Analisis
Wacana Berita Konflik Manajemen Arema Indonesia
Pada Surat Kabar Radar Malang
Yanto
Mahasiswa
Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Ilmu Komunikasi Unitri angkatan 2008
ABSTRACT
Mass media,
especially newspapers in presenting
the news to the public has a particular interest
alignments. This study to determine the ideology Radar Malang in
reporting conflict management
dualism Arema Indonesia.
In
the
news text Construction
Arema Indonesia conflict
management can be concluded that more pro-Radar Malang
Rendra Kresna. In
the production of news texts
conflict management Arema Indonesia Radar Malang
explicitly marginalize the position of chairman Arema Indonesia, Muhammad
Nur. In the news texts
conflict management issues Arema Indonesia,
Malang Radar tends
to emphasize the negative effects of conflict management
Arema Indonesia.
PENDAHULUAN
Saat ini, kita tentu
sudah sangat familiar dengan kata media massa. Media massa itu sendiri adalah
alat komunikasi baik cetak maupun elektronik yang membawa pesan kepada khalayak
luas, misalnya televisi, radio, surat kabar, dan lain sebagainya. Karena
kemampuan dan juga kegunaanya bagi kita, media massa saat ini bisa disebut
telah menjadi salah satu aspek utama dalam kehidupan sehari-hari kita
Institusi media massa
dianggap sebagai sistem ekonomi yang berhubungan erat dengan sistem politik.
Karakter utama pendekatan ekonomi politik adalah produksi media yang yang
ditentukan oleh: Berbagai kepentingan tersebut berkaitan dengan kebutuhan untuk
memperoleh keuntungan. Sebagai akibat adanya kecenderungan monopolitis dan
proses integrasi, baik secara vertikal maupun horizontal.
Media
berfungsi menggerakkan dukungan untuk kepentingan kelas yang berkuasa. Dengan
demikian, terdapat lima saringan yang dilalui oleh pesan media. Pesan media
melayani kekuasaan yang mapan, diproduksi oleh suatu industri atau institusi
yang terkonsentrasi pada sejumlah besar korporasi, tergantung pada sumber
ekonomi utama, tergantung pada pejabat pemerintah sebagai sumber, selalu
ditekan oleh kelompok penekan dan diwarnai oleh ideologi tertentu.
Isu-isu yang ditonjolkan pers (media) akan
dianggap penting oleh khalayak. Produksi makna yang dilakukan media terhadap
suatu isu (fenomena) akan mempengaruhi pemaknaan publik terhadap fenomena itu.
Jika pers, dalam konstruksi beritanya mengatakan bahwa sesuatu itu buruk maka
publik pun akan mengatakan bahwa hal itu buruk. Begitu juga sebaliknya. Pengaruh
pemaknaan media terhadap massa ini sangat berresiko terutama dalam isu-isu yang
berpotensi terjadi konflik. Hal yang sama dapat diamati dalam issue mengenai
konflik manajemen Arema Indonesian.
Di tengah-tengah majunya dan meningkatnya prestasi Arema,
terjadi konflik manajemen di tubuh Arema yaitu dualisme kepengurusan. Adapun
tokoh yang berseteru adalah presiden kehormatan Arema, Rendra Kresna dengan
ketua yayasan Arema, Muhammad Nur.
Lahirnya konflik manajemen ini tentu yang jadi korban adalah Arema.
Ketika Arema menjadi korban keegoisan para pengelola Arema secara otomatis
prestasi Arema akan menurun. Masyarakat Malang Raya dan Aremania pasti
mengalami kekecewaan mendalam manakala Arema sering kalah di setiap
pertandingan.
Munculnya persoalan selama ini berawal dari adanya transaksi
utang piutang antara Yayasan Arema dengan Bank Saudara sekitar Agustus 2010
lalu. Awalnya, pinjaman dana dari bank yang menjadi konsonarium Liga Primer
Indonesia (LPI) itu sebesar 5 miliar. Sementara dana pinjaman yang diterima
Arema adalah Rp 1,5 miliar. Dana pinjman dari ini langsung menjadi modal awal
perjalanan Arema kompetisi 2010-2011. Namun di tengah perjalanan, ada orang
yang juga berpengaruh di Arema yang mengaitkan kerja sama ini dengan LPI (Radar
Malang 3/6/2010).
Konflik yang terjadi di tubuh Arema mendapat perhatian serius
dari pihak yang mencitai keberadaan Arema terutama Aremania. Tak terkecuali
media massa yang ada dimalang khususnya surat kabar, dalam hal ini Radar
Malang. Radar Malang terus meng-update dan menyajikan informasi terbaru
mengenai konflik manajemen Arema Indonesia. Bahkan berita konflik manajemen
Arema Indonesia menjadi berita utama (headline). Intensnya Radar Malang
mem-blow up berita Arema Indonesia tentu memudahkan masyarakat
mengetahui perkembangan konflik dualisme kepengurusan Arema Indonesia
Di satu sisi kita tidak boleh euforia dulu dengan adanya
perhatian Radar Malang memberitakan konflik manajemen Arema Indonesia, Sebab
media massa khususnya surat kabar dalam menyajikan berita ke publik mempunyai
keberpihakan kepentingan tertentu.
Melihat
akuntabilitas pemberitaan media itu, kita memerlukan suatu model analisis untuk
mengkaji wacana tulis yang disajikan oleh media massa. Model analisis yang
penulis maksudkan di sini adalah model analisis wacana Van Dijk. Menurutnya,
untuk mengkaji suatu wacana tidak hanya mengkaji teks semata karena teks hanya
merupakan hasil dari suatu praktek produksi. Praktek produksi itu menurut Van
Dijk dinamakan proses kognisi sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah
struktur dari teks, di sini yang akan diteliti adalah kosa kata, kalimat,
paragraf untuk menjelaskan dan memaknani suatu teks.
Pemilihan
model analisis ini karena penulis berkeinginan mengetahui bagaimana wacana yang
ditampilkan seputar isu konflik manajemen Arema Indonesia pada surat kabar
Radar Malang. Bagaimana berita-berita tersebut ditampilkan, motif-motif apa
yang tersembunyi di balik teks-teks berita tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan tersebut, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan sebagainya, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamih dengan memanfaatkan sebagai metode ilmiah.
Metode deskriptif merupakan metode yang hanya memaparkan situasi atau
peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi (Rahmat, 1999:15)
LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian
berlangsung dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan sebagai penguat dan
sebagai bukti nyata dalam penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah surat
kabar Radar Malang yang beralamat di Jalan Arjuna 23 Malang.
SUMBER DATA
Dalam penelitian ini
menggunakan jenis sumber data primer dan data sekunder
1. Data primer didapatkan dari
surat kabar harian Radar Malang yang menyajikan berita konflik manajemen Arema
Indonesia.
2. Data sekunder merupakan
data-data yang diperoleh dari berbagai studi pustaka seperti artikel dan semua literature
yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penelitian ini.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Dokumentasi adalah bahan
penulisan di media cetak harian Radar Malang yang memuat berita konflik
manajemen Arema Indonesia. Dengan demikian, dokumen hasil dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan sebuah dokumen independen yang sudah
ada sebelum penyusunan penelitian ini.
TEKNIK
ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data
menggunakan analsis wacana model Teun A. Van Dijk. Tapi dalam penelitian ini
hanya menganalisis pada teks saja, tidak menyertakan analisis sosial ataupun
analisis kognisi sosial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu aspek
terpenting dalam konstruksi berita adalah wacana. Wacana dalam berita menempati
posisi vital karena dengan wacana wartawan atau awak media bisa menulis dan
menyusun berita dengan bagus, sehingga wartawan gampang mengkonstruk dan
mengdoktrin pembaca. Wacana itu
tidak hanya sesuatu yang tertulis. Ada wacana lisan dan ada wacana tulis.
Sebuah pidato bisa menjadi wacana dan sebuah artikel dalam surat kabar juga
bisa membentuk wacana.
Bagaiman
wacana diproduksi, siapa yang memproduksi, dan apa efek dari produksi wacana?
Konsep mengenai wacana mutakhir diperkenalkan oleh Michel Foulcault, sehingga
perlu diuraikan beberapa pokok pikiran dari Foucault mengenai wacana. Wacana
disini tidaklah dipahami sebagai serangkaian kata atau proposisi dalam teks,
tetapi menurut Foulcault adalah sesuatu yang memproduksi yang lain (sebuah
konsep, gagasan, atau efek). Wacana dapat dideteksi karena secara sistematis
atau ide, opini, konsep, dan pandangan hidup dibentuk dalam suatu konteks
tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak tertentu.
Radar
Malang dalam mengkonstruk fenomena konflik manajemen Arema Indonesia lebih
cenderung menonjolkan konsekwensi dan dampak negatif yang ditimbulkan adanya
konflik manajemen Arema Indonesia. Radar Malang
menguraikan secara detil dan panjang lebar dampak negatif konflik manajemen
Arema Indonesia. Seperti, Misalnya,
prestasi tim melorot, psikis pemain tertekan, pemain merasa resah, pemain mogok
latihan dan main, pemain bergejolak, pelatih mengancam manajemen Arema, dan
pemain melabrak Ketua Yayasan Arema Muhammad Nur di rumahnya kawasan Tidar.
Berikut ini adalah
hasil analisis berita konflik manajemen Arema Indonesia yang dipublikasikan
atau disajikan oleh surat kabar harian Radar Malang yang lebih menonjolkan
dampak negative dan memojokkan Muhammad Nur dengan menggunakan kerangka analisis teks
wacana van Dijk.
1.
Judul Berita: Mosi Tak Percaya (Selasa 24 Mei 2011)
Teks berita ini
memberitakan ketidakpercayaan pemain kepada manajemen Arema. Apapun yang akan
dijanjikan oleh manajemen PT Arema Indonesia terkait janji melunasi gaji, sudah
tidak akan digubris pemain lagi. Karena para penggawa Arema sudah lelah dengan
obral janji yang kerap disampaikan oleh manajemen. Padahal bagi pemain, bukan
janji yang diharapkan, tapi bukti adanya pembayaran gaji selama 2,5 bulan
dengan nilai total sekitar 2,7 miliar. Kekecewaan pemain terhadap petinggi di
Arema itu salah satunya diwujudkan dengan ikut melabrak Muhammad Nur di kawasan
Tidar, siang kemarin.
Ada dua tema utama (tematik) wacana yang dikembangkan dalam
berita tersebut. Pertama, mosi tak percaya pemain dan pelatih terkait janji
akan melunasi gaji. Kedua, manajemen terlalu sering memberikan janji kepaada
pemain dan pelatih tidak menepati. Sehingga pemain sangat kecewa kepada petingi
di Arema dengan diwujudkan ikut melabrak langsung Ketua Yayasan Muhammad Nur di
kawasan Tidar. Tema utama dari teks berita ini mengsugestikan kepada khalayak
betapa kecewanya pemain dan pelatih kepada sikap manajemen PT Arema Indonesia.
Tema wacana ini didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yakni, bagaimana
antara satu peristiwa dengan peristiwa yang dirangkai dalam satu teks. Bagaimana
persitiwa tersebut disusun dalam teks berita? Yang disusun pertama kali
bukanlah ingkar janji manajemen PT Arema Indonesia, tetapi justru
ketidakpecayaan pemain dan pelatih kepada janji manajemen Arema Indonesia.
Dengan menyusun peristiwa seperti itu, yang tergambar adalah sikap tidak
percaya tim pelatih dan pemain terhadap janji manajemen Arema Indonesia.
Bagaimana tindakan pemain digambarkan dalalm
pemberitaan. Dapat juga dilihat di elemen detil
dan maksud. Tindakan pemain
mendapatkan porsi detil yang panjang dan digambarkan secara eksplisit. Detil,
ini misalnya, menjelaskan mosi tak percaya pemain kepada manajemen. Detil
panjang juga diberikan untuk menunjukkann kewajiban pemain kepada manajemen
Arema telah dipenuni.
Seperti dalam kutipan berita berikut: “kalaupun ada
pertemuan dengan M. Nur kemarin, hasilnya akan percuma saja jika masih diberi
janji lagi. Karena seluruh pemain realistis saja, yakni ingin haknya sebagai
pemain dipenuhi manajemen”. Dengan strategi semacam ini, yang tergambar di mata
publik adalah manajemen mengingkari janjinya dengan tidak memenuhi hak pemain
yakni, segera melunasi gaji pemain yang tertunggak selama 2,5 bulan.
Dalam teks berita ini, bahkan pembaca diajak untuk
mengecam sikap manajemen PT Arema Indonesia. Dengan cara seperti ini pula,
upaya manajemen untuk mengatasi problem ini tidak mendapat perhatian yang
menadai. Teks berita ini, misalnya, tidak menyediakan latar kenapa manajemen PT Arema Indonesia sering mengingkari janji
yang diucapkan kepada pemain dan pelatih. Latar semacam ini, yang menguraikan
mengapa Muhammad Nur tidak menemui pemain dan pelatih ketika mereka mendatangi
rumahnya di kawasan Tidar. Akibatnya yang tergambar adalah tindakan Muhammad
Nur yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini didukung dengan pemakain koherensi tertentu
dalam kalimat. Berita itu, misalnya dipenuhi oleh koherensi pembeda, yang
digunakan untuk membedakan dan membandingkan dua elemen atau peristiwa. Elemen
wacana ini, misalnya, dipakai menggambarkan kekecewaan pemain kepada Muhammad
Nur karena tidak terbayarnya gaji pemain selama 2,5 bulan.
2.
Judul Berita: Tuntu M. Nur Mundur (Kamis 12 Mei 2011)
Teks berita ini
menceritakan konflik yang terjadi di internal manajemen Arema Indonesia.
Seperti yang digambarkan dalam teks tersebut, konflik internal tubuh Arema
terjadi ditengarai karena organisasi yayasan yang menaungi Arema dalam kondisi sakit. Dan orang yang paling
bertanggung jawab di organisasi itu adalah Muhammad Nur selaku ketua Yayasan
Arema. Muhammad Nur telah melakukan kesalahan besar terhadap Arema. Pertama,
dia sudah bertindak wanprestasi dalam kontrak penggawa Arema. M. Nur
menandatangani kontrak Noh Alam Shah dan kawan-kawan namun kemudian
menelantarkan Arema. Alasan kedua secara de
facto dia sudah tidak aktif selama lima bulan di Arema. Dua alasan tersebut
sudah sangat kuat. Jika M. Nur bisa mengundurkan diri dari Arema
Ada
dua tema utama (tematik) wacana yang dikembangkan dalam dalam berita
tersebut. Pertama, akar dari konflik internal Arema adalah Muhammad Nur sebagai
ketua yayasan. Sementara M. Nur sendiri sudah menghilang sejak ia melakukan
blunder dengan menandatangani kerja sama dengan konsorsium Liga Primer
Indonesia (LPI), Sepetember 2010 lalu. Kedua, Muhammad Nur didesak resign dari ketua yayasan oleh pendiri
Arema Luck Acub Zainal. Tema utama dari teks berita ini mengsugestikan kepada
publik, Muhammad Nur adalah sumber dari konflik internal Arema dan ia harus
segera mengundurkan diri dari jabatan Ketua Yayasan.
Teks
wacana ini didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana peristiwa antara satu dengan
peristiwa yang lain dirangkai dalam satu teks berita. Bagaimana peristiwa
tersebut disusun dalam teks berita? Yang pertama kali disusun adalah bukan
desakan pendiri Arema kepada Muhammad Nur untuk segera mengundurkan diri dari
jabatannya, tapi justru sumber dari konflik internal manajemen Arema yang
berujung pada menghilangnya Muhammad Nur setelah menandatangani kontrak dengan
konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) pada September 2010 lalu. Dengan
menyusun peristiwa seperti itu yang tergambar kepada publik kemudian adalah
dosa-dosa (kesalahan) Muhammad Nur kepada Arema.
Bagaimana tindakan
pendiri Arema, Lucky Acub Zainal diungkapkan dala teks pemberitaan, dapat juga
dilihat dari elemen detil dan maksud. Tindakan pendiri Arema
mendapatkan porsi detil yang panjang dan digambarkan secara eksplisit. Detil
ini, misalnya, dijelaskan secara detil panjang apa saja yang dilakukan Lucky
Acub Zainal: Lucky meminta dengan tegas agar M. Nur segera mundur dari posisi
ketua yayasan.
Dalam teks berita ini, pembaca bahkan diajak untuk
mengutuk perbuatan-perbuatan yang dilakukan Muhammad Nur. Teks berita, misalnya
tidak menyediakan latar kenapa
Muhammad Nur menghilang sejak ia melakukan blunder dengan menandatangani keja
sama dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI).
Hal
ini didukung dengan pemakaian koherensi tertentu dalam kalimat. Koherensi
adalah pertalian atau jalinan antarkata dalam teks. Berita itu, misalnya,
dipenuhi oleh koherensi pembeda, yang digunakan untuk membedakan dan
membandingkan dua peristiwa atau elemen. Elemen wacana ini misalnya, dipakai
untuk menggambarkan konflik Arema Indonesia: setiap ada permasalahan di Arema,
tidak ada figur yang bertanggung jawab menyelesaikannya. Ini karena ketua
yayasan juga sudah tidak serba hadir di tengah-tengah pemain. Lihat dalam
kutipan berita berikut: “M. Nur menandatangni kontrak Noh Alam Shah dan
kawan-kawan namun kemudian menelantarkan Arema”. Kalimat ini mengsugestikan
kepada khlayak, Muhammad Nur dengan sengaja membuat masalah ditubuh manajemen
Arema Indonesia.
Teks berita tersebut
menggunakan kata ganti “kita”. Seperti terlihat dalam kutipan berikut: “Kalau ia
tidak mundur, kita semua patut mempertanyakan”. Pemakaian kata ganti “kita”
menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu
komunitas tertentu. Teks ini mengindikasikan, semua orang yang berada di bawah
naungan Arema mempunyai perspektif yang sama kepada Muhammad Nur tentang
konflik yang terjadi di Arema. Padahal belum tentu semua pihak yang terkait
dengan Arema menyalahkan Muhammad Nur dalam konflik ini.
KESIMPULAN
Dalam mengkostruksi teks-teks berita isu konflik manajemen Arema
Indonesia, Radar Malang cenderung menonjolkan dampak-dampak negatif dari
konflik manajemen Arema Indonesia. Misalnya, prestasi tim melorot, psikis
pemain tertekan, pemain merasa resah, pemain mogok latihan dan main, pemain
bergejolak, pelatih mengancam manajemen Arema, dan pemain melabrak Ketua
Yayasan Arema Muhammad Nur di rumahnya kawasan Tidar. Konstruksi teks berita
konflik manajemen Arema Indonesia dapat disimpulkan bahwa Radar Malang lebih
berpihak kepada kubu Rendra Kresna. Dalam produksi teks berita konflik
manajemen Arema Indonesia Radar Malang secara eksplisit memarjinalkan posisi
ketua yayasan Arema Indonesia, Muhammad Nur. dalam teks berita dia dijelaskan sebagai kambing hitam atau sumber
dari konflik manajemen Arema Indoneisa
DAFTAR
PUSTAKA
Artikunto
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Eriyanto. 2009. Analisis
Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKiS, Yogyakarta.
Hamidi. 2010.
Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press. Malang.
Moleong , Lexy
J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung
Mondry. 2007. Dasar-Dasar Jurnalistik. Malang:
Universitas Brawijaya.
Rahmat,
Jalaaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakary. Bandung.
Rivers, William
L. 2008. Media Massa & Masyarakat
Modern. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sobur, Alex.
2009. Analisis Teks Media. Remaja Rosdakarya. Bandung
Sugiono. 2006.
Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Alfabet. Bandung
Sumadiria,
AS Haris. 2008. JURNALISTIK INDONESIA: Menulis
Berita dan Feature. Panduan Jurnalis Profesional. Bandung. Simbiosa.
Rekatama Media.