Rabu, 11 April 2012

Materi 26, SKK, Metode Pengumpulan Data, Survei




Materi 26.
Bahan Kuliah Seminar Kompetensi Kepemimpinan 2
Pendekatan Metodologi Penelitian


METODE PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF

Pengumpulan data kuantitatif menghasilakan data  bersifat terstruktur, sehingga peneliti dapat melakukan proses pengkuantitatifan data, yaitu mengubah data semula menjadi data berwujud angka.
Hal ini dimungkinkan, sebab metode pengumpulan data kuantitatif berbeda dengan metode pengumpulan data kualitatif.
Dalam pengumpulan data kuantitatif, jika data yang dihasilkan dari bertanya kepada responden, pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat terstruktur.
Salah satu cara yang dilakukan adalah memberikan pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan yang diajukan kepada responden agar data yang terkumpul “tidak” memiliki banyak variasi dibandingkan data kualitatif.
Metode-metode popular yang banyak digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif adalah survey, observasi, dan eksperimen.

SURVEI
Data dikumpulkan dengan menanyai karyawan melalui daftar pertanyaan atau kuesioner terstruktur.
Dengan survey, peneliti ingin memperoleh data, seperti  preferensi, sikap, perasaan, atau pengetahuan responden, dengan bertanya.
Survei diharapkan mencakup semua  karyawan sehingga hasil survey dapat dipandang mewakili seluruh populasi atau sebagian besar karyawan.
Jika jumlah karyawan tidak terlalu besar, semua karyawan dapat disurvei.
Ini menyerupai sensus penduduk.
Dalam penelitian survey melalui kuesioner terstruktur berarti  semua pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden merupakan pertanyaan standar.
Standar di sini berarti antara satu responden dengan responden lain diberi pertanyaan yang sama dan tertulis secara rinci dalam kuesioner.
Responden hanya menjawab pertanyaan sejauh tercantum dalam kuesioner.
Selain itu, biasanya kuesioner memuat alternative jawaban tertentu, sehingga karyawan yang disurvei cukup memilih jawaban sesuai pendapatnya.
Untuk mengumpulkan data melalui survey dapat diterapkan beberapa cara, yaitu survey individu, survey intersep,  survey melalui telepon, survey melalui surat, dan survey melalui jaringan computer atau internet.

SURVEI  INDIVIDU
Dengan metode ini, periset secara  individu langsung bertatap muka dengan karyawan yang disurvei.
Sebelum pelaksanaan, terlebih dahulu periset membuat janji dengan karyawan, menentukan waktu dan tempat pelaksanaan survei.
 Periset atau asistennya menanyai karyawan tersebut dengan sejumlah pertanyaan yang telah disipakan secara terstruktur atau kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnya.
Survey individu juga bias dilakukan dengan mendatang rumah setiap karyawan.
Namun, cara ini meningkatkan biaya transportasi dan menghabiskan lebih banyak waktu serta tenaga periset.

SURVEI INTERSEP
Survei intersep – dari bahasa Inggris “intercept” yang berarti memotong atau menghentikan sementara waktu – merupakan bentuk survey yang dilakukan dengan “menghentikan” aktivitas karyawan.
Karena karyawan paling mudah ditemui saat bekerja, survey dijalankan dengan meminta kesediaan karyawan meluangkan waktu sejenak guna berpartisipasi  dalam survey.

SURVEI MELALUI TELEPON
Sesuai namanya, survey ini dilaksanakan melalui percakapan telepon.
Para karyawan yang dipertimbangkan akan diteliti cukup dihubungi nomor teleponnya pada saat yang tepat.
Waktu yang tepat untuk menelpon adalah kala karyawan sudah sampai di rumah dan sedang bersantai, misalkan pukul 20.00 atau bias juga hari Minggu atau hari libur.
Pada saat itu, biasanya karyawan sedang relaks sehingga tid enggan disurvei.
Pada saat ditelepon, perkenalkan terlebih dahulu identitas periset dan hubungannya dengan perusahaan.
Selanjutnya sampaikan topic riset yang akan diteliti dan pentingnya pendapat karyawan untuk riset.
Jika karyawan bersedia, riset dapat dijalankan saat itu juga melalui percakapan telepon.
Pada saat bersamaan, periset mencatat  jawaban atau tanggapan responden terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Sumber:
Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hlm. 42-45.

0 komentar:

Posting Komentar