Selasa, 09 Oktober 2012

Tujuan Etika


Tujuan Etika

Renungan:
A.   Allah Swt,  berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supay mereka menyembahku” (QS. Adz-Dzariyat, 56)
B.   Rasullah Saw, bersabda: “Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima: Mada mudamu sebelum dating masa tua, masa sehatmu sebelum datang masa sakit, masa kayamu sebelum datang masa miskin, masa luangmu sebelum datang masa sibuk, masa hidupmu sebelum datang kematian” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadraknya, nomor IV/306, dst, dalam buku Abu Ihsan al-Atsry & Ummu Ihsan Choiriyah, Panduan Amal Sehari Semalam, Memaknai Setiao Detik Kehidupan Dengan Beramal Shalih, Pustaka Darul Ilmi, Bogor, 2010).   
Etika
1.    Etika berasal dari bahasa Yunani  : Ethos, yang berarti kebiasaan atau watak.
2.    Etika merujuk pada hal:
a.    Etika berkjenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh amnesia beserta pembenarannya dan dalam hal ini etika merupakan salah satu cabang filsafat.
b.    Etika merupakan pokok permasaalahan di dalam disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia.
(Sumber: Wahyudi Kumorotomo, Etika Adminsitrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, h. 7)
3.    Tujuan Etika, adalah memberitahukan bagaimana kita dapat menolong manusia di dalam kebutuhannya yang riil yang secara susila dapat dipertanggungjawabkan.
(Sumber: Wahyudi Kumorotomo, Etika Adminsitrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, h. 23)
4.    Mortiner Jerome Adler, Siix grat Ideas, Mc Millan, New York, 1981, Ide Agung Etika, bahwa Etika, sebagai pedoman hidup masyarakat:
a.    Keindahan (beauty)
1.    Bahwa hidup dan kehidupan manusia itu sendiri seunggunnya merupakan keindahan.
2.    Dalam kehidupan social kita dapat menyaksikan bahwa orang lebih menyenangi cinta kasih, kerjasama antar manusia, gotong royong, kedamaian dan kehidupan yang berdasarkan saling membantu.
3.    Maka kasih saying, kedamaian dan kesejahteraan itu sesungguhnya merupakan unsure-unsur keindahan.
b.    Persamaan (equality)
1.    Hakekat kemanusiaan menghendaki adanya persamaan antara manusia yang satu dengan yang lain.
2.    Setiap manusia yang terlahir di bumi ini serta merta memiliki hak dan kewajiban masing-masing, tetapi sebagi manusia ia adalah sama atau sederajad.
c.    Kebaikan (goodness)
1.    Secara umum kebaikan berarti sifat atau karakterisasi dari sesuatu yang menimbulkan pujian. (Lacey, A.R, A Dictionary of Philosophy, Routledge & Kegan Paul, London, 1976)
2.    Perkataan baik (good) mengandung sifat-sifat seperti persetujuan, pujian, keunggulan, kekaguman, atau ketepatan.
3.    Ide agung kebaikan sangat erat kaitannya dengan hasrat dan cita manusia, karena pada umumnya manusia menghindari perbuatan-perbuatan buruk.
4.    Lawan idea gung kebaikan adalah keburukan (evil), yaitu jika perbuatannya merugikan diri sendiri, atau merugikan orang lain.
d.    Keadilan (justice)
1.    Keadilan ialah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya.
2.    Menurut Plato, keadilan merupakan substansi rohani umum dari suatu masyarakat yang menciptakan dan menjaga kesatuannya.
3.    Rawls, keadilan meliputi 2 azas:
a.    Bahwa setiap orang hendaknya memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar.
b.    Bahwa perbedaan social ekonomi hendaknya diatur sehingga memberikan manfaat terbesar bagi mereka yang berkedudukan paling menguntungkan serta bertalian dengan jabatan atau kedudukan yang terbuka bagi semua orang berdasarkan persamaan kesempatan yang layak.
(John Rawls, A Theory of Justice, Harvad University Press, Canbridge, 1971).
e.    Kebabasan (liberty)
1.    Keleluasaan untuk bertindak  atau tidak bertindak berdasarkan pilihan-pilihan yang tersedia bagi seseorang.
2.    Kebebasan muncul dari doktrin, bahwa setiap orang memiliki hidupnya sendiri serta mamiliki hak untuk bertindak menurut pilihannya sendiri kecuali jika pilihan-pilihan tindakan tersebut melanggar kebebasan  yang sama dari orang lain.
3.    Itulah sebabnya, hukum sesungguhnya tidak dimaksudkan untuk membatasi kebebasan tetapi justru untuk menjamin kebebasan itu sendiri (Franz Magnis Suseno, Etika Politik, Gramedia Jakarta, 1987, h. 116-118).
4.    Contoh, suatu missal Walikota memutuskan suatu Kebijakan, terus gagal, maka dialah yang pertama-tama mempertanggung jawabkan kegagalan tersebut, mengapa ?
5.    Karena, kebebasan manusia mengandung pengertian:
a.    Kemampuan untuk menentukan diri sendiri;
b.    Kesanggupan untuk mempertanggung jawabkn perbuatan;
c.    Syarat-syarat yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihan-pilihannya beserta konsekwensi dari pilihan itu.
f.     Kebenaran (truth)
1.    Ide kebenaran biasanya dipakai dalam pembicaraan mengenai logika ilmiah, sehingga kita mengenal kriteria kebenaran dalam berbagai cabang ilmu, semisal matematika, biologi, sejarah dan juga filsafat.
2.    Namun ada pula kebenaran mutlak yang hanya dapat dibuktikan dengan keyakinan bukan dengan fakta, yang ditelaah dengan Ilmu Agama.

Sumber: Disarikan dari Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, h. 6 – 42.

0 komentar:

Posting Komentar