NAMA : PAULUS I. FUNOME
NIM : 2008210023
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PRODI : ILMU ADMINISTRASI
NEGARA
PERAN ETIKA POLITIK DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
(Studi Pada Kantor Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Malang)
Peran etika mutlak diperlukan dalam berpolitik
terutama dikalangan wakil rakyat atau partai politik, Perumusan kebijakan
publik merupakan kebijakan atau aturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai
pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam membangun masyarakat
maupun pemerintahan.
Dalam
penelitian ini merupaka metode penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif,
dengan langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasiyang mendalam dengan informan lapangan yang diperoleh
dengan teknik porposif samplingdan snowball. Untuk mengukur validitas keabsahan
data dilakukan suatu teknik pemeriksaan yang didasarkan pada sifat dan
kreiteria yang digunakan yaitu dengan cara mengukur derajat kepercayaan,
kepastian, keteralihan dan ketergantungan atas obyek penelitian. Dari langkah
itu dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa data yang dikembangkan
oleh Miles dan Hubermen (1992) yang meliputi proses pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan telah diperoleh suatu kesimpulan:
1. Peran etika politik yang dilakukan dalam perumusan kebijan publik yang
dilakukan di kota malang memiliki esensi dan bertujuan untuk memenuhi keinginan
rakyat, namun semua yang dilakukan oleh para wakil rakyat belum tercapai apa
yang diinginkan oleh rakyat. 2. Faktor pendukung peran etika politik dalam
perumusan kebijakan publik meliputi, kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan
atau instansi yang tidak menimbulkan gangguan atau kendala yang serius, pemahaman
yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan yang diinginkan, tugas-tugas
dirinci dan di tempatkan dalam urutan yang tepat, komunikasi dan koordinasi
yang sempurna. 3. Faktor penghambat etika politik dalam perumusan kebijakan
publik meliputi, ketersediaan anggaran bagi proses penyusunan kebijakan yang
minim, minimnya ketersediaan data hasil penelitian (research) mengenai kebutuhan masyarakat , kebijakan dibuat atas
kepentingan sepihak atau kepentingan salah satu komponen stakeholders saja tanpa melihat
kepentingan publik, ditambah lagi dengan pola pikir serta perspektif yang
sangat terbatas mengenai keberadaan Stakeholders
sebagai pemangku kebijakan dengan jarang melibatkan Stakeholders dalam proses penyusunan draft kebijakan.
Saran
1.
Pengambilan
keputusan hendaknya dilakukan secara terbuka dan dijalankan sesuai dengan etika
terutama dalam perumusan kebijakan publik untuk memenuhi keinginan rakyat bukan
untuk memenuhi keinginan indivu atau kelompok tertentu saja.
2.
Kondisi
eksternal dan komunikasi antar sesama harus dijaga agar tidak menimbulkan suatu
kendala yang serius bagi para wakil rakyat demi membangun daerah dan
masyarakat.
3.
Keterlibatan
instansi pemerintah atau organisasi serta masyarakat untuk menyikapi
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh wakil rakyat. Maka langkah yang perlu
dilakukan adalah memberikan masukan atau kritikan, bantuan sarana atau
prasarana agar pelaksanaan perumusan kebijakan publik berjalan sesuai dengan
etika politik atau undang-undang yang ada dan berlaku.
0 komentar:
Posting Komentar