Metode Pembelajaran
Bahan Kuliah Pendidikan Pancasila
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Pilihan strategi pengembangan metode pembelajaran
Pendidikan Pancasila yang berbasis
kompetensi dengan pendekatan Student Active Learning membawa konsekuensi perubahan paradigma metode
pembelajaran. Arah perubahannya adalah sebagai berikut;
|
Dari:
|
|
Menjadi:
|
a.
|
Berpusat pada pengajar - metode instruksi
|
a.
|
Berpusat pada mahasiswa - metode konstruksi
|
b.
|
Paradigma: mengajar
|
b.
|
Paradigma: belajar
|
c.
|
Apa yang dipikirkan
|
c.
|
Apa yang dipelajari
|
d.
|
Mengetahui apanya
- transfer of
knowledge
|
d. Mengetahui bagaimananya
- transfer of values
|
Dengan pendekatan Student
Active Learning, mahasiswa lebih banyak melakukan eksplorasi daripada secara pasif menerima informasi yang disampaikan oleh
pengajar. Keuntungannya mahasiswa tidak hanya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang keahliannya
saja, tetapi juga berkembang keterampilan komunikasi, bekerja dalam kelompok,
insiatif, berbagi informasi, dan penghargaan terhadap orang lain. Metode pendekatan Student
Active Learning ini meliputi antara lain:
1)
Studi kasus
Pada metode pembelajaran ini mahasiswa diberikan
kasus yang perlu dicari
pemecahan masalahnya sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
2)
Diskusi
Penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara mahasiswa ditugaskan
untuk membahas dan bertukar pendapat mengenai topik atau
masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan
teliti.
3)
Seminar
Mahasiswa diminta untuk
mempersiapkan makalah/paper, kemudian
mempresentasikannya di depan mahasiswa lainnya dan dalam
kesempatan ini akan memperoleh masukan dan pertanyaan
baik dari sesama mahasiswa lainnya maupun dari staf pengajar.
4)
Debat
Suatu metode pembelajaran dengan cara mahasiswa dibagi ke
dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 4 orang. Di dalam kelompok tersebut mahasiswa melakukan perdebatan tentang
topik tertentu.
5) Kerja lapangan
Suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa mahasiswa langsung kepada objek atau pokok bahasan yang akan dipelajari di luar kelas.
6)
Bermain peran
Bermain peran adalah salah satu permainan pendidikan yang
digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, perilaku
dan nilai dengan tujuan untuk menghayati peran, sudut pandang dan cara
berpikir orang lain dengan memainkan peran orang lain.
7)
Simulasi
Suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan mahasiswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan mahasiswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan
lebih dari satu orang, hal itu tergantung kepada apa yang diperankan.
8)
Tugas kelompok
Metode pembelajaran dengan memberikan tugas kepada
mahasiswa yang telah dibuat kelompok, misalnya dalam
bentuk karangan atau makalah, kliping dan/atau mengamati
suatu kejadian.
9)
Permainan
Merupakan cara penyajian bahan pengajaran dimana mahasiswa
melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pemahaman
dan konsep tertentu. Metode permainan ini dapat dilakukan
secara individual atau kelompok.
10)
Collaborative Learning (CL)
Merupakan proses belajar kelompok, di mana setiap anggota
menyumbangkan informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat,
kemampuan dan keterampilan yang
dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
11)
Problem-Based Learning (PBL)
Metode belajar yang menggunakan masalah yang komplek dan
nyata untuk memicu pembelajaran sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
12)
Bola salju menggelinding
Dalam pembelajaran ini mahasiswa melakukan tugas individu
kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari
pasangan yang lain sehingga semakin lama anggota
kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari mahasiswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil
berangsurangsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga
pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban
yang telah disepakati oleh mahasiswa secara kelompok.
Pilihan terhadap metode tersebut tergantung dari
kebutuhan, kesiapan staf
pengajar, sarana, dan prasarana yang
ada pada masing-masing perguruan tinggi.
Sumber: Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila,
Direktorat Pemebalajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Republik Indonesia, 2013.
Nama : Nurul Sholehuddin
BalasHapusNim : 2014330069
Prodi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
METODE PEMBELAJARAN
Cara yang dapat dilakukan adalah
Pertama, “Knowing the Good” bahwa mahasiswa harus mengetahui nilai-nilai karakter yang ada dalam sila-sila Pancasila dan mengetahui mengapa nilai-nilai karakter tersebut perlu dilakukan.
Kedua, “Feeling the Good” konsep ini mencoba membangkitkan rasa cinta mahasiswa untuk melakukan perbuatan baik yang ada dalam sila-sila Pancasila. Disini mahasiswa dilatih untuk merasakan efek (pengaruh) dari perbuatan baik yang dia lakukan. Jika Feeling the Good ini sudah tertanam, itu dapat menjadi engine (kekuatan luar biasa) dari dalam diri seseorang untuk melakukan kebaikan dan mengerem dirinya agar terhindar dari perbuatan yang negatif.
Ketiga, “Acting the Good”, pada tahap ini mahasiswa dilatih untuk melakukan perbuatan baik. Tanpa melakukan, apa yang diketahui, dirasakan oleh seseorang tidak akan ada artinya. Melakukan sesuatu yang baik harus dilatih, sehingga akan menjadi/merupakan bagian dari kehidupan mereka. Ketiga hal tersebut harus dilatih secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan. “Habit of the mind, habit of the heart, and habit of the hand”.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran pancasila adalah strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu
1. Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara Dosen dan mahasiswa,
2. Berfungsi secara optimal seluruh sence Mahsiswa yang meliputi indera, emosi, karsa, dan nalar. Dalam pembelajaran siswa aktif, metode-metode yang dianjurkan antara lain metode tanya jawab, drill, diskusi, eksperimen, pemberian tugas, dan lain-lain. Pemilihan metode yang diterapkan tentu saja disesuaikan dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, maupun sarana yang tersedia.