Meta leadership - organization atau dapat disebut Top Quality Leadershipmampumengurangidanmenepispatologi serta mengantisipasimarjinalisasiseseorangdalamorganisasi, bagaimanaimplementasinya ? Anjar.
Meta leadership - organization atau dapat disebut Top Quality Leadership mampu mengurangi dan menepis patologi serta mengantisipasi marjinalisasi seseorang dalam organisasi, bagaimana implementasinya ?
- Pemimpin harus bisa menerapkan tentang norma kebaikan, moral dan hak milik, hidup rukun atau bersosialisasi, displin kebaikan, hukum formal dan agama. Selain itu adanya kerjasama antara pemimpin dan anggota yang harmonis, tidak saling serobot, tidak saling menyakiti, tidak mau menang sendiri, tidak saling menyalahkan dan sebagainya..
Seorang Leader atau Manager harus mampu meminimalisir gejolak kesenjangan, Teori yang harus dikuasai salah satunya adalah Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950) Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan,yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubunganmanusiawi untukmenunjang tingkat produktifitas kerja. Douglas Mc Gregor dengan teori X dan teori Y. Seorang pemimpin harus selalu memberi motivasi kepada bawahan dan tidak segan2 memberi Reward atau Punishment..
- Meta leadership - organization atau dapat disebut Top Quality Leadership mampu mengurangi dan menepis patologi serta mengantisipasi marjinalisasi seseorang dalam organisasi, bagaimana implementasinya ?
- Untuk menjawab problem leadership perlu upaya koprehensif dan kompeten yang mengutamakan punda mental, etika, spikologi, agama dan filsafat. Seorang leadership sebagai atasan harus mengutamakan pribadi yang profesional, efektivitas kepemimpinan dan produktivitas organisasional supaya tercapai proses hubungan antara pimpinan bawahan dalam suatu situasi
Memberikan pemahaman dan kesadaran ( pelaku implementasi Kebijakan ) terhadap kompleksitas keberagaman Sumberdaya manusia baik tingkat pendidian, dari kultur suku budaya dan agama agar terwujud suasana kondusif sehingga dapat dirumuskan dan dapat dilaksanakan upaya yang sistematis terukur dan terencana dalam Organisasi
Manager atau Leader dewasa dituntut perannya untuk selalu meminimalisir segala konflik yang ada. Kemampuan tersebut harus dipunyai, pendekatan psikologis harus terus terjaga dengan bawahan, tidak segan segan memberi reward bagi mereka yang berprestasi dan sebaliknya memberi punishement bagi bawahan yang sering melakukan hal yang merugikan....
Kemarjilanan Kepemimpinan / Manusia, berarti masalah besar yang dihadapai oleh Pemimpin atau Manusia, dan dapat berakibat negatif atau terpaksa dan tidak berdaya dalam melakukan aksi, reaksi dan interaksi yang efektif, efisien, rasional dan kejujuran dalam mengambil keutusan atau kebijakan. Maka seorang pemimpin harus dalam menepis patologi kepemimpinan dengan mengimplementasikan sikap-sikap sebagai berikut : 1. Efisien Seluruh kegiatan dalam sebuah organisasi harus didasarkan pada asas efisiensi, efisiensi tidak hanya ada pada anggaran tetapi juga ada pada kegiatan. Efisiensi dapat diartikan dengan mengambil jalan paling cepat dalam mencapai tujuan tanpa mengurangi essensi dari tujuan itu, sehingga pencapaian tujuan bisa maksimal, baik dalam hasil maupun kecepatan pelaksanaan. 2. Rasional Pemimpin harus memiliki sikap rasional, bukan hanya rasional dalam arti masuk akal, tetapi juga diartikan bahwa kegiatan harus direncanakan dengan matang dan pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan perencanaan yang sudah dilakukan. 3. Moralitas Moralitas kepemimpinan akan membuat pemimpin mempunyai integritas tinggi sebagai pelayan masyarakat, tanpa pandang bulu dan memntingkan kepentingan sendiri/golongan diatas kepentingan publik, moralitas juga dapat menghindarkan diri dari sikap arogan dan apatis terhadap lingkungan organisasi. 4. Kejujuran Kejujuran akan menjadikan pekerjaan yang dilakukan pemimpin menjadi “no thing to lose”, dengan kejujuran seorang pemimpin akan menjadi pemimpin yang selalu bersikap responsive terhadap permasalahan yang terjadi dan dapat terhindarkan dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) (Tri Anjar Wulansari 2011210066)
Top Quality Leadership mampu mengurangi dan menepis patologi serta mengantisipasi marjinalisasi seseorang dalam organisasi dengan mengimplementasikan sebagai seorang pemimpin/leader harus bisa berfungsi sebagai pemimpin yang bisa mengambil keputusan dalam situasi tertentu. Pemimpin tidak boleh menyalahgunakan wewenang dan jabatannya, seorang pemimpin harus bisa menghadapi perubahan dan inovasi serta mempunyai tujuan dan hasil yang maksimal.
Seorang leadership sebagai atasan harus mengutamakan pribadi yang profesional, efektivitas kepemimpinan dan produktivitas organisasional supaya tercapai proses hubungan antara pimpinan bawahan dalam suatu situasi dan Seorang pemimpin harus selalu memberi motivasi kepada bawahan
Meta leadership - organization atau dapat disebut Top Quality Leadership mampu mengurangi dan menepis patologi serta mengantisipasi marjinalisasi seseorang dalam organisasi, bagaimana implementasinya ?
BalasHapus- Pemimpin harus bisa menerapkan tentang norma kebaikan, moral dan hak milik, hidup rukun atau bersosialisasi, displin kebaikan, hukum formal dan agama.
Selain itu adanya kerjasama antara pemimpin dan anggota yang harmonis, tidak saling serobot, tidak saling menyakiti, tidak mau menang sendiri, tidak saling menyalahkan dan sebagainya..
Seorang Leader atau Manager harus mampu meminimalisir gejolak kesenjangan, Teori yang harus dikuasai salah satunya adalah Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
BalasHapusPendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan,yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubunganmanusiawi untukmenunjang tingkat produktifitas kerja.
Douglas Mc Gregor dengan teori X dan teori Y.
Seorang pemimpin harus selalu memberi motivasi kepada bawahan dan tidak segan2 memberi Reward atau Punishment..
ITUK RUDIANSYAH/CLASS ANJAR
Assalammualaikum, selamat malam pak..
BalasHapus- Meta leadership - organization atau dapat disebut Top Quality Leadership mampu mengurangi dan menepis patologi serta mengantisipasi marjinalisasi seseorang dalam organisasi, bagaimana implementasinya ?
- Untuk menjawab problem leadership perlu upaya koprehensif dan kompeten yang mengutamakan punda mental, etika, spikologi, agama dan filsafat. Seorang leadership sebagai atasan harus mengutamakan pribadi yang profesional, efektivitas kepemimpinan dan produktivitas organisasional supaya tercapai proses hubungan antara pimpinan bawahan dalam suatu situasi
Memberikan pemahaman dan kesadaran ( pelaku implementasi Kebijakan ) terhadap kompleksitas keberagaman Sumberdaya manusia baik tingkat pendidian, dari kultur suku budaya dan agama agar terwujud suasana kondusif sehingga dapat dirumuskan dan dapat dilaksanakan upaya yang sistematis terukur dan terencana dalam Organisasi
BalasHapusManager atau Leader dewasa dituntut perannya untuk selalu meminimalisir segala konflik yang ada. Kemampuan tersebut harus dipunyai, pendekatan psikologis harus terus terjaga dengan bawahan, tidak segan segan memberi reward bagi mereka yang berprestasi dan sebaliknya memberi punishement bagi bawahan yang sering melakukan hal yang merugikan....
BalasHapusKemarjilanan Kepemimpinan / Manusia, berarti masalah besar yang dihadapai oleh Pemimpin atau Manusia, dan dapat berakibat negatif atau terpaksa dan tidak berdaya dalam melakukan aksi, reaksi dan interaksi yang efektif, efisien, rasional dan kejujuran dalam mengambil keutusan atau kebijakan. Maka seorang pemimpin harus dalam menepis patologi kepemimpinan dengan mengimplementasikan sikap-sikap sebagai berikut :
BalasHapus1. Efisien
Seluruh kegiatan dalam sebuah organisasi harus didasarkan pada asas efisiensi, efisiensi tidak hanya ada pada anggaran tetapi juga ada pada kegiatan. Efisiensi dapat diartikan dengan mengambil jalan paling cepat dalam mencapai tujuan tanpa mengurangi essensi dari tujuan itu, sehingga pencapaian tujuan bisa maksimal, baik dalam hasil maupun kecepatan pelaksanaan.
2. Rasional
Pemimpin harus memiliki sikap rasional, bukan hanya rasional dalam arti masuk akal, tetapi juga diartikan bahwa kegiatan harus direncanakan dengan matang dan pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan perencanaan yang sudah dilakukan.
3. Moralitas
Moralitas kepemimpinan akan membuat pemimpin mempunyai integritas tinggi sebagai pelayan masyarakat, tanpa pandang bulu dan memntingkan kepentingan sendiri/golongan diatas kepentingan publik, moralitas juga dapat menghindarkan diri dari sikap arogan dan apatis terhadap lingkungan organisasi.
4. Kejujuran
Kejujuran akan menjadikan pekerjaan yang dilakukan pemimpin menjadi “no thing to lose”, dengan kejujuran seorang pemimpin akan menjadi pemimpin yang selalu bersikap responsive terhadap permasalahan yang terjadi dan dapat terhindarkan dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
(Tri Anjar Wulansari 2011210066)
Top Quality Leadership mampu mengurangi dan menepis patologi serta mengantisipasi marjinalisasi seseorang dalam organisasi dengan mengimplementasikan sebagai seorang pemimpin/leader harus bisa berfungsi sebagai pemimpin yang bisa mengambil keputusan dalam situasi tertentu. Pemimpin tidak boleh menyalahgunakan wewenang dan jabatannya, seorang pemimpin harus bisa menghadapi perubahan dan inovasi serta mempunyai tujuan dan hasil yang maksimal.
BalasHapusSeorang leadership sebagai atasan harus mengutamakan pribadi yang profesional, efektivitas kepemimpinan dan produktivitas organisasional supaya tercapai proses hubungan antara pimpinan bawahan dalam suatu situasi dan Seorang pemimpin harus selalu memberi motivasi kepada bawahan
BalasHapus