AN-NISAA’
Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah
menciptakanmu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya,
dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-2 dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasinmu. (QS: AN-NISAA’: 1).
METODOLOGI INTERAKSI SIMBOLIK
Prinsip metodologi interaksi simbolik ini sebagai berikut:
1.
Simbol dan interaksi itu menyatu;
Tak cukup bila kita hanya merekam fakta;
Kita juga harus mencari yang lebih jauh
dari itu, yaitu mencari konteks sehingga dapat ditangkap simbol dan makna yang
sebanarnya.
2.
Karena simbol dan makna itu tak lepas dari sikap
pribadi, maka jati diri subjek perlu “ditangkap.”
Pemahaman mengenai konsep jati diri subjek
yang demikian itu adalah penting;
3.
Peneliti harus sekligus mengaitkan antara simbol
dan jati diri dengan lingkungan yang menjadi hubungan sosialnya;
Konsep jati diri terkait dengan konsep
sosiologis tentang struktur social, dan lainnya;
4.
Hendaknya direkam situasi yang menggambarkan
simbol dan maknanya, bukan hanya merekan fakta social;
5.
Metode yang digunakan hendaknya mampu
merfleksikan bentuk perilaku dan prosesnya;
6.
Metode yang dipakai hendaknya mampu menangkap
makna di balik interaksi;
7.
Sensitizing, yaitu sekedar mengarahkan
pemikiran, itu yang cocok dengan interaksionisme simbolik, dan ketika mulai
memasuki lapangan perlu dirumuskan menjadi yang lebih operasional, menjadi
scientific concepts.
Sumber:
I.B. Wirawan, 2013, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma,
Penerbit Kencana, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar