Senin, 27 Oktober 2014

Metodologi Interaksi Simbolik

AN-NISAA’

Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-2 dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasinmu. (QS: AN-NISAA’: 1).

METODOLOGI INTERAKSI SIMBOLIK

Prinsip metodologi interaksi simbolik ini sebagai berikut:
1.       Simbol dan interaksi itu menyatu;
Tak cukup bila kita hanya merekam fakta;
Kita juga harus mencari yang lebih jauh dari itu, yaitu mencari konteks sehingga dapat ditangkap simbol dan makna yang sebanarnya.
2.       Karena simbol dan makna itu tak lepas dari sikap pribadi, maka jati diri subjek perlu “ditangkap.”
Pemahaman mengenai konsep jati diri subjek yang demikian itu adalah penting;
3.       Peneliti harus sekligus mengaitkan antara simbol dan jati diri dengan lingkungan yang menjadi hubungan sosialnya;
Konsep jati diri terkait dengan konsep sosiologis tentang struktur social, dan lainnya;
4.       Hendaknya direkam situasi yang menggambarkan simbol dan maknanya, bukan hanya merekan fakta social;
5.       Metode yang digunakan hendaknya mampu merfleksikan bentuk perilaku dan prosesnya;
6.       Metode yang dipakai hendaknya mampu menangkap makna di balik interaksi;
7.       Sensitizing, yaitu sekedar mengarahkan pemikiran, itu yang cocok dengan interaksionisme simbolik, dan ketika mulai memasuki lapangan perlu dirumuskan menjadi yang lebih operasional, menjadi scientific concepts.

Sumber:
I.B. Wirawan, 2013, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Penerbit Kencana, Jakarta.

   

0 komentar:

Posting Komentar