Materi 5.
Bahan
Kuliah Seminar Kompetensi Kepemimpinan 2
Pendekatan
Metodologi Penelitian
MASALAH PENELITIAN
1.
Setiap penelitian yang akan dilakukan selalu
berangkat dari masalah (Sugiyono, 2001, 34).
2.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. (Sugiyono, 2001,
35).
3.
Rumusan Masalah Yang Baik:
Fraenkel
dan Wallen, 1990, 22, dalam Sugiyono, 2001, 36:
a. Masalah
harus feasible,
Dalam arti masalah tersebut harus dapat
dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu.
b. Masalah
harus jelas,
Yaitu semua orang memberikan persepsi
yang sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah
harus signifikan,
Dalam arti jawaban masalah yang
diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia.
d. Masalah
bersifat etis,
Yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal
yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.
4.
Tuckman, 1988,25, dalam Sugiyono, 2001, 36,
Rumusan Masalah Yang Baik, adalah:
Yang
menanyankan hubungan antara dua variable atau lebih (menurut penulis tidak
harus), dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya atau alternative yang tetapi
secara implicit mengandung pertanyaan.
5.
Bentuk-bentuk Masalah Penelitian
a. Permasalahan
Deskriptif
Adalah suatu permasalahan yang berkenaan
dengan variable mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan. (H.37)
Contoh:
1. Seberapa
baik kepemimpinan Pemerintahan Indonesia ?
2. Bagaimana
sikap masyarakat terhadap Legislatif ?
3. Dst.
b. Permasalahan
Komparatif
Adalah permasalahan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan sutau variable pada dua sampel atau lebih.
Contoh:
1. Adakah
perbedaan kepemimpinan antara Fakultas Pertanian dengan Fisip ?
2. Mana
yang lebih baik antara kepemimpinan otoriter, demokratik dan liberal ?
3. Dst.
c. Permasalahan
Asosiatif
Adalah suatu petanyaan penelitian yang
bersifat menghubungkan dua variable atau lebih.
1. Hubungan
Simetris.
Adalah hubungan antara dua variable atau
lebih yang bersifat kebersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif ?
Contoh;
a. Adakah
hubungan kepemimpinan yang efektif dengan kebijakan publik yang efekti ?
b. Adakah
hubungan antara kepemimpinan visioner dengan kepemimpinan integrative?
c. Dst.
2. Hubungan
Kausal.
Adalah hubungan yang bersifat sebab
akibat.
Contoh:
a. Adakah
hubungan Arogansi Legislatif dengan Sikap Apatisme Masyarakat ?
b. Seberapa
besar pengaruh etika dan filsafat kepemimpinan terhadap semangat kerja pegawai
?
c. Dst.
3. Hubungan
Interaktif.
Adalah hubungan yang saling
mempengaruhi.
Contoh:
a. Pengaruh
gaya kepemimpinan dan pelayanan publik terhadap good governance.
b. Pengaruh
gaya kepemimpinan benevolent outocrat terhadap pelaksanaan administrasi
perkantoran yang efektif, efisien dan rasional.
c. Dst.
Bacaan:
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,
Alfabeta, Bandung, 2001.
0 komentar:
Posting Komentar