Senin, 25 Juni 2012

Materi 55, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Kritik Terhadap Teori Rostow


55 KRITIK TERHADAP TEORI ROSTOW

S. Kuznets, dia mengatakan bahwa Teori Rostow itu harus mempunyai ciri-ciri empiris serta setiap tahap harus cukup menunjukkan perbedaan dan adanya analisis dari setiap tahap untuk memasuki tahap berikutnya.

Sebagai contoh menurut Kuznets adanya kekaburan antara setiap saat seperti tahap prasyarat lepas landas dan lepas landas itu sukar dibedakan.

Selain itu menurut Kuznets bahwa teorinya Rostow itu belum jelas menunjukkan, dalam masyarakat yang bagaimana hal itu dapat terjadi.

Namun demikian apabila dilihat dari contoh-contoh yang disampaikannya jelas adanya pengalaman negara maju, dan Rostow ingin menunjukkan pula kepada pengalaman yang akan terjadi untuk negara-negara yang sedang membangun.

Menurut Kuznets melihat kurang pentingnya membedakan tahap lepas landas dengan tahap sebelum atau sesuadahnya dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat bukan dimulai dari tahap lepas landas tetapi telah berlangsung pada tahap sebelumnya.

Sebagai contoh apabila suatu negara mempersiapkan diri  untuk pembangunan yang lebih maju, maka pada waktu yang bersamaan telah terjadi pembangunan yang pesat.

Atau dilain pihak Kuznets melihat adanya perbedaan antara pengalaman berbagai negara karena sejarah negara itu sendiri.

Sebagai akhir dari kritik Kuznets terhadap teorinya Rostow ialah tahap yang terjadi setelah lepas landas akan terjadi pembangunan self- substained yaitu proses yang akan berjalan dengan sendirinya akan menciptakan kekuatan untuk mewujudkan pembangunan.

Hal ini menurut Kuznets adlah gejala gejala umum dari proses pembangunan sebab proses pembangunan adalah proses adu kekuatan antara factor-faktor yang mendorong pembangunan dan faktor- factor yang menghambat.

Jadi proses itu bukanlah suatu yang terjadi secara otomatis menciptakan tarap peningkatan ekonomi.

Sumber:
Bintoro Tjokroamidjojo, Mirrian Syofian, Muchtar Machmud, Administrasi Pembangunan, Penerbit Karunia, Jakarta, 1987, h. 2.33.

   

0 komentar:

Posting Komentar