KULIAH 2
Metode Penelitian
Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112
Berikut ini Materi Utama.
LATAR BELAKANG PEMBERIAN MATA
KULIAH INI
A. ManUSIA
DAN ILMU PENGETAHUAN
Manusia
memiliki tabiat dodorngan yang tinggi untuk ingin tahu dengan akalnya, dan itu
adalah dari pemberian yang paling tinggi dari Maha Pencipta kepada manusia,
yaitu pikiran. Maka dari itu orang menyebutnya sebagai homo sapiens, makhluk
yang berfikir, mahkluk tertinggi bilamana dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang
lain, dan dijadikanlah Khalifah di bumi ini, namun bilamana pemberian itu tidak
digunakan maka bisa jadi akan sama dengan hewan dan mungkin lebih rendah lagi.
Namun
meskipun manusia itu memiliki pikiran, bukan jaminan bagi manusia memiliki
pengetahuan secara otomatis, karena rupanya pikiran manusia hanyalah wadah
pengetahuan saja.
Kesadaran
yang utuh dari seorang ilmuwan dengan ilmu dan iman serta amal shaleh, itulah
manusia yang sebenarnya.
B. Penelitian
dan ilmu pengetahuan
Antara
penelitian dan Ilmu Pengetahuan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Penelitian akan berkurang maknanya
bilamana tidak digunakan untuk kebutuhan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan
akan menjadi mandul dan mandeg bilamana tanpa penelitian.
Kerja ilmu
bagi manusia seperti semut hitam yang tiada hari tanpa mengumpulkan makanan,
namun manusia bukan makanan atau dunia yang dikumpulkan tetapi ILMU
PENGETAHUAN, sehingga manusia tidak terjebak hidup ini hanya di dunia, tetapi
ada kehidupan lagi setelah di dunia ini, yaitu di alam kubur dan di akhirat.
Jadi tugas manusia sehari-hari adalah untuk mengumpulkan ilmu dan
mengamalkannya.
C. PENGERTIAN
PENELITIAN
Dimulai
dari eksistensi penelitian itu adalah sebagai alat atau perangkat metodologi yang digunakan
untuk membuktikan segala macam ingin tahu tersebut. Untuk itu sebenarnya setiap
orang itu pernah melakukan penelitian.
Jadi
penelitian itu tidak hanya dilakukan oleh kalangan-kalangan ilmuwan saja,
tetapi setiap orang termasuk yang disebut orang awam, dan menentukan adalah
ilmiah atau tidak.
“Siapapun
boleh meneliti bahkan dengan tegas dikatan bahwa sarjana harus dapat meneliti,
karena hanya dengan penelitianlah ilmu dapat dikembangkan secara ilmiah”
(Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit
Rineka Cipta, 2010, h.1.).
Metodologi
penelitian kita sebut adalah cara ilmiah, karena cara untuk memperoleh kebanaran ilmiah
(scientific truth)-nya, bukan karena secara kebetulan, trial and error, dan
otoritas kewibawaan yang disebut unscientific.
Jadi sadar
atau tidak bahwa cara berfikir kritis-rasional adalah cikal bakal gagasan
mengenaik cara kerja penelitian ilmiah (scientific research) yaitu dengan
menggunakan analisis deduktif dan induktif serta sistematis.
Prancis Bacon,
menganjurkan agar semua orang yang menginginkan kebenaran, harus mengobservasi
sendiri variable-variabel yang dijadikan alat ukur kebenaran yang diinginkan,
contoh:
1.
Tabulasi cirri-ciri positif, yaitu variable X
selalu berubah pada saat berada dalam kondisi Y,
2.
Tabulasi cirri-ciri negative, yaitu variable X
tidak berubah kendatipun berada dalam kondisi Y,
3.
Tabulasi variable kondisi, yaitu apakah variable X
berubah apabila berada pada kondisi yang berubah-ubah.
Prancis Bacon, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian
Sosial, Format-format Kuantitatif dan iKualitatif, Airlangga University Press, 2001, h 19.
D. Menemukan
kebenaran melalui penelitian ilmiah
John
Dewey, langkah-langkah menemukan kebenaran:
1.
Adanya suatu kebutuhan (The felt need)
2.
Menetapkan masalah (The problem)
3.
Menyususn hipotesis (The hyphotesis)
4.
Merekam data untuk pembuktian (Collection of data
as avidance)
5.
Membuat kesimpulan yang diyakini kebenarannya
(Concluding belief).
6.
Memformulasikan kesimpulan secara umum (General
vlue of the conclusion).
Soetandyo
Wignyosoebroto, bahwa penelitian ilmiah merupakan suatu prosedur di dalam
kegiatan ilmiah yang telah ditetapkan secara ketat dan harus dipatuhi dengan
penuh disiplin, dalam rangka kerja ilmuwan untuk mengembangkan atau menemukan
pengetahuan baru.
Soetandyo Wignyosoebroto,
dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan
iKualitatif, Airlangga University Press,
2001, h 22.
Jadi penelitian dapat
dilakukan diseluruh bidang ilmu.
E. SIKAP
PENELITI ADALAH SIKAP ILMIAH
1. Obyektif dan
factual (obyektif, fakta)
2. Open, fair
dan responsible (terbuka terhadap saran, kritik, perbaikan).
3. Curious:
wanting to now (sikap ingin tahu terhdap informasi / data)
4. Inventive
always (daya cipta, kretif, senang terhadap inovasi).
F. KEMAMPUAN
PENELITI
1.
Think, critically, systematically (berwawasan,
kritik, sistematik)
2.
Able to create, innovate (kemampuan mencipta,
pene,uan baru)
3.
Communicate affectivity.
4.
Able to identify and formulate problem clearly
(mampu mengenal dan merumuskan masalah)
5.
View a problem in wider context (peneliti mampu
membaca masalah dalam kontek yang luas, karena masalah itu tidak berdiri
sendiri).
G. JENIS
DAN FORMAT PENELITIAN SOSIAL
Menurut
penggolongan
a.
Menurut Tujuan
1.
Penelitian Ekplorasi
2.
Penelitian Pengembangan
3.
Penelitian Verifikasi
b.
Menurut Pendekatan
1.
Penelitian Longitudinal
2.
Penelitian Cross-sectional
3.
Penelitian Kualitatif
4.
Penelitian Kuantitatif
5.
Penelitian Grounded
6.
Penelitian Survey
7.
Penelitian Studi Kasus
8.
Penelitian Assesment
9.
Penelitian Evaluasi
10.
Penelitian Aksi
c.
Menurut Tempat
1.
Penelitian Perpustakaan
2.
Penelitian Laboratorium
3.
Penelitian Kancah
d.
Menurut Pemakaian
1.
Penelitian Murni
2.
Penelitian Terapan
e.
Menurut Bidang Ilmu
1.
Penelitian Kepemimpinan
2.
Penelitian Kebijakan Publik
3.
Penelitian Pelayanan Publik
4.
Penelitian Kolitik dan OTODA
5.
Penelitian Gender, HAM dan Pembanguan
6.
Penelitian Komunikasi
7.
Dll.
f.
Menurut Taraf Penelitian
1.
Penelitian Deskriptif
2.
Penelitian Eksplanasi
g.
Menurut Saat Terjadinya Variabel
1.
Penelitian Historis
2.
Penelitian Ekspos – Fakto
3.
Penelitian Eksperimen
Penelitian
eksplorasi
Contoh
fiktif, ada kejadian di lingkungan Mahasiswa Administrasi Negara Fisip ini berturut turut terjadi mahasiswa atau dosen
selalu dosen I dan mahasiswa yang lain. Pimpinan dibuat bingung dan bahkan
hampir stress, pada akhirnya ditelitilah masalah ini untuk mencari akar
permasalahannya.
Penelitian
pengembangan
Penelitian
ini dilakukan dengan dasar pernah dilakukan baik untuk kepentingan ilmu murni
maupun terapan dan dicari pengembangannya untuk memperoleh temuan-temuan baru.
Penelitian
verifikatif – VERIFIKASI
Karakter
penelitian ini adalah missal juga penelitian pernah dilakukan, dan pada tahun
berikutnya dilakukan lagi, dengan maksud untuk mengkoreksi ulang atas data yang
diperoleh tahun sebelumnya.
Penelitian
longitudinal
Misal
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan disiplin mahasiswa dari
masuk tahun pertama sampai dengan lulus, maka penelitian ini tentu memerlukan
waktu yang lama, biaya yang relative tinggi bahkan bias jadi si peneliti keburu
meninggal dunia dan penelitiannya belum selesai, inilah salah satu resiko
penelitian ini.
Penelitian
cross-sectional
Penelitian
ini adalah hasil kompromi antara “one-shot” method (menebak satu kali terhadap kasus) dan
longitudinal method (menebak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
Penelitian
kualitatif
Penelitian
ini dilakukan dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan
keterbatasan tersebut ingin menggali sebanyak mungkin data atas sasaran
penelitian yang akan dipecahkan, sehingga datanya sangat berkualitas dan tidak
terbatas, semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini
semakin berkualitas.
Penelitian
kuantitatif
Penelitian
ini tidak mementingkan kedalaman data, yang penting merekam data
sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas, mudah dianalisis baik melalui
rumus-rumus statistic atau computer.
Penelitian
grounded
Penelitian
ini diperkenalkan oleh Glaser dan Straus, 1967, penelitian ini tidak dimulai
dengan desain, tetapi langsung kelapangan, semuanya hipotesis senantiasa jatuh
bangun ditempa data. Jadi data adalah sumber teori. Teori berdasarkan data
sehingga teori juga lahir dan berkembang di lapangan. Kridibiltas penelitian
grounded ditententukan oleh peneliti itu sendiri.
Penelitian
survey disebut juga penelitian deskriptif murni.
Hampir
jumbuh dengan penelitian kuantitatif, akan tetapi cirri yang menonjol adalah
pengambilan data hanya menggunakan Kuesioner dan hanya berkisar pada :
1.
Ciri-ciri demografis masyarakat.
2.
Lingkungan social mereka
3.
Aktivitas mereka
4.
Pe objek penelitian dapat dan sikap mereka.
(Moser,
CA, 1969, dalam Burhan
Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan
iKualitatif, Airlangga University Press,
2001, h. 30).
Penelitian
Deskriptif memilki 5 (lima) jenis, yaitu :
1.
Penelitian
deskriptif murni atau survei.
2.
Penelitian
korelasi
3.
Penelitian
komparasi
4.
Penelitian
penelusuran (tracer study)
5.
Penelitian
evaluasi
(Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta,
2010, h.3.).
Penelitian
studi kasus
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek
penelitian, dalam arti objek dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang
tertinggi, cara yang digunakan adalah dengan tabulasi silang, menghubungkan
sejumlah variable, tidak dilakukan dengan mempertahankan keuntungan
masing-masing responden, responden sebagai satu kesatuan dalam suatu analisis.
J. (Vrendenberg, 1978, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan
iKualitatif, Airlangga University Press,
2001, h. 30).
Penelitian
assessment
Yang
menonjol dalam penelitian ini adalah keterlibatan peneliti mulai dari awal
pelaksanaan sampai dengan selesai, kridibilitas hasil penelitian ditentukan
oleh peneliti, namun penelitian ini menggunakan kacamata kuda (menggunakan
pedoman sesuai dengan pedoman pelaksanaan [proyek] yang ada).
Penelitian
evaluasi
Penelitian
ini peneliti bias terlibat dari awal hingga terakhir, atau dari tengah-tengah
proses kegiatan, karena penelitian ini ingin menjawab, apakah kegiatan (proyek,
misalkan) dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(John W.
Best, 1977, dalam Burhan
Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan
iKualitatif, Airlangga University Press,
2001, h. 31).
Penelitian
aksi
Penelitian
ini disebut juga Action Research, yang lebih banyak dilakukan penelitian pada
hal-hal praktis, dilakukan dari awal kegiatan dan secara terus menerus mencari
kelemahan untuk disempurnakan, untuk itu trial and error mendominasi penelitian
ini, dengan alas an belum efektif dan efisien, kemudian diperbaiki.
Penelitian
perpustakaan
Sesuai
namanya penelitian ini dilakukan di Perpustakaan, hasilnya adalah buku,
lay-out, ilustrasi dst.
Penelitian
laboratorium
Sebagaimana
namanya penelitian ini dilakukan di Laboratorium, baik oleh Ilmu Eksakta maupun Ilmu Sosial.
Penelitian
kancah
Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium yang penuh dengan seribu satu masalah yang tak
kunjung pangkal habisnya, semakin komplek kancah semakin banyak pula
permasalahan yang dapat dipelajari darinya, terutama dalam Ilmu Sosial dan
penelitian ini berhubungan dengan masyarakat atau perilaku manusia.
Penelitian
murni (pure)
Penelitian
ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan Ilmu, bukan untuk untuk
diterapkan pada masyarakat untuk jangka pendek namun untuk jangka panjang Ilmu
tetap harus bermanfaat bagi masyarakat.
Penelitian
terapan (applied)
Kebalikan dengan
yang tersebut di atas, penelitian ini digunakan langsung untuk aplikasi atau
diterapkan pada masyarakat, contoh
penelitian advokasi kepemimpinan, penelitian kerjasama, dll.
Bahan
Bacaan.
Burhan
Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan
iKualitatif, Airlangga University Press,
2001.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,
Penerbit Rineka Cipta, 2010.
0 komentar:
Posting Komentar