Senin, 27 Oktober 2014

Teori Interaksi Simbolik

AL-ANFAL

(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu  nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Anfal: 53)

TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

Konsep teori interaksi simbolik ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer sekitar tahun 1939.

Karakteristik teori ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu;

Interaksi yang terjadi antar individu berkembang melalui simbol-2 yang mereka ciptakan.

Realitas social merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa individu dalam masyarakat.
Interaksi yang dilakukan antar individu itu berlangsung secara sadar;

Interaksi simbolik juga berkaitan dengan:
1.       Gerak  tubuh, antara lain:
2.       Suara  atau vocal;
3.       Gerakan fisik;
4.       Ekspresi tubuh;
Yang semua itu mempunyai maksud dan disebut dengan “simbol”;

Pada awal perkembangannya, interaksi simbolik lebih menekankan studinya tentang perilaku manusia pada hubungan interpersonal, bukan pada keseluruhan kelompok atau masyarakat.

Proposisi paling mendasar dari interaksi simbolik adalah perilaku dan interaksi manusia itu dapat dibedakan, karena dapat ditampilkan lewat symbol dan maknanya.

Mencari makna di balik yang sensual menjadi penting di dalam interaksi simbolis.

Secara umum, ada enam proposisi yang dipakai dalam konsep interaksi simbolik, yaitu:
1.       Perilaku manusia mempunyai makna di balik yang menggejala;
2.       Pemaknaan kemanusiaan perlu dicari sumber pada interaksi sosial manusia;
3.       Masyarakat merupakan proses yang berkembang holistik, tak terpisah, tidak linier, dan tidak terduga;
4.       Perilaku manusia itu berlaku berdasar penafsiran fenomenologik, yaitu berlangsung atas maksud, pemaknaan, dan tujuan, bukan didasarkan atas proses mekanik dan otomatis;
5.       Konsep mental manusia itu berkembang dialektik; dan
6.       Perilaku manusia itu wajar dan konstruktif reaktif.

Sumber:
I.B. Wirawan, 2013, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Penerbit Kencana, Jakarta.




0 komentar:

Posting Komentar