Selasa, 30 Oktober 2012

Validitas Riset


Validitas Research Kuantitatif (Penilaian Kesahihan Riset Kuantitatif)

Ukuran kualitas riset terletak pada kesahihan atau validitas data yang dikumpulkan selama riset.
Secara umum, validitas riset kuantitatif terletak pada penentuan metodologinya, sedangkan untuk riset kualitatif terletak pada proses sewaktu periset turun ke lapangan mengumpulkan data dan sewaktu proses analisis – interpretative data.

Riset Kuantitatif:
1.       Validitas Internal;
-          Apakah alat ukur seseuai dengan yang diukur;
-          Pemilihan teori konsep;
-          Pengukuran konsep (reliabilitas): yaitu pada definisi opersional;
2.       Validitas Eksternal;
-          Pemilihan sampel, apa sudah representative atau belum, karena riset kuatitatif dimaksudkan untuk melakukan generalisasi hasil riset, artinya temuan data pada kelompokj sampel tertentu dianggap meakili populasi yang lebih besar.

Alasan Riset Tidak Valid:
1.       Alat ukurnya (instrument / kuaesioner) tidak sesuai dengan apa yang akan diukur. Apakah mungkin menanyakan sikap orang tua, tetapi yang ditanya anaknya ?
2.       Sampel seharusnya mewakili sasaran variabel yang diteliti.

 Riset Kualitatif (konstruktivis) / (Penilaian Kesahihan Riset Kualitatif)
Biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis-interpretasi data.
Jenis-jenisnya adalah:
1.       Kompetensi Subyek Riset;
2.       Trustworthiness;
3.       Intersubyektivity Agreement;
4.       Conscietization;

Kompetensi Subyek Riset;
Artinya:
1.      Subjek riset harus kredibel;
2.      Caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan terkait dengan pengalaman subjek;
3.      Bagi yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai masalah riset, data dari subjek tersebut tidak kredibel;

Trustworthiness;
1.      Menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan
2.      Trusworthiness, menyangkut 2 hal:
a.      Authenticity;
b.      Analisis Triangulasi;

Authenticity;
-          Memperluas kostruksi personal yang dia ungkapkan;
-          Periset memberi kesempatan dan memfasilitasi pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail, sehingga memengaruhi mudahnya pemahaman yang lebih mendalam;
-          Misalnya periset member peluang subjek untuk bercerita panjang lebar tentang apa yang dialaminya dalam konteks wawancara yang informal dan santai.

Analisis Triangulasi;
-          Menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lain dokumen yang ada);
-          Di sini jawaban subjek di crass – check dengan dokumen yang ada;
-          Menuru Dwidjowinoto (2002:9), ada beberapa macam triangulasi:
1.      Triangulasi Sumber;
2.      Triangulasi Waktu;
3.      Triangulasi Teori;
4.      Triangulasi Periset;
5.      Triangulasi Metode;

Triangulasi Sumber, yaitu:
a.      Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda;
b.      Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara;
c.       Membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.

Triangulasi Waktu;
a.      Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu;
b.      Karena itu periset mengadakan observasi tidak hanya sekali.

Triangulasi Teori;
a.      Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu;
b.      Untuk itu diperlukan rangcangan riset, pengumpulan data, analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif.

Triangulasi Periset;
a.      Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara;
b.      Karena masing-masing periset mempunyai gaya, sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena maka hasil pengamatannya bias berbeda meski fenomenanya sama;
c.       Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih abash;
d.      Sebelumnya  mengadakan kesepakatan dalam mementukan criteria atau acuan pengamatan dan wawancara;
e.      Sebelumnya tim perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan criteria atau acuan pengamatan dan wawancara;
f.        Kemudia hasil pengamatan masing-masing ditemukan.

Triangulasi Metode;
1.      Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset;
2.      Dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.

Intersubyektivity Agreement;
1.      Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek didialogkan dengan pendapat, pandangan atau data dari sujek lainnya;
2.      Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data (intersubjectivity agreement);

Conscietization;
1.       Adalah kegiatan berteori, ukurannya:
a.       Pendapat melakukan “blocking interpretation”;
b.      Mempunyai basis teoritis yang mendalam dan kritik harus tanjam;
2.       Kegiatan berteori ini harus bias memaparkan dua hal, yaitu:
a.       Historical situatedness (Ideographic);
Sesuaikan analisis dengan konteks social dan budaya serta konteks waktu dan historis yang spesifik sesuai dengan kondisi di mana riset terjadi;
b.      Unity theory & praxis;
Memadukan teori dengan contoh praktis.
Sumber:
Rachmat Kriyantono,Teknik Praktis, Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2010, hlm. 70-73.

0 komentar:

Posting Komentar