The Right
Man and The Right Place
Salah satu kesuksesan atau kegalan seorang pemimpin adalah
menerapkan kemampuan dalam menafsirkan konsep “the right man and the right
place” secara benar atau tidak benar.
Kejadian menarik adalah bilamana ada terobosan penempatan
pegawai yang tidak sesuai dengan background pendidikan yang dimiliki, sekalipun
secara otonom penempatan pegawai adalah kewenangan pemimpin atau menejer, dan
itu biasa terjadi pada organisasi profit maupun non profit, atau organisasi
pemerintah maupun swasta.
Seorang pemimpin berusaha melihat jauh kedepan, dan pemimpin
yang baik adalah mampu memahami persoalan, sebelum persoalan itu timbul, serta
pemimpin yang bijaksana adalah yang mengerti secara dalam tentang capacity dan
kompetensi yang dimiliki oleh seorang bawahan secara keseluruhan.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memahami suatu
persoalan sebelum persoalan itu timbul, dan secara bijaksana mengerti secara
mendalam tentang capacity dan kompetensi yang dimiliki bawahan secara keseluruhan,
sehingga keputusan yang diambil dapat secara tepat dan arif.
Jadi the right man and the right pleace, bukan hanya urusan
penempatan followership yang sesuai dengan pendidikan dan kompetensinya, tetapi
juga menyangkut penerapan ilmu kepemimpian serta penguasaan teknis atau
pekerjaan substantive, semakin tinggi posisi leader umumnya semakin kecil
penggunaan teknisnya.
Sumber bacaan / disarikan dari:
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan, Teori dan Aplikasi, The
Right Man and The Right Place, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 3-4.
0 komentar:
Posting Komentar