BAHAN KULIAH
LATAR BELAKANG PEMBERIAN MATA KULIAH INI
A. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN
Manusia
memiliki tabiat dodorngan yang tinggi untuk ingin tahu dengan akalnya, dan itu
adalah dari pemberian yang paling tinggi dari Maha Pencipta kepada manusia,
yaitu pikiran.
Maka dari
itu orang menyebutnya sebagai homo sapiens, makhluk yang berfikir, mahkluk
tertinggi bilamana dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lain, dan dijadikanlah
Khalifah di bumi ini, namun bilamana pemberian itu tidak digunakan maka bisa jadi
akan sama dengan hewan dan mungkin lebih rendah lagi.
Meskipun
manusia itu memiliki pikiran, bukan jaminan bagi manusia memiliki pengetahuan
secara otomatis, karena rupanya pikiran manusia hanyalah wadah pengetahuan
saja.
Kesadaran
yang utuh dari seorang ilmuwan dengan ilmu dan iman serta amal shaleh, itulah
manusia yang sebenarnya.
Sumber:
Disarikan
dari buku, Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif
dan Kualitatif, Airlangga University Press, Surabaya, 2001, hlm 1-3.
B. PENELITIAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Antara
penelitian dan Ilmu Pengetahuan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Penelitian
akan berkurang maknanya bilamana tidak digunakan untuk kebutuhan ilmu
pengetahuan, dan ilmu pengetahuan akan menjadi mandul dan mandeg bilamana tanpa
penelitian.
Kerja ilmu
bagi manusia seperti semut hitam yang tiada hari tanpa mengumpulkan makanan,
namun manusia bukan makanan atau dunia yang dikumpulkan tetapi ILMU (PENGETAHUAN),
sehingga manusia tidak terjebak hidup ini hanya di dunia, tetapi ada kehidupan
lagi setelah di dunia ini, yaitu di alam kubur dan di akhirat.
Jadi tugas
manusia sehari-hari adalah untuk mengumpulkan ilmu dan mengamalkannya.
Sumber:
Disarikan
dari buku, Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Format-format
Kuantitatif dan Kualitatif, Airlangga University Press, Surabaya, 2001, hlm
3-7.
C. PENGERTIAN PENELITIAN
Dimulai
dari eksistensi penelitian itu adalah sebagai alat atau perangkat metodologi yang digunakan untuk
membuktikan segala macam ingin tahu tersebut.
Untuk itu
sebenarnya setiap orang itu pernah melakukan penelitian.
Jadi
penelitian itu tidak hanya dilakukan oleh kalangan-kalangan ilmuwan saja,
tetapi setiap orang termasuk yang disebut orang awam, dan menentukan adalah
ilmiah atau tidak.
“Siapapun
boleh meneliti bahkan dengan tegas dikatan bahwa sarjana harus dapat meneliti,
karena hanya dengan penelitianlah ilmu dapat dikembangkan secara ilmiah”
Sumber
bacaan:
(Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta,
2010, h.1.).
Metodologi
penelitian kita sebut adalah cara ilmiah, karena cara untuk memperoleh kebanaran ilmiah
(scientific truth)-nya, bukan karena secara kebetulan, trial and error, dan
otoritas kewibawaan yang disebut unscientific.
Jadi sadar
atau tidak bahwa cara berfikir kritis-rasional adalah cikal bakal gagasan
mengenai cara kerja penelitian ilmiah (scientific research) atau disebut dengan
metodologi penelitian, yaitu dengan menggunakan analisis deduktif dan induktif
serta sistematis.
Prancis
Bacon, menganjurkan agar semua orang yang menginginkan kebenaran, harus
mengobservasi sendiri variable-variabel yang dijadikan alat ukur kebenaran yang
diinginkan, contoh:
1.
Tabulasi ciri-ciri positif, yaitu variable X selalu
berubah pada saat berada dalam kondisi Y,
2.
Tabulasi ciri-ciri negative, yaitu variable X tidak
berubah kendatipun berada dalam kondisi Y,
3.
Tabulasi variable kondisi, yaitu apakah variable X
berubah apabila berada pada kondisi yang berubah-ubah.
Sumber
bacaan:
Prancis Bacon, dalam Burhan Bungin, Metode
Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan iKualitatif, Airlangga University Press, 2001, h 19.
D. Menemukan kebenaran melalui penelitian ilmiah
John
Dewey, langkah-langkah menemukan kebenaran:
1.
Adanya suatu kebutuhan (The felt need)
2.
Menetapkan masalah (The problem)
3.
Menyususn hipotesis (The hyphotesis)
4.
Merekam data untuk pembuktian (Collection of data
as avidance)
5.
Membuat kesimpulan yang diyakini kebenarannya
(Concluding belief).
6.
Memformulasikan kesimpulan secara umum (General
vlue of the conclusion).
Sumber:
John
Dewey, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif
dan iKualitatif, Airlangga University
Press, 2001, hlm. 20-22.
Soetandyo
Wignyosoebroto, bahwa penelitian ilmiah merupakan suatu prosedur di dalam
kegiatan ilmiah yang telah ditetapkan secara ketat dan harus dipatuhi dengan
penuh disiplin, dalam rangka kerja ilmuwan untuk mengembangkan atau menemukan
pengetahuan baru.
Jadi
penelitian dapat dilakukan diseluruh bidang ilmu.
Sumber
bacaan:
Soetandyo
Wignyosoebroto, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format
Kuantitatif dan iKualitatif, Airlangga
University Press, 2001, h 22.
E. SIKAP PENELITI ADALAH SIKAP ILMIAH
1.
Obyektif dan factual (obyektif, fakta)
2.
Open, fair dan responsible (terbuka terhadap saran,
kritik, perbaikan).
3.
Curious: wanting to now (sikap ingin tahu terhdap
informasi / data)
4.
Inventive always (daya cipta, kretif, senang
terhadap inovasi).
F. KEMAMPUAN PENELITI
1.
Think, critically, systematically (berwawasan,
kritik, sistematik)
2.
Able to create, innovate (kemampuan mencipta,
pene,uan baru)
3.
Communicate affectivity.
4.
Able to identify and formulate problem clearly
(mampu mengenal dan merumuskan masalah)
5.
View a problem in wider context (peneliti mampu
membaca masalah dalam kontek yang luas, karena masalah itu tidak berdiri
sendiri).
G. JENIS DAN FORMAT PENELITIAN SOSIAL
Menurut penggolongan
a. Menurut Tujuan
1.
Penelitian Ekplorasi
2.
Penelitian Pengembangan
3.
Penelitian Verifikasi
b. Menurut Pendekatan
1.
Penelitian Longitudinal
2.
Penelitian Cross-sectional
3.
Penelitian Kualitatif
4.
Penelitian Kuantitatif
5.
Penelitian Grounded
6.
Penelitian Survey
7.
Penelitian Studi Kasus
8.
Penelitian Assesment
9.
Penelitian Evaluasi
10.
Penelitian Aksi
c. Menurut Tempat
1.
Penelitian Perpustakaan
2.
Penelitian Laboratorium
3.
Penelitian Kancah
d. Menurut Pemakaian
1.
Penelitian Murni
2.
Penelitian Terapan
e. Menurut Bidang Ilmu
1.
Penelitian Kepemimpinan
2.
Penelitian Kebijakan Publik
3.
Penelitian Pelayanan Publik
4.
Penelitian Kolitik dan OTODA
5.
Penelitian Gender, HAM dan Pembanguan
6.
Penelitian Komunikasi
7.
Dll.
f. Menurut Taraf Penelitian
1.
Penelitian Deskriptif
2.
Penelitian Eksplanasi
g. Menurut Saat Terjadinya Variabel
1.
Penelitian Historis
2.
Penelitian Ekspos – Fakto
3.
Penelitian Eksperimen
Penelitian eksplorasi
Contoh
fiktif, ada kejadian di lingkungan Mahasiswa Administrasi Negara Fisip ini berturut turut terjadi mahasiswa atau dosen
selalu dosen I dan mahasiswa yang lain. Pimpinan dibuat bingung dan bahkan
hampir stress, pada akhirnya ditelitilah masalah ini untuk mencari akar
permasalahannya.
Penelitian pengembangan
Penelitian
ini dilakukan dengan dasar pernah dilakukan baik untuk kepentingan ilmu murni
maupun terapan dan dicari pengembangannya untuk memperoleh temuan-temuan baru.
Penelitian verifikatif – VERIFIKASI
Karakter
penelitian ini adalah missal juga penelitian pernah dilakukan, dan pada tahun
berikutnya dilakukan lagi, dengan maksud untuk mengkoreksi ulang atas data yang
diperoleh tahun sebelumnya.
Penelitian longitudinal
Misal
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan disiplin mahasiswa dari
masuk tahun pertama sampai dengan lulus, maka penelitian ini tentu memerlukan
waktu yang lama, biaya yang relative tinggi bahkan bias jadi si peneliti keburu
meninggal dunia dan penelitiannya belum selesai, inilah salah satu resiko
penelitian ini.
Penelitian cross-sectional
Penelitian
ini adalah hasil kompromi antara “one-shot” method (menebak satu kali terhadap kasus) dan
longitudinal method (menebak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
Penelitian kualitatif
Penelitian
ini dilakukan dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan
keterbatasan tersebut ingin menggali sebanyak mungkin data atas sasaran
penelitian yang akan dipecahkan, sehingga datanya sangat berkualitas dan tidak
terbatas, semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini
semakin berkualitas.
Penelitian kuantitatif
Penelitian
ini tidak mementingkan kedalaman data, yang penting merekam data
sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas, mudah dianalisis baik melalui
rumus-rumus statistic atau computer.
Penelitian grounded
Penelitian
ini diperkenalkan oleh Glaser dan Straus, 1967, penelitian ini tidak dimulai
dengan desain, tetapi langsung kelapangan, semuanya hipotesis senantiasa jatuh
bangun ditempa data. Jadi data adalah sumber teori. Teori berdasarkan data
sehingga teori juga lahir dan berkembang di lapangan. Kridibiltas penelitian
grounded ditententukan oleh peneliti itu sendiri.
Penelitian
survey disebut juga penelitian deskriptif murni.
Hampir
jumbuh dengan penelitian kuantitatif, akan tetapi cirri yang menonjol adalah
pengambilan data hanya menggunakan Kuesioner dan hanya berkisar pada :
1.
Ciri-ciri demografis masyarakat.
2.
Lingkungan social mereka
3.
Aktivitas mereka
4.
Pe objek penelitian dapat dan sikap mereka.
Sumber
bacaan:
(Moser,
CA, 1969, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format
Kuantitatif dan Kualitatif, Airlangga
University Press, 2001, h. 30).
Penelitian Deskriptif memilki 5 (lima) jenis,
yaitu :
1.
Penelitian deskriptif murni atau survei.
2.
Penelitian korelasi
3.
Penelitian komparasi
4.
Penelitian penelusuran (tracer study)
5.
Penelitian evaluasi
Sumber
bacaan:
(Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta,
2010, h.3.).
Penelitian studi kasus
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek
penelitian, dalam arti objek dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang
tertinggi, cara yang digunakan adalah dengan tabulasi silang, menghubungkan
sejumlah variable, tidak dilakukan dengan mempertahankan keuntungan
masing-masing responden, responden sebagai satu kesatuan dalam suatu analisis.
Sumber
bacaan:
J. Vrendenberg,
1978, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif
dan iKualitatif, Airlangga University
Press, 2001, h. 30).
Penelitian assessment
Yang
menonjol dalam penelitian ini adalah keterlibatan peneliti mulai dari awal
pelaksanaan sampai dengan selesai, kridibilitas hasil penelitian ditentukan
oleh peneliti, namun penelitian ini menggunakan kacamata kuda (menggunakan pedoman
sesuai dengan pedoman pelaksanaan [proyek] yang ada).
Penelitian
evaluasi
Penelitian
ini peneliti bias terlibat dari awal hingga terakhir, atau dari tengah-tengah
proses kegiatan, karena penelitian ini ingin menjawab, apakah kegiatan (proyek,
misalkan) dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sumber
bacaan:
(John W.
Best, 1977, dalam Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format-format
Kuantitatif dan iKualitatif, Airlangga
University Press, 2001, h. 31).
Penelitian aksi
Penelitian
ini disebut juga Action Research, yang lebih banyak dilakukan penelitian pada
hal-hal praktis, dilakukan dari awal kegiatan dan secara terus menerus mencari
kelemahan untuk disempurnakan, untuk itu trial and error mendominasi penelitian
ini, dengan alas an belum efektif dan efisien, kemudian diperbaiki.
Penelitian perpustakaan
Sesuai
namanya penelitian ini dilakukan di Perpustakaan, hasilnya adalah buku,
lay-out, ilustrasi dst.
Penelitian laboratorium
Sebagaimana
namanya penelitian ini dilakukan di Laboratorium, baik oleh Ilmu Eksakta maupun Ilmu Sosial.
Penelitian kancah
Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium yang penuh dengan seribu satu masalah yang tak
kunjung pangkal habisnya, semakin komplek kancah semakin banyak pula
permasalahan yang dapat dipelajari darinya, terutama dalam Ilmu Sosial dan
penelitian ini berhubungan dengan masyarakat atau perilaku manusia.
Penelitian murni (pure)
Penelitian
ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan Ilmu, bukan untuk untuk
diterapkan pada masyarakat untuk jangka pendek namun untuk jangka panjang Ilmu
tetap harus bermanfaat bagi masyarakat.
Penelitian terapan (applied)
Kebalikan dengan
yang tersebut di atas, penelitian ini digunakan langsung untuk aplikasi atau
diterapkan pada masyarakat, contoh
penelitian advokasi kepemimpinan, penelitian kerjasama, dll.
Bahan Bacaan.
1.
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial,
Format-format Kuantitatif dan Kualitatif,
Airlangga University Press, 2001.
2.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, 2010.
0 komentar:
Posting Komentar