Rabu, 10 April 2013

Model Manajemen SDM



Model Manajemen SDM

Model MSDM menyadari bahwa orang mempunyai keinginan-keinginan untuk diterima, status dan pengakuan.
Model ini mengemukakan bahwa banyak orang menginginkan kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan seluruh kemampuannya dan untuk memperoleh kepuasan dari pencapaian tuntutan dan tujuan yang berfaedah.
Contoh dalam hal ini adalah Teori Kebutuhan Berjenjang dari Abraham Maslow.
Model MSDM ini lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan psikologis dan keamanan.
Model ini mengemukakan bahwa pekerjaan pada dasarnya bukan tidak disukai (inherenthy distasteful); Apa yang tidak disukai adalah sekumpulan tugas-tugas yang begitu dibatasi dengan maksud untuk mengahalangi pertumbuhan dan pengembangan, dan suatu lingkungan kerja yang merintangi pemuasan keinginan-keinginan perorangan untuk bias berkembang menjadi lebih matang (mature), perilaku yang mampu mengatur diri (self-directing), dan pengendalian diri (self-controlling).
Asumsi utama dari model MSDM ini adalah penekanan adanya kemampuan manusia yang berlimpah, bukan terbatas (abundance versus scarcity), yang mempermudah performansi (kinerja).
Tujuan model MSDM ini adalah menjamin para anggota organisasi untuk ikut serta dalam keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kerja mereka, dan pada waktu yang bersamaan untuk melaksanakan self-directing dan self-control dalam menjalankan tugas-tugas mereka sehingga dapat dicapai perbaikan-perbaikan dalam performasi organisasi.
Model ini menekankan partisipasi yang lebih luas dari para anggota organisasi dalam unit-unit kerja masing-masing.

Sumber, diadopsi dan diadabtasi dari:
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi Offset, 2003, hal. 41-44.



0 komentar:

Posting Komentar