55 POTENSI MANFAAT KEPEMIMPINAN
PARTISIPASI
Kepemimpinan partisipasi
menawarkan beragam potensi manfaat, tetapi apakah manfaat itu nyata bergantung
pada siapakah partisipannya, dan berapa banyak pengaruh yang mereka miliki, dan
aspek lain dari situasi keputusan.
Empat potensi manfaat meliputi
kualitas keputusan yang lebih tinggi, penerimaan keputusan yang lebih tinggi
oleh partisipan, kepuasan lebih atas proses keputusan dan pengembangan
ketrampilan pembuatan keputusan.
Kualitas Keputusan:
Melibatkan orang lain dalam
membuat keputusan akan lebih mungkin untuk meningkatkan kualitas dari pada
keputusan saat para partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki pemimpin
dan bersedia untuk bekerja sama dalam menemukan solusi yang baik atas masalah
keputusan.
Bekerja sama dan berbagi pengetahuan akan bergantung kepada
batas di mana para partisipan mempercayai pemimpin dan pemimpin memiliki
sasaran yang tidak dapat dibandingkan, kerja sama tidak mungkin akan terjadi.
Saat tidak adanya kerjasama,
partisipasi dapat mengurangi bukannya meningkatkan kualitas keputusan.
Bahkan dengan kerjasama yang
tinggi, tidak ada jaminan bahwa partisipasi akan menghasilkan keputusan yang
lebih baik.
Proses keputusan yang digunakan
oleh kelompok akan menentukan apakah anggota mampu mencapai kata sepakat, dan
akan menentukan batas di mana keputusan itu memasukkan keahlian dan pengatahuan
para anggotanya.
Jika para anggota memiliki
persepsi berbeda akan masalah itu atau prioritas berbeda akan berbagai hasiul,
sangatlah sulit untuk menemukan keputusan yang berkualitas tinggi.
Kelompok mungkin gagal mencapai
kesepakatan atau gagal mengatasi kompromi yang buruk.
Akhirnya, aspek lain dan situasi
keputusan seperti tekanan waktu, jumlah partisipan, dan kebijakan formal dapat
membuat bentuk partisipasi menjadi tidak praktis.
Penerimaan Keputusan
Orang yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
mebuat keputusan cenderung untuk menganali dan memandangnya sebagai keputusan
mereka.
Rasa kepemilikan ini meningkatkan
motivasi mereka untuk menerapkannya
dengan berhasil.
Partisipasi juga memberikan
pemahaman yang lebih baik atas sifat masalah keputusan dan alas an mengapa
alternative tertentu diterima dan lainnya ditolak.
Partisipan mendapat pemahaman
yang lebih baik tentang mengurangi ketakutan dan kecemasan yang tidak beralasan
tentangnya.
Jika ada kemungkinan konsekwensi
merugikan, partisipasi mengijikan orang mendapatkan solusi yang memcahkan
kekhawatiran ini.
Akhirnya, jika keputusan dilakukan melalui proses partisipasi yang sah
oleh sebagian besar anggota, maka kelompok itu akan mengkin menerapkan tekanan
social pada anggota yang segan untuk melakukan bagian mereka dalam menerapkan
keputusan/.
Keputusan Terhadap Proses Keputusan.
Penelitian mengenai keadilan
procedural (misalnya Earley & Lind, 1987; Lind & Tyler, 1988),
menemukan bahwa kesempatan utuk memperlihatkan pendapat dan
pilihan sebelum keputusan dibuat (yang
disebut “suara”) dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan tanpa melihat
jumlah pengaruh actual yng dimiliki partisipan atas keputusan akhir (yang
disebut “pilihan”).
Orang akan lebih mungkin
memandang bahwa mereka diperlakukan dengan bermartabat dan rasa hormat saat
mereka memiliki kesempatan untuk mereka.
Hasil yang dimungkinkan adalah
persepsi yang lebih besar atas keadilan procedural dan keputusan yang lebih kuat terhadap proses
keputusan (Roberson, Moye & Locke, 1999).
Namun jika tidak ada pengaruh
sebenarnya atas keputusan, suara itu saja mungkin tidak menghasilkan komitmen
yang kuat untuk menerapkan kepuasan itu.
Selanjutnya proses tersebut dapat
menurunkan bukannya meningkatkan kepuasan jika partisipan memandang bahwa
pemimpin sedang berusaha memanipulasi mereka untuk mendukung keputusan yang
tidak disukai.
Sumber:
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi,
Edisi Kelima, Edisi Indonesia, Edisi Kelima, Penerbit PT Indeks, 2010, hal 101 –102.
0 komentar:
Posting Komentar