BAHAN KULIAH
Renungan:
1.
Dari Al-Hasan, ia berkata, Rasulullah Saw, bersabda
“Barangsiapa kedatangan kematian dalam kondisi mencari ilmu untuk menghidupkan
Islam maka jarak antara dia dengan para Nabi
di surga hanya satu derajat” (HR. Al-Darimy).
2.
Pemimpin adalah pengaruh (John Maxwell, 2002, h.6)
Hasrat ingin tahu manusia
Manusia senantiasa berusaha mencari kesempurnaan dan kebenaran, dan
dengan penelitian banyak hal yang dapat terungkap, menjadikan pengetahuan
semakin luas.
Ilmu pengetahuan sebenarnya merupakan
kumpulan pengalaman dan pengetahuan
sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur
dan kebenarannya sudah teruji (Marzuki, 1977, h.1).
Manusia
dalam mencari kebenaran menempuh berbagai cara:
1. Penemuan secara kebetulan.
Penemuan
ini hasilnya tidak dapat dipastikan benar atau tidak benar.
2. Trial and error
Cara
ini dilakukan dengan mencoba-dan mencoba lagi, pada waktu mengadakan tindakan
(trial) tidak ada kesadaran sama sekali untuk berhasil, jadi bersifat
untung-untungan. Dan bahkan bias jadi mencoba dan salah (error).
3. Otoritas / kewibawaan
Keyakinan
suatu kebenaran datangnya dari orang terkemuka atau memilki kewibawaan.
4. Pemecahan secara spekulasi
Cara
ini berangkat dari trial and error, bedanya lebih teratur dan sistematis, namun
yang bersangkutan tetap belum yakin bahwa apa yang dilakukan ini benar.
5. Dengan berfikir kritis atau berdasarkan
pengalaman
Kemampuan
berfikir yang dimiliki oleh manusia, digunakan dengan 2 cara yaitu:
a.
Deduktif:
yaitu pengaturan jalan fikiran dengan
berpangkal pada premis-premis (kebenaran umum) untuk memperoleh kesimpulan.
b.
Induktif:
berpijak dari fakta-fakta dari
pengalaman langsung, kemudia menarik kesimpulan secara umum.
Pada
kondisi seperti ini, seseorang sudah mulai melakukan penelitian dalam rangka
mencari sesuatu / kebenaran.
6. Metode pendidikan ilmiah
Penyelidikan yang
dilakukan dengan pendekatan taraf keilmuan, dengan asumsi sebab dan akibat, dan
dicarilah penjelasan secara ilmiah, dengan ciri-ciri obyektif, sistematis,
jelas dan dikontrol.
Eksistensi penelitian hanyalah alat, yaitu perangkat
metodologi yang digunakan untuk pembuktian segala macam dorongan ingin tahu.
Karena itu dapat dipastikan semua orang pernah melakukan penelitian (Burhan
Bungin, 2001, h.8)
Daftar
Pustaka:
1.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial,
Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, Airlangga University Press, 2001.
2.
John Maxwell,
Kepemimpinan 101, Inspirasi dan Wawasan bagi Pemimpin, Mitra Media,
2002.
3.
Marzuki, Metodologi Riset, Penerbit Fakultas
Ekonomi, UII Yogyakarta, 1977.
0 komentar:
Posting Komentar