Model Manajemen SDM
Model MSDM menyadari bahwa orang mempunyai
keinginan-keinginan untuk diterima, status dan pengakuan.
Model ini mengemukakan bahwa banyak orang menginginkan
kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan seluruh kemampuannya dan untuk memperoleh
kepuasan dari pencapaian tuntutan dan tujuan yang berfaedah.
Contoh dalam hal ini adalah Teori Kebutuhan Berjenjang dari
Abraham Maslow.
Model MSDM ini lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan
psikologis dan keamanan.
Model ini mengemukakan bahwa pekerjaan pada dasarnya bukan
tidak disukai (inherenthy distasteful); Apa yang tidak disukai adalah
sekumpulan tugas-tugas yang begitu dibatasi dengan maksud untuk mengahalangi
pertumbuhan dan pengembangan, dan suatu lingkungan kerja yang merintangi pemuasan
keinginan-keinginan perorangan untuk bias berkembang menjadi lebih matang
(mature), perilaku yang mampu mengatur diri (self-directing), dan pengendalian
diri (self-controlling).
Asumsi utama dari model MSDM ini adalah penekanan adanya
kemampuan manusia yang berlimpah, bukan terbatas (abundance versus scarcity),
yang mempermudah performansi (kinerja).
Tujuan model MSDM ini adalah menjamin para anggota
organisasi untuk ikut serta dalam keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
kerja mereka, dan pada waktu yang bersamaan untuk melaksanakan self-directing
dan self-control dalam menjalankan tugas-tugas mereka sehingga dapat dicapai
perbaikan-perbaikan dalam performasi organisasi.
Model ini menekankan partisipasi yang lebih luas dari para
anggota organisasi dalam unit-unit kerja masing-masing.
Sumber, diadopsi dan diadabtasi dari:
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Penerbit Andi Offset, 2003, hal. 41-44.
0 komentar:
Posting Komentar