Seorang agen perubahan adalah seorang individu yang memengaruhi klien dalam mengambil keputusan inovasi agar sesuai dengan yang diharapkan oleh agen perubahan itu sendiri. Seorang agen perubahan biasanya mengadopsi sebuah ide baru, tetapi dia juga dapat memperlambat proses difusi dan mencegah suatu adopsi dari inovasi dengan efek yang tidak diharapkan.
Banyak perbedaan dalam memutuskan bersama definisi dari agen perubahan. Guru-guru, para konsultan, dokter umum, agen perluasan agrikultural, pekerja pengembangan, dan sales. Dari kesemua agen perubahan tersebut memberikan suatu hubungan komunikasi antara sebuah sistem sumber dari beberapa yang serupa dan sistem klien. Salah satu peran utama dari agen perubahan adalah memfasilitasi aliran/arus inovasi dari agen perubahan sampai kepada pendengar/audiens dari klien.
Nama:abdur rajab a koli
BalasHapusNim :2013210001
Pada dasarnya kita dicetak menjadi Leader atau pemimpin yang akan mengambilan keputusan (decision making) dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana anggota organisasi memilih mengambil tindakan tertentu sebagai respon terhadap peluang atau masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan sebagai respon terhadap peluang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi organisasi tersebut. Sedangkan pengambilan keputusan sebagai respon terhadap masalah, tentu saja, bertujuan untuk mengatasi masalah atau hambatan yang mengancam kinerja organisasi.
dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X dan Theori Y. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Teori ini juga menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja dengan baik dan efekti.
Nama : Ach. hendriyanto
BalasHapusNim : 2013210002
Kelas: (B)
Abstrak
Sikap dalam mengambil keputusan yang baik sebagai seorang pemimpin dan agent of change harus melihat realita yang terjadi pada bawahan dan sekitarnya. Pemimpin harus bijak dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai visi dan misinya, untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif harus ada kekompakan dengan bawahannya dan saling kerjasama. ketika seorang pemimpin dihadapkan kepada “follower” generasi x pada prinsip sikap hidup pertama, kerja kedua, maka seorang pemimpin harus pintar-pintar untuk menyingkapi hal tersebut pemimpin harus mengetahui kelebihan bawahannya untuk dijadikan bahan mutivasi, karna kelebihan bawahannya itu belum tentu dimiliki olehnya dan memahami kekurangan orang lain untuk dijadikan bahan acuan terhadap dirinya. Dalam menyikapi hal ini, jangan mencari siapa yang salah, tetapi cari tahu mengapa masalah itu bisa terjadi. Mencari solusi untuk memecahkan masalah. Jika masalah tersebut belum berhasil dipecahkan dengan tuntas, maka pemimpin harus bersedia mengubah dan memperbaiki tindakan bahkan mengubah keputusan yang telah pemimpin ambil. Karna disitulah titik penyelesaian yang akhirnya menjadikan permasalahan itu terselesaikan.
NAMA : PLAUDIA YENI
BalasHapusNIM : 2013210085
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
KELAS : B
Menjadi seorang leader yang berkompeten dan profesional dan sebagai agent of change and defelopment, dalam berhadapan dengan pengikut atau bawahan yang mempunyai tipe generasi X dan mempunyai sikap “hidup pertama dan kerja kedua”. Tidak mudah untuk mengontrol tipe generasi X, oleh sebab itu seorang pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dihadapkan untuk mengadopsi gaya kepemimpinan otoriter, kata otoriter tidak selalu negatif, karena sikap otoriter seorang pemimpin akan digunakan dalam situasi tertentu sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan, seorang pemimpin profesional akan mampu bertindak dalam mengambil sebuah keputusan, dimana dan kapan saat harus menempatkan dan menggunakan sikap otoriternya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Idianus
BalasHapusNim :2013210049
Prodi :Ilmu Adm Negara
Kelas: B
Sebagai “agent of change and development”, dengan berpegang pada rumus “L = f ( l, f, s )”. Seorang pemimpin/agent of change yang baik, akan dapat melakukan pengawasan terhadap generasi X dengan efektif dan efisien sehingga apa yang dilakukan dapat sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam mengontrol juga harus pandai-pandai mengatur waktu, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan efisien, serta ketegasan dalam mengambil keputusan dan mengayomi para anggotanya atau generasi X.
Fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian (pengawasan) ini menjadi kekuatan seorang pemimpin dalam melaksanakan atau membuat perubahan untuk mengembangkan sebuah organisasi kea rah lebih baik. Jadi, seorang agent of change tersebut harus mampu merencanakan,mengorganisasikan,melaksanakan,dan mengawasi para generasi X yang mana menjadi klien untuk pelayanannya, sehingga dapat menjadi seorang administrator publik yang memiliki jiwa kepemimpinan dalam meberikan pelayanan yang terbaik serta memiliki displin yang tinggi dan rasional, dalam artian apa yang ia rencanakan akan ia kerjakan sesuai rencana tersebut dan mampu mengontrol pelaksanaan itu dengan efektif dan efisien.
Nama; Rangga Sukma Perdana Dewa Ningrat
BalasHapusNim:2013210088
Kelas:A
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap “Follower” Generasi X Pada Prinsip Sikap Hidup Pertama Kerja Kedua teori X menekankan pada gaya kepemimpinan yang lebih demokratis. Dikaitkan dengan karakter pada tiap generasi, maka proses pengendalian pada pekerja dengan pemimpin teori X adalah pengawasan penuh dan pengancaman agar dapat bekerja sesuai dengan keingin cenderung statis karena telah mengetahui hal yang harus dilakukan.
Dalam hal ini pemimpin disini berpatokan pada hidup pertama kerja kedua, artinya seorang yang lebih mementingkan keluarga dibandingakan kantor, karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, terutama faktor usia yang cukup tua. Sehingga dalam hal ini tentunya tidak lepas dari skill dan berkaitan dengan manajemen dalam prinsip pengendalian hidup, yang mana seorang leader harus punya kreatifitas dan kesadaran yang tinggi dalam melakukan hubungan antara keluarga dengan staf kerja. Biasanya pemimpin pada generasi X menghasilkan volume kerja yang tinggi dan memiliki komitmen yang kuat pula pada pekerjaan mereka, tapi saat mereka mulai berkeluarga, mereka ingin berada bersama anak-anak mereka, mencari keseimbangan antara hidup dan kerja akan membahayakan karier mereka dan berikan control lebih besar kepada para pemimpin untuk memberikan keluwesan dengan tetap menetapkan standar yang tinggi untuk melakukan pemikiran yang matang mengenai pemberian penghargaan yang berarti dan bersifat pribadi.
NAMA : Daud Abdulrahman Bima
BalasHapusNIM : 2013210024
KELAS :A\ADMINISTRASI NEGARA
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap Follower Generasi X Pada Prinsip Sikap Hidup Pertama,Kerja Kedua Dalam Proses Pengambilan Keputusan Terhadap Follower Generasi X Pada Prinsip Sikap “Hidup Pertama, Kerja Kedua”. Permasalahan yang akan di hadapi adalah bagaimana seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan.Dimana keputusan yang diambil akan mempengaruhi cara pencapaian tujuan yang hendak diraih.dalam hal ini seorang pemimpin harus bijaksana dalam pangambilan keputusan sehingga follower juga merasa bahwa keputusan yang di ambil oleh seorang pemimpin tidak lah salah sehingga para follower merasa puas dengan keputusan seorang pemimpin tersebut. Seorang pemimpin juga harus bermusyawarah bersama anggotanya agar mencapai kesepakatan dalam pengambilan keputusan agar keputusan tersebut tepat sesuai dengan yang di inginkan.
Nama: Zainul Mustofa
HapusNim: 2013210121
Dalam organisasi, baik organisasi bisnis, maupun pemerintah, pengambilan keputusan merupakan tugas penting bagi pemimpin karena dampak keputusan diambil akan dirasakan oleh seluruh anggota organisasi dan bahkan masyarakat luas karena Pengambilan keputusan merupakan wilayah profesional dan apapun keputusannya akan membawa dampak seperti pro dan kontra. Untuk mencapai apa yang menjadi tujuan bersama adalah selaku pemimpin seyogyanya mampu mengetahui atas masalah-masalah atau kesulitan dari bawahannya, karena control dari pemimpin sangat penting sehingga pada akhirnya sebagai pemimpin dapat memberikan solusi dari keluhan bawahannya. Selain itu juga bisa memberikan contoh yang positif yang dapat mendongkrak kinerja bawahannya. Kareana pemimpin pada perinsipnya merupakan publik figur.
NAMA : MUHAMMAD ASTAJA
BalasHapusNIM : 2013210073
KELAS : A
Proses pengambilan keputusan jika kita selaku pemimpin di hadapkan pada generasi X yang beraggapan bahwa hidup pertama kerja kedua adalah kita harus menjadi seorang pemimpin yang professional dan kompeten dalam pengambilan keputusan, sehingga paradigama yang tertanam di dalam benak generasi X bisa sedikit lebih berubah ke arah tujuan bersama yang kita inginkan di dalam keputusan yang kita ciptakan. Yang paling penting yang harus kita lakukan terhadap generasi X adalah memberikan motivasi setinggi mungkin, sehingga etos kerja mereka cenderung meningkat.
Seperti yang di kemukan oleh Cheryl Cran, 2014, 101 Tips Mengelola Generasi X, Y, Zoomer, Di Tempat Kerja, PT Gramedia, Jakarta. Generasi X menginginkan pekerjaan yang memberikan arti atau ingin merasa menjadi bagian tempat kerja yang mereka memberi arti bagi mereka. Dari peryataan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa, ketika kita seorang pemimpin yang di hadapkan kepada pengikut dengan pola pikir generasi X, kita harus memberikan arti dan arah tujuan yang jelas terhadap mereka, sehingga mereka merasa memiki hak dan tujuan bersama-sama dalam mengimplementasikan keputusan yang telah kita sepakati.
Nama : Muhlisin
BalasHapusNim : 2013210076
Prodi : Ilmu Adm. Negara
Kelas : A
Jawab
Seorang pemimpin memiliki hak dan wewenang untuk melakukan sesuatu yang membaa perubahan diamana seorang peminpin itu beradaptasi tidak hanya dengan diri sendiri tapi di samping itu seorang pemimpin berada di tengah-tengah masyarakat sosial(“follower”) generasi x pada prinsip sikap hidup pertama, kerja kedua, maka seorang pemimpin harus mampu untuk kemudian menmgadvokasi dan mengkontrol ke adaan sosial yang sedang di emban oleh dirinya juga pemimpin harus pintar-pintar untuk menyingkapi bukan lantas menjahui seseorang yang memamng memiliki statmen yang berbeda darinya namun bagaimana cara nya agar dalam suatu kelompok dapat berada dalam satu komandu yaitu satu frame dimana seorang pemimpin menyikapi suatu keadaan dengan professional dan mnemiliki pemikiran yang kolektif dalam mengambil suatu kebijakan yang efektif untuk melakukan suatu perubahan besar dalam suatu organisasi. Kenapa demikian karena pada hakekat nya setiap manusia itu sama dan setiap manusia pasti ada kelebihan kekurangannya, dan tidak mungkin seseorang atau pemimpin dalam kepemimpinannya dapat di kategorikan sukses secara absolute karena setiap manusia tidak lepas dari yang namany kekurangannya namun dari kelebihan yang di miliki olehnya itu dapat tertutupi , maka dari itu situasi dan kondisi yang ketimpangan itu hal biasa karena itu merupakan konsekowensi dalam kepemimpinan untuk menciptakan suatu perubahan dalam suatu kelompok/organisasi.
Do this hack to drop 2lb of fat in 8 hours
BalasHapusMore than 160 thousand women and men are using a easy and secret "liquids hack" to burn 2 lbs each and every night as they sleep.
It is effective and works on everybody.
Here's how to do it yourself:
1) Go grab a clear glass and fill it up half full
2) Now learn this proven hack
you'll be 2 lbs skinnier the next day!
Do you understand there's a 12 word phrase you can say to your man... that will induce deep emotions of love and instinctual attraction for you buried inside his chest?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, idolize and guard you with his entire heart...
=====> 12 Words That Fuel A Man's Desire Response
This impulse is so hardwired into a man's genetics that it will drive him to try harder than ever before to love and admire you.
Matter-of-fact, triggering this dominant impulse is so important to getting the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll instantly find him expose his heart and soul for you in such a way he never expressed before and he will see you as the only woman in the universe who has ever truly appealed to him.
As reported by Stanford Medical, It is really the ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 pounds lighter than we do.
BalasHapus(By the way, it really has NOTHING to do with genetics or some secret diet and really, EVERYTHING about "how" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
Click on this link to discover if this short quiz can help you release your real weight loss potential