48. KEPEMIMPINAN ETIS
Peng aruh merupakan esensi dari
kepemimpinan, dam para pemimpin yang berkuasa dapat memiliki dampak besar pada
kehidupan dari pada para pengikut dan nasib dari sebuah organisasi.
Seperti yang diingatkan oleh Gini
(1998), masaklah utamanya bukanlah apakah para pemimpin akan menggunakan kekuasaan,
tetapi apakah mereka akan
menggunakannya dengan bijaksana dan
baik.
Potensi besar sekali untuk
pengaruh adalah satu alas an begitu banyak orang yang tertarik dalam aspek etis
dari kepemimpinan. Subyek ini menjadi menonjol dalam bebrapa tahun terakhir.
Satu alas an mungkin adalah kepercayaan publik yang menurun kepada para
pemimpin bisnis dan politik selama tiga decade terakhir (Kouzes & Posner,
1998).
Kekecewaan pada pemimpin kita
dipicu oleh skandal yang berulang yang dipublikasikan dala, media berita,
dibuku-buka dan film. Orang bias menjadi semakin sinis mengenai motif,
kompetensi dan integritas dari para pemimpin bisnis dan politis.
Walaupun ada minat yang meningkat
dalam kepemimpinan etis, juga terdapat perselisihan yang besar mengenai cara
terbaik untuk mendefinisikan dan menilainya.
Dalam disiplin ilmiah yang
menghargai obyektifitas, bahkan mendiskusikan subyek ini saja menyebabkan
beberapa orang merasa tidak nyaman.
Namun, seperti yang ditunjukkan Heifetz (1994), tidak ada
landasan netral secara etis bagi
teori-teori kepemimpinan, karena mereka selalu melibatkan nilai dan asumsi
implisit mengenai bentuk pengaruh yang tepat.
Sumber Bacaan:
Gary Yukl, State University of New York at Albany,
Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Kelima, PT Indeks, Jakarta, 2010, h. 480.
0 komentar:
Posting Komentar