NAFSU BERKUASA
Manusia adalah pikiran, kata Descartes pada abad ke-17.
“Aku berfikir maka aku ada”.
Para penyair Romantik abad ke – 18 membantahnya dengan
ucapan, “Manusia adalah hatinya”.
Awal abad ke-21 (Indonesia) membantahnya dengan teriakan “Libido
ergo sum, aku punya nafsu, maka aku ada” (sajak Peter Meinke).
Itulah yang terjadi sejak Reformasi bahwa libido
menyingkirkan pikiran dan hati nurani.
Libido merajalela di jalan-jalan, di kantor pemerintahan, di
layar televise, bahkan di tempat ibadah, dan di ruang pendidikan. Gairah nafsu
jadi kaya, ternama dan berkuasa di mana-mana.
Sumber: Jakob
Sumardjo, Kompas, Sabtu, 26 Nopember 2011, h. 6
Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112
0 komentar:
Posting Komentar