Selasa, 12 Juni 2012

Materi 48, EFK, Kepemimpinan Etis


48. KEPEMIMPINAN ETIS

Peng aruh merupakan esensi dari kepemimpinan, dam para pemimpin yang berkuasa dapat memiliki dampak besar pada kehidupan dari pada para pengikut dan nasib dari sebuah organisasi.

Seperti yang diingatkan oleh Gini (1998), masaklah utamanya bukanlah apakah para pemimpin akan menggunakan kekuasaan, tetapi  apakah mereka akan menggunakannya  dengan bijaksana dan baik.

Potensi besar sekali untuk pengaruh adalah satu alas an begitu banyak orang yang tertarik dalam aspek etis dari kepemimpinan. Subyek ini menjadi menonjol dalam bebrapa tahun terakhir. Satu alas an mungkin adalah kepercayaan publik yang menurun kepada para pemimpin bisnis dan politik selama tiga decade terakhir (Kouzes & Posner, 1998).

Kekecewaan pada pemimpin kita dipicu oleh skandal yang berulang yang dipublikasikan dala, media berita, dibuku-buka dan film. Orang bias menjadi semakin sinis mengenai motif, kompetensi dan integritas dari para pemimpin bisnis dan politis.

Walaupun ada minat yang meningkat dalam kepemimpinan etis, juga terdapat perselisihan yang besar mengenai cara terbaik untuk mendefinisikan dan menilainya.

Dalam disiplin ilmiah yang menghargai obyektifitas, bahkan mendiskusikan subyek ini saja menyebabkan beberapa orang merasa tidak nyaman.

Namun, seperti  yang ditunjukkan Heifetz (1994), tidak ada landasan  netral secara etis bagi teori-teori kepemimpinan, karena mereka selalu melibatkan nilai dan asumsi implisit mengenai bentuk pengaruh yang tepat.

Sumber Bacaan:
Gary Yukl,  State University of New York at Albany, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Kelima, PT Indeks, Jakarta, 2010, h. 480.

0 komentar:

Posting Komentar