RASIONALISASI KEPUTUSAN
Definisi rasionalisasi yang paling sering digunakan dalam
pengambilan keputusan adalah bahwa hal tersebut merupakan rencana tujuan;
Jika sebuah rencana dipilih untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, maka keputusan dikatakan rasional;
Akan tetapi terdapat banyak komplikasi untuk tes
rasionalitas yang sederhana;
Pada awalnya, sulit untuk memisalkan rencana dari tujuan
karena tujuan yang nyata mungkin hanya merupakan rencana untuk tujuan di masa
depan;
Ide ini umumnya disebut rangkaian atau hierarki rencana
tujuan;
Simon menunjukkan bahwa hieraki rencana tujuan merupakan
rangkaian yang jarang terhubung dan terintegrasi sepenuhnya;
Hubungan antara aktivitas organisasi dan tujuan akhir kerap
kali tidak jelas, atau tujuan akhir tidak sepenuhnya dirumuskan, atau terdapat
konflik internal dan kontraksi antara tujuan akhir, atau antara rencana yang
dipilih untuk mempertahankan tujuan (Herbert A. Simon, Administrative Behavior,
2d ed,m Macmilan, New York, 1957, hlm.64).
Selain kompilasi yang berhubungan dengan rangkaian rencana
tujuan, ada kemungkinan konsep tersebut tidak terpakai;
Pengambilan keputusan yang relevan dengan ekonomi nasional
mendukung posisi ini;
Pembuat keputusan yang mencari penyesuaian rasional dalam
system ekonomi mungkin menghasilkan hasil akhir yang tidak diinginkan atau yang
tidak dapat diantisipasi;
Simon juga memperingatkan bahwa analisis rencana tujuan yang
sederhana mungkin menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat;
Salah satu cara untuk mengklarifikasi rasionalitas rencana
tujuan adalah menggunakan keterangan tambahan yang tepat dan berkualitas pada
berbagai jenis rasionalitas;
Dengan demikian rasionalitas obyektif dapat diterapkan pada
keputusan yang memaksimalkan nilai dalam situasi tertentu;
Rasionalisasi subyektif dapat diterapkan pada keputusan yang
memaksimalkan hasil dalam kaitannya dengan pengetahuan subyek tertentu;
Rasionalitas dengan sengaja dapat diterapkan pada keputusan
di mana penyesuaian rencana untuk tujuan merupakan proses dengan sengaja;
Keputusan dianggap rasional secara organisasi jika
dimaksudkan untuk tujuan organisasi; dan keputusan dianggap rasional secara
personal jika diarahkan pada tujuan pribadi (Herbert A. Simon, Administrative
Behavior, 2d ed,m Macmilan, New York, 1957, hlm.76-77).
Sumber:
Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Edisi 10, Penerbit ANDI,
Yogyakarta, 2006.
0 komentar:
Posting Komentar