STRATEGI
REFORMASI
Agar tujuan reformasi administrasi dapat tercapai,
diperlukan strategi yang tepat.
Tuner dan Hulme (1997: 106-131) menyatakan bahwa ada lima
strategi dalam reformasi, yaitu:
a.
Restrukturisasi;
b.
Partisipasi;
c.
Sumber daya manusia;
d.
Pertanggung jawaban;
e.
Interaksi sector publik dan swasta;
Restrukturisasi:
Pengecilan ukuran, pembagian kekuasaan, dan meningkatkan
respons organisasi kepada klien adalah bagian kecil dari restrukturisasi.
Berdasarkan teori ini, alas an utama restrukturisasi adalah
untuk menjadikan organisasi lebih efektif dan efisien.
Komponen struktur dalam organisasi adalah adalah
kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi di dalam organisasi yang
meliputi divisi, spesialisasi, pembagian, dan lain-lain.
Formalisasi adalah tingkat pekerjaan pada organisasi yang
distandarkan.
Sentralisasi merujuk pada tingkat yang memusatkan pembuatan
keputusan.
Partisipasi:
Kecenderungan administrasi publik, khususnya di Negara
berkembang ditekankan pada manajemen publik.
Publik sendiri hanya mempunyai pengaruh kecil pada manajemen
tersebut.
Struktur dan kultur dari birokrasi di Negara berkembang
terutama mempunyai tiga karakter, yaitu:
a.
Menekankan pada pembuatan keputusandari atas ke
bawah;
b.
Hubungan otonomi di dalam memutuskan siapa yang
memperoleh dan apakah pelayanan diberikan;
c.
Adanya asumsi bahwa teknologi merupakan sesuatu
yang superior.
Dalam manajemen publik seperti ini, individu, organisasi,
dan kelompok di dalam masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk memutuskan
kualitas pelayanan yang mereka terima dan bagaimana pengaruh kualitas pelayanan
tersebut.
Sumber daya manusia:
Sumber daya yang paling bernilai dalam suatu organisasi
adalah staf.
Staf bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi tugas-2,
mengorganisasi input, dan memproduksi output.
Tanpa sumber daya manusia tidak akan ada organisasi.
Jadi, tidak mengherankan kalau sumber daya manusia menjadi
perhatian yang serius untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas di dalam
birokrasi Negara.
Pertanggung jawaban:
Pertanggung jawaban merupakan konsep yang sangat kompleks.
Pertanggung jawaban merupakan salah satu tujuan reformasi
publik dan hal ini berarti melibatkan lebih banyak dimensi dan sekadar mengenai
masalah korupsi;
Pertanggung jawaban adalah suatu cara menekan pelaku sector
publik untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
Dalam birokrasi organisasi tradisional pertanggung jawaban dilaksanakan
melalui sebuah hierarkhi dari superior sampai dengan yang paling tinggi.
Proses demokratisasi secara potensial dapat membuat jawaban menjadi lebih terbuka karena
menciptakan sebuah kondisi yang dapat memonitor kinerja sector publik dan dapat
menerapkan tekanan politik.
Interaksi sector
publik dan swasta:
Lembaga keuangan internasional telah mendorong adanya kerja sama
antara sector publik dengan swasta, khususnya pada sector kesejahteraan social
sebagai bagian dari teknik reformasi administrasi.
Sumber:
Chaizi Nasucha, 2004, Reformasi Administrasi Publik, Teori
dan Praktik, PT Grasindo, Jakarta, hlm. 22-23.
0 komentar:
Posting Komentar