Latar
Belakang Etika Publik
Etika Publik mulai serius dibahas setelah skandal
“Watergate”, skandal ini memicu pengesahan “The Ethics in Government Act of
1978”, sejak itu orang menggunakan istilah “Etika Publik” karena focus pada
“pelayanan publik”.
Dalam tanggung jawab pelayanan publik, integritas pribadi
itu menjadi dasar integritas publik dengan dua modalitanya, yaitu akuntabilitas
dan transparansi.
Jadi “Etika Publik” berawal dari keprihatinan terhadap
pelayanan publik yang buruk karena konflik kepentingan dan korupsi.
Konflik kepentingan, korupsi dan birokrasi berbelit-belit,
akan melemahkan komitmen pejabat publik pada nilai-nilai etika .
Korupsi menghakibatkan pejabat mengabaikan kepentingan
publik dan lebih memperhatikan kepentingan diri atau kelompoknya dan buruknya
pelayanan publik.
Etika publik menekankan bukan hanya kode etik atau norma,
namun terutama dimensi refleksi.
Etika publik mau membantu dalam mempertimbangkan pilihan
sarana kebijakan publik dan sekaligus sebagai alat evaluasi yang memperhitungkan
konsekuensi etisnya.
Maka focus diarahkan ke modalitas etika, yaitu bagaimana menjembatani jurang
antara norma moral (apa yang seharusnya dilakukan) dan tindakan factual.
Keprihatinan etika publik pada modalitas membedakan diri
dengan ajaran-ajaran saleh atau moral yang lain.
Sehingga Etika Publik diperlukan untuk pembaharuan dan
perbaikan pelayanan publik.
Sumber:
Haryatmoko, Etika Publik, Untuk Integritas Pejabat Publik
dan Politisi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Kompas Gramedia,
2011.
0 komentar:
Posting Komentar