Senin, 10 Oktober 2011

Contoh Makalah Seminar Kompetensi Kepemimpinan 1.


A.     Judul: Peran Kepemimpinan Pemerintah dalam Mensejahterakan Masyarakat

B.   Latar Belakang dan Masalah
Melatar belakangi judul / masalah tersebut  mengapa diangkat menjadi judul seminar saudara.

Pada dasarnya setiap orang tidk dapat lepas dari organisasi, dan organisasi yang terbesar dalam suatu masyarakat adalah Pemerintah (Legislatif dan Eksekutif.pen), dan mereka adalah para pemimpin bangsa ini untuk membawa pada kesejahteraan masyarakatnya.

C.   Perumusan Masalah
Dalam bentuk kalimat tanya, jumlahnya mengikuti masalah yang dibahas dapat mengacu pada judul, kata kuncinya 5 W + 1 H (What, Why, When, Who, Where, Haw).

Bagaimananakah Kepemimpinan Pemerintahan (Legislatif dan Eksekutif) dalam upaya mensejahterakan masyarakat ?

D.   Tujuan
1.    Mengadopsi, Mengadaptasi,Menyimpulkan konsep teori
2.    Menyusun model
3.    Dst

Menyusun model atau deskripsi kepemimpinan pemerintahan dalam mensejahterakan masyarakat.

E.   Manfaat
1.    Mahasiswa mampu menyusun makalah yang maksimal
2.    Mahasiswa mampu menjawab masalah dengan ilmiah
3.    Diperoleh model tertentu oleh mahasiswa (dalam berita acara)
4.    Dst

Diperoleh model atau deskripsi kepemimpinan pemerintahan dalam mensejahterakan masyarakat.

F.    Metode
1.    Laboratorium Research
2.    Kancah
3.    Dst

Laboratorium Research.

G.   Tinjauan Pustaka
1.    Mengikuti alur masalah atau judul yang diprogram
2.    Library Research
3.    Mengadopsi konsep teori
4.    Mengadaptasi konsep teori
5.    Menyusun kesimpulan konsep teori

a.    Kepemimpinan adalah proses untuk membuat orang memahami manfaat bekerja bersama orang lain, sehingga mereka paham dan mau melakukannya, Drath & Palus, 1994, h 4.
b.    Kepemimpin dan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberitas dan keberhasilan organisasi……l, 1999, h 184,
Kesimpulan.
Kepemimpinan yaitu proses kemampuan induvidu untuk membuat- mempengaruhi orang memahami manfaat bekerja bersama dengan orang lain, sehingga mereka paham dan mau melakukannya, dengan penuh motivasi untuk keberhasilan organisasi.
c.    John Frenchdan Bentran Raven, membedakan 5 macam sumber daya kepemimpinan:
1.  Reward power      = daya menghargai
2.  Coercive power    = daya memaksa
3.  Legitimate power = daya sah
4.  Expert power        = daya ahli
5.  Refent power        = daya referensi.
                  (Sutarto, 1986)
d.    Umar berkata: “Belajarlah sebelum kalian dijadikan pemimpin” (HR. Al-Darimy, 252).
e.    Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan Muslim).
f.     Al- Hasan memanggil anaknya dan kemenakannya lalu berkata: “Wahai anakku dan kemenakannku, sesungguhnya kalian adalah generasi muda suatu kaum yang hamper menjadi dewasa, maka belajarlah ilmu. Maka barangsiapa yang tidak mampu meriwayatkan ilmu atau menghafalnya ia menulisnya dan meletakkannya dirumahnya” (HR. Al-Darimy, 510). 

H.   Penyajian dan Analisis Data
Data dapat diperoleh dari berbagai sumber:
1.    Buku Pustaka
2.    Hasil penelitian dosen atau kakak-kakak tingkat atau yanmg lain
3.    Majalah, Koran, Internet

Data Hasil Kajian.
a.    Pada penelitian sugeng rusmiwari,  2007-2008, bahwa Perilaku Legislatif = Arogan = 91,17 %, Sikap Masyarakat = Apatis = 81,65 %, Jaring Asmara / Turba = Tidak Baik     = 84,92%.
Tahun 2010 -2011, Responsibilitas (Resp) dan Akuntabilitas (Akun) Perl. Arogansi Legislatif = Baik = 60,62%, Resp. dan Akun. Sikap Apatisme Masy.= Baik = 62,50%, Kepemimpinan Integratif = Tidak Baik = - 61,72%, Pelayanan Publik  = Tidak Baik = - 56,25%.

b.    Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat…..kian buruk karena tidak menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran dengan baik. Alih-alih mendorong program pembangunan untuk rakyat, anggota parlemen justru lebih mementingkan diri dan partai politiknya. Sumber Koran Kompas, Senin, 01 Oktober 2011, h 3.
Bahwa Wakil Rakyat dipersepsi berkinerja kurang baik yang hanya mementingkan diri sendiri dan partainya, bukan mementingkan rakyat yang diwakilinya, apalagi bangsa.

c.    Produk Legislasi
1.    Tahun 2005 target 55 disahkan 14 = 25,45%
2.    Tahun 2006 target 76 disahkan 39 = 51,32%
3.    Tahun 2007 target 78 disahkan 40 = 51,28%
4.    Tahun 2008 target 79 disahkan 61 = 77,22%
5.    Tahun 2009 target 82 disahkan 39 = 47,56%
6.    Tahun 2010 target 76 disahkan 16 = 21,05%
7.    Tahun 2011 target 93 disahkan 12 = 12,90%
( 1 oktober 2011)
(Sumber: Koran Kompas, Senin, 01 Oktober 2011, h 3 diolah).
Bahwa pada empat tahun terakhir kinerja Legislator tidak Efektif, terbukti terus mengalami penurunan kinerj, mudah-mudahan tidak terjadi apatisme atau arogansi.

d.    Kehadiran Anggota DPR dalam sidang:
1.    Sidang 29-7-2010,  297 dari 560 = 53,03%
2.    Sidang 10-1-2011,  402 dari 560 = 71,79%
3.    Sidang   5-4-2011,  436 dari 560 = 77,86%
4.    Sidang 20-9-2011,  310 dari 560 = 55,36%
(Sumber: Koran Kompas, Senin, 01 Oktober 2011, h 3 diolah).
Bahwa terdpat heteroginitas kuantitas kehadiran anggota legilsatif, dan terjadi penurunan yang sangat tajam pada dua kali siding terakhir.

e.    Kepuasan Kinerja Komponen Bangsa, DPR dalam fungsinya sebagai wakil rakyat:
1.    Puas                                       =   9,5%
2.    Tidak Puas                              = 89,4%
3.    Tidak tahu/tidak menjawab      =   1,1%
(Sumber: Koran Kompas, Senin, 01 Oktober 2011, h 5 diolah).
Rakyat, tidak puas atas kepemimpinan di Legislatif beserta kinerjanya.

f.     Konsolidasi Elite Politik dalam memperbaiki situasi bangsa:
1.    Ada                                        = 29,3%
2.    Tidak ada                                = 58,4%
3.    Tidak Tahu/tidak menjawab     = 12,3%
(Sumber Koran Kompas, Senin, 01 Oktober 2011, h 5 diolah, N=875, Responden 12 Kota di Indonesia, acak, tingkat kepercayaan 95%, nirpencuplikan penelitian ± 3,3%).
Terkesan dan terbukti dari hasil survey ini para Pemimpin atau Elite Politik tidak ada konsolidasi untuk memperbaiki situasi bangsa.

g.    Sosok Pemimpin yang kuat untuk memperbaiki situasi bangsa:
1.    Ada                                       = 39,5%
2.    Tidak ada                               = 52,8%
3.    Tidak tahun/ tidak menjawab   =   7,7%
(Sumber Koran Kompas, Senin, 01 Oktober 2011, h 5 diolah, N=875, Responden 12 Kota di Indonesia, acak, tingkat kepercayaan 95%, nirpencuplikan penelitian ± 3,3%).
Krisis kepemimpinan sebagai sosok pemimpin bangsa pada Legislatif ini di sampaikan oleh responden atau disebut tidak ada yang berjiwa sebagai sosok pemimpin bangsa.

h.    Pemerintah sebagai organisasi terbesar dinilai gagal mensejahterakan masyarakat, terbukti dari hasil survey tersebut, yang menyatakan sikap:
1.    Puas                                       = 16%
2.    Tidak puas                              = 81,8%
3.    Tidak tahu/tidak menjawab      =   2,2%
Dalam hasil ini menunjukkak bahwa kepemimpinan bangsa ini untuk membawa pada kesejahteraan masyarakat, sangat tidak berjalan dengan baik atau dapat disebut gagal.

I.      Intepretasi Data
Lakukan intepretasi dengan cara:
a.    Kwalitatif atau statistic sederhana
b.    Intepretasikan dengan konsep teori yang saudara simpulkan

Bahwa Kepemimpinan sebagai proses kemampuan individu untuk membuat- mempengaruhi orang memahami manfaat Pemerintah ( Legislatif dan Eksekutif) agar dapat bekerja bersama dengan orang lain atau rakyatnya untuk kesejahteraan bersama, belum menampakkan hasil secara maksimal bahkan condong kearah kurang baik dan gagal, sehingga mereka bukan malah menjadi paham atas kepemimpinan bangsa ini, tetapi malah menjadi kurang faham dan tidak faham, pertanyaannya  mengapa pemerintah saat ini seperti itu, perlu dipertanyakannya motivasi saat ia mengajukan sebagai pemimpin, karena rata-rata ia mengajukan untuk dipilih, bukan dipilih oleh atas inisiatif rakyat, sisi lain mungkin juga kurang faham dan tidak mengimplementasikan atas sila Ketuhanan Yang Maha Esa, dst.

J.    Kesimpulan dan saran.
Menjawab rumusan masalah dan tujuan yang disusun

 Kepemimpinan Pemerintah  (Legislatif-Elite Politik, dan Eksekutif) yang syah mendapatkan legitimasi dari rakyat, untuk meberikan reward dalam bentuk kesejahteraan rakyat,  yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Es, belum dapat terwujud dengan seksama, hal tersebut salah satu faktornya  disebabkan oleh sifat orogansinya dan kurangnya keahlian (ekspert) dan referensi yang ada pada mereka sebagai pemimpin.

K.   Daftar Pustaka
1.    Semua rujukan masuk daftar pustaka
2.    Disusun secara alfabetik
3.    Dst

Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Kelima, State Univ, State University of New York at Albany, PT Indeks, Jakarta, 2001, h. 4.

Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, Gajah Mada University Press, 1986.

Al-Hadist.

Kompas, Senin, 01 Oktober 2011.


Renungan.

Model Kepemimpinan Pemerintahan
Kepemimpinan Pemerintah 
(Legislatif dan Eksekutif)
untuk kesejahteraan rakyat  
yang didasari atas Ketuhanan Yang Maha Es,


PERTANYAAN
1.    Apa pemimpin itu ?
2.    Apakah kepemimpinan itu ?
3.    Buat apa menjadi pemimpin ?
4.    Bagiamana menjadi pemimpin ?
5.    Bagimana berfikir pemimpin itu ?
6.    Siapa dan Bagaimana berfikir seperti pemimpin itu ?
7.    Apa perbedaan pemimpin dan manajer ?
8.    Apakah pemimpin visioner itu ?
9.    Apakah pemimpin integratif itu ?
10. Apakah pemimpin abnormal itu ?

Renungan:
Dunia dewasa ini memilki para pemimpin, tetapi mereka berada di bawah baying-bayang para selebritis.
Pemimpin dikenal karena prestasi mereka, sedang kaum selebritis dikenal karena ketenaran mereka.
Pemimpin mencerminkan kemungkinan-kemungkinan hakekat manusia,
Sedang kaum selebritis mencerminkan kemungkinan-kemungkinan pers dan media.
Kaum selebritis adalah orang-orang yang membuat berita,
tetapi para pemimpin adalah orang-orang yang membuat sejarah.
(Daniel Boorstin, seorang pakar manajemen organisasi, majalah parade, 6 Agustus 1995).

Dari hasil penelitian
Pemimpin yang sukses, adalah:
1.    Perwujudan dari intelegensia atau kecerdasan.
2.    Setiap pemimpin bekerja dan setiap karyawan memimpin.
3.    Ada pola yang konsisten dalam perilaku pemimpin kerja.

Workleading, bekerja sekaligus memimpin, merupakan seni dan ilmu.

Work Imaging, yakni gambaran yang jelas mengenai apa yang secara persis dilakukan oleh para pemimpin pekerja dan karyawan mereka setiap harinya.

Hasil dan Tujuan Work Imaging:
1.    Memungkinkan seorang pemimpin kerja mampu melakukan penilaian diri.
2.    Memberikan pemahaman secara tepat  bagaimana membantu para karyawan untuk memfokuskan kembali tanggung jawab dan usaha-usaha mereka.


0 komentar:

Posting Komentar