KEPEMIMPINAN
GAYA LIBERAL
Disebut juga gaya KEBEBASAN, adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak
diserahkan kepada bawahan.
“laissez-faire” secara harafiah berarti “allow (them) to do”
(mengijinkan mereka bekerja), atau “to leave alone” (biarkan sendiri), “free –
rein” berasal dari kata “free” bebas dan “rein” (kendali), jadi “free-rein”
secara harafiah berarti BEBAS KENDALI.
CIRI
KEPEMIMPINAN LIBERAL:
1.
Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan;
2.
Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan;
3.
Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para
bawahan;
4.
Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahannya;
5.
Hamper tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan, atau kegiatan yang dilakukan para bawahannya;
6.
Prakarsa selalu datang dari para bawahan;
7.
Hamper tiad pengarahan dari pimpinan;
8.
Peranan pemimpin sangat sedikit;
9.
Kepemimpinan pribadi lebih utama dari pada
kepentingan kelompok;
10.
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul
oleh orang per orang.
Sumber:
Sutarto, Dasar-dasar, Kepemimpinan Administrasi, Gajah Mada
University Press, 1986, h. 77-78.
0 komentar:
Posting Komentar