AL- FATIHAH
1.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang;
2.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam;
3.
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang;
4.
Pemilik hari pembalasan;
5.
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami mohon pertolongan;
6.
Tunjukanlah kami jalan yang lurus;
7.
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula) jalan
mereka yang sesat.
STRES
Stres biasanya dianggap sebagai istilah negatif.
Stres dianggap disebabkan oleh sesuatu yang buruk (misalnya.
Mahasiswa yang terkena sanksi percobaan di kampusnya, orang yang dikasihi
menderita sakit parah, teguran formal dari pimpinan atas kinerja yang buruk).
Semua hal tersebut adalah bentuk distress (stress yang buruk).
Tetapi, ada juga sisi stres positif dan menyenangkan yang
disebabkan oleh hal yang baik (misalnya, mahasiswa membantu membuat tugas
dekan, seorang kenalan yang patut diperhitungkan dan menarik mengajak …..;
karyawan ditawari promosi kerja di tempat lain). Semua ini adalah bentuk
eustres.
Istilah ini diciptakan pelopor penelitian stres dari bahasa
Yunani “eu”, yang berarti “baik”.
Diterapkan pada tempat kerja, studi penelitian di Cornell
University terhadap 1800 manajer mengidentifikasikan contoh stres “buruk”,
seperti kebijakan kantor, prosedur birokrasi, dan karier yang terhambat serta
stres “baik” seperti tantangan yang muncul dari tanggung jawab yang meningkat,
tekanan waktu, dan tugas berkualitas tinggi.
Gambaran menarik lainnya mencakup dua jenis energy “energy
tegang,” adalah keadaan stres yang dikarakteristikan dengan tekanan dan
kecemasan konstan, dan “stres tenang,”
adalah stres dengan “aliran” bebas yang dikarakterisasikan dengan
sedikit ketegangan otot, keadaan pikiran yang waspada, perasaan badan yang
tenang, intelegensi kreatif, vitalitas fisik, dan rasa senang yang meningkat.
Dengan kata lain, stres dapat dipandang dengan cara yang
berbeda dan dideskripsikan dengan kata “sin”: “Keduanya adalah kata pendek yang
bersifat emosional yang digunakan untuk mengacu pada sesuatu yang perlu
dijelaskan dengan banyak kata.”
Meskipun terdapat berbagai definisi dan perdebatan mengenai
pengertian stres kerja, Ivancevich dan Matteson mendefinisikan stres sebagai
“interaksi individu dengan lingkungannya,” tetapi kemudiam mereka memerinci
definisi kerja sebagai berikut: “respon adaptif yang dihubungkan oleh perbedaan
eksternal (lingkungan) yang menempatkan tuntutan psikologis dan atau fisik
secara berlebihan pada seseorang.
Perhatikan ketiga komponen definisi berikut:
1.
Mengacu pada reaksi terhadap situasi atau
kejadian, bukan situasi atau kejadian itu sendiri;
2.
Menekankan bahwa stres dapat dipengaruhi oleh
perbedaan individu; dan
3.
Menekankan frasa “kebutuhan psikologi dan atau
fisik yang berlebihan,” karena hanya situasi tertentu atau situasi yang tidak
biasa (berlawanan dengan penyesuaian hidup minor) yang dapat menghasilkan
stres;
Dalam definisi lain, Beehr danNewman mendefinisikan “stres
kerja” sebagai kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan
serta dikarakterisasikan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka itu
menyimpang dari fungsi normal mereka;
Dengan menggunakan dua definisi tersebut, dan
menyederhanakannya untuk tujuan bab ini, stres didefinisikan sebagai respons
adaptif terhadap situasi ekternal yang menghasilkan penyimpangan fisik,
psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.
Penting juga untuk menunjukkan bahwa:
1.
Stres bukan hannya masalah kecemasan;
Pada dasarnya, kecemasan terjadi dalam
lingkup emosional dan psikologis, sementara stres terjadi dalam lingkup
emosional, psikologis, dan juga fisik.
2.
Stres bukan hanya ketegangan saraf;
Seperti kecemasan, ketegangan saraf mungkin
dihasilkan oleh stres, tetapi keduanya tidak sama.
Orang yang pingsan menunjukkan stres, dan
beberapa orang “mengendalikannya” serta tidak menunjukkannya nelalui ketegangan
saraf;
3.
Stres bukan sesuatu yang selalu merusak, buruk,
atau dihindari;
Eustres tidak merusak atau buruk.
Tetapi sebaliknya, merupakan sesuatu yang
perlu dicari, bukannya dihindari.
Tentu saja kuncinya adalah bagaimana
manusia menangani stres.
Stres tidak dapat dielakkan;
Stres dapat dicegah atau dikontrol secara
efektif.
Sumber:
Fred Luthans, 2006, Organizational Behavior, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar